Chapter 10 : Lost Memory

2.6K 169 0
                                    

Pagi yang indah di istana Kerajaan Zaoldyeck, Sakura merasakan panas yang menjalar di seluruh tubuhnya. Dia berbaring di atas ranjangnya, meronta-ronta karena sensasi yang tak biasa. Kishu, yang berdiri di dekatnya, hanya bisa memperhatikan dengan penuh kekhawatiran, menunggu momen yang tepat untuk membantunya melewati transformasi menjadi seorang vampir.

Kishu sangat menyadari pentingnya mengubah Sakura menjadi vampir saat ini. Jika Sakura tidak diubah sekarang, dia tidak akan bisa menjadi vampir selamanya ketika dia mendapatkan kembali kekuatannya sebagai Dewi. Meskipun Kishu tahu akan ada risiko besar, dia memilih untuk menjalankan tindakan ini tanpa ragu. Begitu rontaan Sakura mulai mereda, tubuhnya perlahan memucat, dan napasnya terengah-engah hingga dia akhirnya kehilangan kesadaran.

"Inilah proses yang menyakitkan untuk menjadi seorang vampir. Kau harus merasakan kematian terlebih dahulu," gumam Kishu dengan perasaan campur aduk sambil menatap Sakura yang terbaring kaku.

Namun, saat Kishu sedang dalam momen penuh perasaan, terdengar ketukan pelan di pintu kamar. Kishu dengan cepat bergegas ke luar tanpa membuka pintu kamar Sakura. Mata rubinya berkilat saat menatap kakaknya yang berani mengganggunya di saat genting seperti ini. 

"Ada apa?" Kishu bertanya dengan nada tegas, mengejutkan Silver yang langsung berbalik ke arah suara Kishu.

"Kita menerima kunjungan dari para Dewa," jawab Silver tanpa basa-basi.

"Aku tidak mengundang mereka. Katakan kepada mereka untuk pergi," jawab Kishu seraya berbalik untuk kembali ke kamar Sakura.

"Kau akan terkejut jika mengetahui siapa yang datang," kata Silver, menghentikan langkah Kishu.

"Dari baunya, itu Bangsawan Himawari yang telah datang," jawab Kishu tanpa menoleh. "Katakan kepada mereka untuk menunggu. Mungkin besok aku akan menemui mereka bersama Ratu ku." Kishu kemudian menghilang dari hadapan Silver.

"Baiklah," jawab Silver patuh, dan dia pun pergi begitu saja.

Kishu kembali masuk ke kamarnya, dan Sakura masih tak sadarkan diri di atas ranjang. Dengan setia, Kishu menunggu, duduk di sebuah kursi yang berada di samping ranjang. Iris rubinya terus menatap penuh perhatian tubuh Sakura yang tak kunjung bergerak.

"Sakura..." panggil Kishu dengan lirih.

Berjam-jam berlalu, dan Kishu terus menunggu dengan penuh kekhawatiran. Pria berambut hitam itu kemudian berjalan mendekati Sakura yang masih terbaring tanpa tanda-tanda gerakan. Dengan lembut, ia menyentuh tubuh Sakura yang mendingin, dan kegelisahannya mulai terpancar di wajahnya. Kishu kemudian mengeluarkan kedua taringnya dengan cepat dan menancapkannya ke leher Sakura.

Kishu merasa bahwa sudah cukup, lalu melepaskan gigitannya dan menunggu reaksi dari tubuh Sakura. Meskipun ia telah menunggu lama, tidak ada reaksi apa pun dari Sakura. Kishu memejamkan matanya sejenak, bertanya pada dirinya sendiri, "Apa aku gagal?"

Kishu kembali membuka matanya dan berbaring di samping kanan Sakura, memeluk tubuh dinginnya sambil memejamkan matanya. Ia mencium lembut bibir Sakura, mencoba memberikan sedikit rasa hangat kepadanya.

"Kumohon, bangunlah," bisik Kishu sambil mencium kening Sakura dengan singkat.

Dia mengulangi kata-kata permohonan, berdoa kepada Tuhan. Meskipun Kishu adalah seorang vampir, dia masih mempertahankan keyakinannya akan kehadiran Tuhan. Baginya, Dewa adalah makhluk yang setara dengannya tetapi memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

"Kumohon, wahai Yang Maha Kuasa, pemegang segala kuasa, biarkan aku hidup bahagia bersama Sakura kali ini," gumam Kishu sambil merapatkan tubuhnya dengan Sakura dalam doanya.

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang