11 [ Lisa & Kevin ]

Start from the beginning
                                    

Ali menatap Lisa disana. Ia sebenarnya juga penasaran apa yang terjadi antara Lisa dan Kevin.

"Panggil nih? Emangnya ga ganggu?" tanya Ali serius.

Alvian menggelengkan kepalanya. "Kagak. Udah cepet!" Ali mengangguk. Lalu ia memanggil Lisa.

"Lisa!!" panggil Ali lantang. Sementara, teman-temannya melambaikkan tangannya dengan maksud mengajak mereka bertiga bergabung.

Putri dan Flora melihat anak cowo yang dikenalnya satu kelas itu langsung pergi kepojok sana. Ia tidak tahu harus membantu Lisa seperti apa. Tak hanya Putri dan Flora saja, Lisa dan semua yang berada dimeja Kevin mengarah ke meja pojok disana.

Lisa tak menyia-nyiakan hal itu. Langsung saja ia menarik tangannya hingga membuat genggaman tangan Kevin terlepas. Lisa berjalan cepat agar Kevin tidak mengejarnya.

Tersadar Lisa lepas dari genggamannya, Kevin mengepalkan tangan kirinya yang berada dibawah meja. Dirinya melihat Lisa yang duduk disamping Ali sambil tersenyum manis kepada semua yang berada dimeja sana.

Tak tahu dimana letak kesalahannya membuat dirinya kesal. Kevin bangkit lalu pergi keluar kantin.

Lisa menyadari kepergian Kevin. Ia menatap punggung Kevin sebentar lalu kembali menanggapi pertanyaan dari teman-temannya.

***

Putri melangkah terburu-buru. Tadi saat free class, mamanya menelpon untuk menemaninya belanja sepulang sekolah. Ia juga terpaksa meninggalkan Lisa dan Flora yang masih merapihkan buku-bukunya.

Begitu melewati parkiran, tas Putri ditarik oleh seseorang membuat langkahnya terhenti. "Kevin?"

"Eh sorry ya, gue lagi buru-buru nih!" lanjut Putri kembali berjalan tapi ditahan.

"Mana Lisa?" tanya Kevin santai.

"Lisa masih dikelas, eh lepasin dong." Putri menarik badannya mencoba untuk melepas tangan Kevin dari tasnya.

"Temen macam apa lo ninggalin dia?" tanya Kevin sinis. Putri memicingkan matanya mendengar ucapan Kevin.

"Maksud lo apa?!" ucap Putri tinggi. Dirinya tak terima.

Kevin menyunggingkan senyumnya sinisnya. Lalu pergi kembali ke motornya.

"Pacar macam apa lo beraninya sakitin sahabat gue!!" maki Putri pada Kevin yang hendak memakai helm. Setelah itu, Putri pergi cepat keluar gerbang. Sementara, Kevin mematung dengan helm yang akan dipakainya.

***

My Jack :

Jangan berharap lo pulang tanpa gue. Ke parkiran sekarang.

Lisa yang sedang duduk di koridor depan kelasnya bersama Flora langsung melihat isi pesan masuk. Dari Kevin. Kevin tahu bahwa dirinya sedang memperlambat kepulangannya agar tidak bertemu dengan cowok itu. Tapi, yang namanya Kevin dengan sifat keras kepalanya yang selalu melekat membuat Lisa menyerah.

Lisa menatap Flora yang tadi ikut membaca pesannya.

"Udah gih, daripada Kevinnya makin marah," ucap Flora seakan tahu maksud tatapan Lisa.

Lisa bangkit dan berjalan setelah berpamit dengan Flora. Ia berjalan sambil menundukkan kepalanya hingga sampai diparkiran.

Begitu sampai disana. Lisa dapat merasakan Kevin sedang menatap dirinya tajam.

"Lo mau jelasin tentang yang tadi pagi?" tanya Kevin pada Lisa begitu didekatnya.

Lisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban membuat Kevin menghembuskan napasnya kasar.

Diambilnya helm, lalu ditariknya dagu Lisa. Kevin menatap mata Lisa sebentar, kemudian memakaikan helm padanya.

***

Kevin menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Lelah merasuki jiwanya. Yang sedari tadi menyita pikirannya adalah sifat Lisa hari ini. Pasti ada satu kesalahan yang dibuatnya sehingga membuat Lisa bersikap seperti tadi.

Untuk menyegarkan pikiran dan badannya, Kevin memutuskan untuk mandi.

***

"-pengen gue jambak tau ga pacar lo!"

"Udahlah Put, jangan diambil hati, gue yakin Kevin lagi kesal aja," Lisa mendudukkan tubuhnya dan bersender dikepala ranjang.

"Tapi tuh gue masih kesel, Sa. Enak aja dia ngomong gue temen macam apa, dia seharusnya nyadar dong, dia itu pacar macam apa yang beraninya bikin lo sakit hati!"

"Udah.. Gue yang salah. Ga seharusnya gue cemburu gitu. Kekanakan banget, 'kan?" Lisa tersenyum sedih. Suaranya mulai serak.

"Eh, Sa. Jangan nangis.. Ga ada gue disitu. Cemburu wajar kok, tandanya lo ga mau kehilangan Kevin." ucap Putri menenangkan.

"Apa sih ngawur ah lo, gue tutup ya. Bye."

Setelah menutup panggilan itu, air mata Lisa lolos begitu saja tanpa izin. Tenggorokkannya terasa sakit, seperti dihimpit sesuatu.

Kemudian, matanya menatap ponsel yang masih digenggamnya. Dicarinya kontak Kevin.

Tutt... Tut.. Tut..

Lisa begitu berharap Kevin mengangkatnya. Tapi, tak ada jawaban dari panggilannya. Kali ini ia yakin, Kevin benar marah padanya.

Begitu ingin meletakkan ponselnya diatas nakas. Ponselnya berdering, sebuah panggilan masuk.

"Halo," ucap seseorang diseberang sana. Suara itu membuat Lisa merindukan sang empunya.

"Lisa?" panggil Kevin lembut. Kali ini Lisa menangis dalam diam.

"Y-ya?"

"Kenapa nelpon?"

"I..tu ke-"

"Kepencet?" tebak Kevin. "Kirain mau ngomong apa, yaudah Kevin tutup, ya?"

Lisa mengangguk seolah Kevin mengetahuinya, suaranya begitu berat dikeluarkan. Setelah mendengar nada terputus-putus, Lisa yakin Kevin telah menutup panggilan itu, bersamaan dengan tangis Lisa yang semakin lama semakin tidak karuan.

28 Februari 2017

Lisa & KevinWhere stories live. Discover now