saranghae eomma

1.1K 51 0
                                    

Hidup itu memang tidak seindah seperti cerita-cerita di dongeng disney.

Tapi hidup itu seperti roller coaster.
Kenapa?

Karena terkadang kau diambang kebahagian , tapi tiba tiba saja kau dihempaskan oleh banyak penderitaan.

Dan terkadang kau berada dibawah dari perderitaan yang cukup lama, untuk menantikan kebahagian yang sudah kau tunggu selama ini.

Itulah yang dirasa oleh seorang Park Jimin sekarang ini. Lelaki bocah berumur delapan tahun itu harus menerima pahitnya kehidupan.

Tapi Jimin bangkit setelah satu bulan berlalu,ia harus ingat bahwa ia tak sendiri.

Jimin sudah tak peduli,baginya dua insan yang berada diperutnya ini lebih berharga dari apapun.

Yap. Kau tak salah. Jika berfikir Jimin sedang hamil? Karena nyatanya Jimin memang sedang hamil tua, untuk menantikan dua buah hatinya yang lucu dengan seorang diri.

Kemana sang ayah? Ayahnya telah pergi meninggalkanya dirinya, setelah tau bahwa Jimin yang notaben laki-laki ini dapat dianugrahi buah rahim.

Karena itupula, Jiminpun takkan pusing-pusing memikirkan sang ayah untuk anaknya kelak.

Karena baginya dirinya cukup untuk menjadi ayah sekaligus ibu untuk kedua buah hatinya.

Jiminpun tak ingin repot-repot menyuruh kakaknya, agar mencarikan baby sister untuk anaknya, karena dia sendirilah yang akan merawat anaknya.

Anggap saja, Jimin sudah kebal dengan lika-liku hidup yang dapat menaik turunkan kehidupannya seperti roller coaster tersebut diumur mudanya ini.





Malam itu tiba, dimana dirinya harus berjuang seorang diri kembali untuk kedua buah hatinya, Jimin yang sedang berada dirumah sakit dengan beberapa suster dan dokter yang siap menangani dirinya.

Sebuah gunting dan pisau yang berjajar disebelah sana, siap kapan saja untuk membuat sayatan dari perut Park Jimin.

Sebelum terjadinya sayatan tersebut,Jimin diberi ketenangan dengan sebuah pembiusan dibagian tulang belakang, agar Jimin sadar selama operasi hanya saja akan merasakan mati rasa mulai dari panggul kebawah.



Chanyeol yang saat itu menunggu sang adik dari pintu oprasi, hanya bisa bergumam untuk merapalkan doa-doa, agar tidak terjadi suatu hal yang dapat merengut kedua keponakan juga sang adik.

Sampai terdengar sebuah suara, yang menggema diruangan tersebut, khas seorang anak bayi yang menangis.

Chanyeol bersyukur akan suara tersebut. Ia tak tau harus berucap apalagi. Jimin yang manja tersebut akan siap menjadi seorang tua tunggal untuk kedua anaknya.

Miris memang terdengar, tapi Chanyeol tidak akan membiarkan adik semata wayangnya itu, mengurus kedua anaknya sendiri.
Ia akan ambil adil untuk kebahagian adik serta keponakanya.

Chanyeol dipanggil oleh sang dokter, untuk melihat keadaan sang adik.
Terus memaparkan rasa bahagianya,apalagi ketika Chanyeol, melihat kebahagian sang adik yang diberi intruksi untuk mengurus kedua anaknya tersebut.



Ini sudah lima belas tahun berlalu, dari kelahiran dua buah hatinya, yaitu Taehyung dan Jungkook.

Taehyung dan Jungkook bahkan sudah menerima dirinya dari awal sebagai single parent dan tidak ingin lagi melihat sang eomma menikah kembali dan mengabaikan dirinya.

Karena bagi mereka, Jimin hanya perlu memusatkan perhatianya kepada Taehyung dan Jungkook, tidak pada yang lain ataupun kepada sang ayah baru.

Anggap saja kedua anaknya tumbuh sebagai sosok namja yang overprotective kepada sang eomma.



"eomma aku pulang" ucap Taehyung sambil memeluk pinggang sang eomma dan menelusupkan kepalanya pada leher Jimin yang sedang mencuci piring-piring kotor.

"ya Tae-ah, kau lihat bukan, bahwa sang eomma sedang mencuci, lepaskan pelukanmu itu sayang"

"aku ingin bermanja denganmu,eomma" ucap Taehyung sambil menunjukan wajah memelasnya.

"kau sudah besar, apa kau tidak malu?

"apa yang harus ku malukan?

Jimin berhenti dari aktivitasnya, untuk berbalik kearah Taehyung.

"ya kau sudah dewasa Tae-ah, kau tidak boleh bermanja kepada eomma. Sudah saatnya kau mulai mengenal dunia,tanpa harus eomma tuntun" ucap Jimin sambil melepaskan tangan Taehyung yang bertengker kepada sang eomma.

"eomma, aku dan Jungkook tidak ingin berpisah darimu" ucap Taehyung final.

"memamgnya saat kau memgenal dunia tanpa tuntunan eommamu, kau tidak akan dianggap lagi sebagai anak eomma? eoh?"

"ani,bukan seperti itu eomma" ucap Jungkook tiba-tiba menghampiri kedua sosok lelaki yang sedang berbincang.

"lalu?"

"apa eomma tidak sadar, bahwa kami selalu menjaga eomma"

"tentu,eomma sadar. Karena hal sekecil apapun eomma tau tentang kalian"

"berarti eomma pun tau,bahwa kami jatuh sedang jatuh cinta?"

"mwo? kalian jatuh cinta kepada siapa?"

"EOMMA" ucap kedua anak itu final.

Jimin hanya melirik kedua putranya, sambil menghembuskan nafas.

"itu wajar,karena aku ada eomma kalian" ucap Jimin dengan datar.

"tapi eomma, yang kurasakan dan Taehyung hyung ini, bukan seperti cinta seorang anak kepada sang ibu,tapi seorang kekasih" ucap Jungkook final setelah melihat perdebatan eommanya dan sang hyung.

"berhentilah untuk menggoda, kalian hanya belum tau cara membedakan apa itu artinya suka dan sayang"

"kami tau,bahkan itu sudah terjadi saat kita kecil eomma" Taehyung akhirnya angkat bicara.

"hmmm baiklah baiklah,terserah kalian saja. Cepat makan dan mandi setelah itu kalian istirahat"

"ne eomma"






Jimin beristirahat pada tempat tidurnya dengan nyaman, sebuah fikiran tentang sang anak yang menyukai dirinya membuatnya pusing. Bukankah ini salah? seorang anak mencintai sang ibunya? yang benar saja.

Mungkin mereka hanya belum dapat membedakanya. Sekarang boleh saja mereka berlaku seperti itu,tapi nanti mungkin ia akan melihat Taehyung dan Jungkooknya pergi kesebuah altar untuk acara sebuah pernikahan diri mereka masing-masing.

The end

Re-publish lagi. Ehe. Abis mau nambahin juga lupa sama ini cerita. Jadi mohon maaf.

Jimin x all the member of btsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang