Part 3 - Sayang Kamu

Start from the beginning
                                    

"Memangnya aku babumu? Ambil saja sendiri!" Jawab Hyesoo kesal.

"Astaga, sensitif sekali! Maksudku, kan seharusnya di meja itu ada air kemasan atau apapun agar bisa diminum oleh orang yang sedang disitu!" Teriak Jimin tak mau kalah.

"Oh begitu, yasudah, aku ada air kemasan, bagaimana kalau kalian menyusunnya di meja ruang keluarga dan ruang tamu?" Jawab Hyesoo kemudian beranjak ke sebuah kardus yang ada di pojok dapur ini.

"Biar kubantu Hyesoo!" Teriakku bersamaan dengan seorang lelaki lain di belakangku.

"Biar aku saja, pabo. Kau masih kecil." Itu Jin! Astaga, menyebalkan sekali. Aku ingin membantu Hyesoo!

"Sudahlah, biar Jungkook saja, kau kan membantuku memasak, Jin." Jawab Hyesoo seperti membelaku.

"Eh tunggu! Jimin! Kau sedang apa disitu? Bantu Jungkook dong!" Teriak Hyesoo kesal ketika melihat Jimin hanya diam berdiri melipat tangannya.

"Maaf lah, aku masih ingin melihat film cinta segitiga." Jawab Jimin dengan senyum sinis.

"Film? Mana-mana aku mau lihatt!!" Teriakku senang.

"Astaga Jimin! Jungkook masih polos! Jangan sekali-sekali meracuni otaknya!" Teriak Hyesoo kesal, aku pun hanya diam dan memasang raut muka seperti 'kalian ngomongin apa sih?'

"Iya ibu ratu, galak sekali." Jawab Jimin kemudian mengangkat kardus tersebut denganku.

•••

Hyesoo's POV

Satu jam telah berlalu, sup buatanku dan Jin pun sudah habis, ternyata para malaikat ini menahan laparnya dari kemarin malam dan tidak berani mengungkapkan kelaparannya seperti Jungkook.

Setelah makan kami pun mulai berbincang-bincang tentang asal-usul dan hal-hal yang menarik dari mereka.

"Hyesoo, apakah kau ingat ketika kau pertama kali memegang kotak kami?" Tanya Rapmon serius

"Dangyeonhaji." Jawabku singkat. (Tentu saja.)

"Nah, ketika kau memegang kotak itu dan melangkahkan kakimu tiga kali lalu berkata 'aneh' maka kami akan berubah menjadi manusia." Jelas Rapmon, yang lain pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Tunggu, berarti kalian tidak bisa menjadi pembatas buku lagi?" Tanyaku pada mereka.

"Bisa, kau hanya perlu melangkahkan kakimu tiga kali lalu berkata 'ajaib' dan kami pun menjadi pembatas buku kembali." Jelas Taehyung.

"Dan, misalkan kotak tersebut ada di kamarmu, maka kami pun juga ada di kamarmu dan ketika diubah menjadi manusia kita berada di samping kotak itu." Tambah J-Hope.

"Tunggu, kalau kotak itu hilang?" Tanyaku dengan sedikit kaget.

"Kami juga ikut hilang." Jawab Jungkook dengan sedih.

"Oh iya! Ketika kami hendak pulang, kamu harus berkata 'aku senang dengan sikap kalian' barulah kami boleh pulang, dan kalau kamu berkata 'aku tidak senang dengan sikap kalian' maka kami akan tinggal disini dan memperbaiki sikap kami." Tambah Jungkook panjang, aku pun hanya mengangguk mengerti.

"Omong-omong keluargamu dimana Hyesoo?" Tanya Rapmon mengalihkan topik kami.

"Orangtuaku bekerja di Paris, kakak perempuanku kuliah di Singapura, dan aku tinggal sendirian di rumah, tetapi setiap dua minggu sekali bibiku akan mengunjungiku." Jelasku dan mereka pun hanya mengangguk mengerti.

"Tenang saja Hyesoo! Sekarang kau punya kami yang akan selalu mendampingimu!" Teriak Jungkook semangat.

"Iya, aku juga ada disini kok untuk kalian, untuk merawat kalian dan.."

"Untuk menyayangi kalian.." Kataku dengan tertawa kecil.

"Astaga, kau so sweet sekali Hyesoo, pasti pacarmu sangat senang!" Kata Jimin dengan menggodaku.

"Astaga, aku belum punya pacar, aku masih free kok.." Jawabku yang membuat semuanya kaget.

"Sungguh?! Kau tidak berbohong kan Hyesoo??" Tanya Jin histeris.

"Iyaa, aku tidak berbohong!" Kataku lalu mengangkat dua jariku.

"Yayyy!! Aku ada kesempatan!!" Teriak Jungkook yang berada di pojok sofa dan semua mata pun mengarah pada Jungkook.

"Are you okay Jungkook?" Tanya Suga kebingungan.

"I'm okay, i'm okay~" Jawab Jungkook dengan senyum super lebar untuk menutupi rasa malunya.

"KAU SUKA HYESOO YA!!" Teriak Jimin tiba-tiba.

"Ahh, apa sih Chim.." Jawab Jungkook malu-malu.

"Chim? Apa itu?" Tanyaku bingung.

"Chim adalah nama panggilan kesayangan kami untuk Jimin!" Sahut J-Hope lalu memeluk Jimin erat-erat, yang dipeluk pun hanya mengeluarkan raut muka kesalnya. Imut sekali.

"Oh begitu, kalau aku memanggilmu Chim boleh tidak?" Tanyaku menggoda Jimin.

"Boleh dong, kan aku sayang kamu!"

DEG!

Astaga.

Jantungku jatuh lagi untuk ketiga kalinya pada hari ini. Mengapa para malaikat ini selalu membuat jantungku jatuh ke lantai?

"Eh tunggu! Hyesoo! Kau harus tepati janjimu untuk mengajari kami memasak makanan kemarin!" Teriak Jungkook memecah tawa kami.

"Astaga, kau masih ingat rupanya. Iya-iya, kalau hari ini tak sempat besok saja ya, karena stok mie instant
ku juga habis, jadi aku harus ke minimarket dulu nanti." Jelasku panjang.

"Baiklah, besok ya? Janji?" Tanya Jungkook lalu mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji!" Jawabku lalu menyematkan kelingkingku di kelingking milik Jungkook.

—Sayang Kamu : Selesai

×××

ANNYEONG!! ASTAGAAAA UDAH 100 READERS:')

tapi ada sesuatu yang bikin author sedih:(

ada satu part dimana readers nya 40+ tapi yang ngevote cuman 4:( yang 36 itu hantu ya?:v tinggalin jejak kalian dong:( tinggal pencet tanda bintang doang kok!:)

satu vote kalian aja udah bikin author semangat + seneng banget!

jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian lewat vote ya! comment sekalian juga boleh kok! wkwk.

satu vote = menambah kebahagian author:)

selamat membaca readers!💓

My Seven Angels [Bangtan Sonyeondan]Where stories live. Discover now