Chapter 22 : Have 4 children?

1.4K 97 0
                                    

Berita tentang kehamilan Sakura menyebar dengan cepat di seluruh Kerajaan. Rakyat merasa bahagia dan memberi hadiah kepada sang Ratu yang akhirnya hamil dengan begitu cepat.

Biasanya, Keluarga Zaoldyeck dikenal sulit untuk memiliki keturunan. Mereka umumnya baru memiliki keturunan minimal setelah 500 tahun menikah, dan akan menunggu setidaknya 500 tahun lagi untuk memiliki anak kedua. Rentang usia antara Silver dan Kishu sendiri adalah 1587 tahun.

Sebelumnya, Raja dan Ratu tewas dibunuh oleh Kishu, dan inilah alasan mengapa Kishu kemudian diangkat sebagai Raja oleh para dewan, meskipun status aslinya masih sebagai Pangeran karena belum memiliki seorang istri.

Namun, apa yang tidak terduga adalah bahwa Silver mendapatkan keberuntungan dengan cepat dan memiliki bukan satu, tetapi empat anak sekaligus. Kerajaan benar-benar beruntung kali ini, meskipun Raja sebelumnya telah meninggal tanpa meninggalkan jejak.

Meski janin yang dikandung Sakura belum terlahir, bagaimana mereka mengetahuinya? Raja dan Ratu tidak boleh mengandung secara alami. Jadi, saat usia kandungan hanya satu minggu, janin yang belum terbentuk dipindahkan dari rahim Ratu ke dalam sebuah tabung berisi cairan pelindung. Ini dilakukan untuk menghindari risiko yang sangat besar terkait kelahiran alami. Jika sang Ratu dipaksa untuk melahirkan, itu bisa sangat berbahaya, dan dalam kasus seperti itu, yang akan lahir adalah seorang anak yang berusia 10 tahun saat usia kehamilan mencapai sembilan bulan. Proses ini bisa berakibat fatal bagi sang ibu itulah mengapa para peneliti di kerajaannya menciptakan tabung khusus.

Silver merasa sangat bahagia saat mengetahui bahwa Sakura hamil. Meskipun janinnya berada di luar rahim Sakura, dia merasakan sensitivitas ibu hamil pada istrinya. Meskipun kadang-kadang itu membuatnya khawatir, cintanya kepada Sakura sangat besar

Di sisi lain, di Kerajaan Kazuma Etrama Clovis, berita tentang kehamilan Sakura telah mencapai telinga mereka.

"Sampah licik itu menghamili adikku. Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja!" Kazuma marah, dan hanya dengan menghentakkan kakinya, ia membuat kerajaannya mengalami gempa yang cukup kuat.

"Namun, Tuanku, dia adalah suami baru Ratu Sakura. Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Deira bertanya dengan nada cemas.

"Sebelum dia bangkit kembali, kita harus mendapatkan Sakura. Serang kerajaannya sekarang juga," perintah Kazuma dengan suara lantang.

Kazuma melihat tempat penyegelan melalui bola kristal miliknya. Ia melihat pedang yang tertancap mulai melepaskan diri dari bangunan hitam persegi panjang itu. Aura yang memancar dari dalam semakin besar.

 Aura yang memancar dari dalam semakin besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu, Tuanku. Kita tidak bisa menembus barrier yang dipasang oleh Ratu Sakura. Sudah sepuluh ribu pengikut kita yang mati menjadi abu ketika menyerang kerajaannya," potong Deira.

"Lalu, apa kau punya ide lain?" tanya Kazuma sinis.

"Menurutku, bagaimana jika kita menunggu vampir itu melepaskan diri dari segelnya? Vampir itu pasti akan bisa dengan mudah menghancurkan barrier yang digunakan oleh Ratu Sakura. Dalam kekacauan seperti itu, kita hanya tinggal mengambil Ratu Sakura," ide Deira memang sangat brilian mengingat kejeniusannya. Kazuma terdiam sejenak, lalu menatap Deira.

"Jika itu adalah pilihan terbaik, walaupun resikonya tinggi, setidaknya ada kemungkinan menang. Baiklah, aku akan mengikuti saranmu," jawab Kazuma dengan wajah datar.

"Segelnya akan terlepas dalam dua bulan lagi, jadi, saya mohon bersabarlah sedikit lebih lama, Tuanku," ujar Deira dan menghilang dari hadapan Kazuma.

Dua bulan lagi, anak-anak Sakura akan keluar dari tabung mereka. Silver sangat bahagia mengetahui bahwa mereka akan memiliki tiga orang pangeran dan satu putri. Namun, berbeda dengan Sakura, ia merasa ada ketegangan menjelang dua bulan ke depan.

Sakura berada di taman, menatap hamparan bunga yang dia sukai. Perasaannya begitu tidak nyaman dan semakin membuatnya gelisah.

"Ada apa, Ratu ku?" tanya Silver membuyarkan lamunan Sakura. Silver datang setelah menyelesaikan semua pekerjaannya.

Ketika ia hendak menjawab, tiba-tiba sebuah bayangan muncul di dalam otaknya. Terjadi ledakan besar, barrier yang digunakan oleh Sakura hancur seketika. Kemudian, sesosok bayangan muncul dengan wajah yang tidak terlihat. Bayangan itu mengarahkan tangannya ke arah Silver, dan dengan cepat, Silver musnah beserta istananya yang berada di belakangnya. Terbayang jelas dalam pikiran Sakura bahwa anak-anaknya ada di dalam istana yang ikut lenyap bersamaan dengan kekuatan besar yang dilepaskan oleh makhluk itu

"Ratu ku, sadarlah. Ada apa denganmu, sayang?" tanya Silver cemas.

Saat itu juga, kesadaran Sakura kembali. Wajahnya pucat pasi, mengeluarkan keringat dingin, dan sedikit air mata menetes. Sakura bergumam dengan tidak jelas, membuat Silver semakin khawatir.

"Tidak, jangan tinggalkan aku," bisik Sakura dengan penuh ketakutan.

"Aku di sini, Sakura. Aku tidak akan meninggalkanmu. Tenangkan dirimu," jawab Silver sambil memeluk erat Sakura, mencoba meredakan ketakutannya.

"Aku melihatnya," kata Sakura lirih.

"Kau melihat apa?" Tanya Silver, wajahnya penuh kebingungan.

"Kau mati bersama anak-anak di depan mataku. Seseorang menghancurkan barrierku. Aku tidak tahu siapa dia, tetapi dia bisa menghancurkan barrier yang telah kubuat," jawab Sakura sambil sesenggukkan.

Silver mencoba menenangkan Sakura yang terguncang parah oleh penglihatan yang mengerikan itu. Ia menyadari bahwa Sakura telah melihat gambaran masa depan yang mengerikan.

'Ternyata hanya sebentar saja, dia akan datang untuk membunuhku, itu sudah pasti. Aku harus menyelamatkan anak-anakku,' pikir Silver sambil membawa Sakura ke kamarnya.

"Sekarang, tenangkan dirimu, makanlah," kata Silver sambil membuka bajunya. Sakura menurutinya, dan kini dia mulai merasa lebih tenang.

"Apakah kau sudah memiliki nama untuk anak kita, Ratu ku?" tanya Silver sembari menciumi rambut panjang Sakura.

Sakura melepas gigitannya dan menjilat tetesan darah di sudut bibirnya.

"Ya, aku sudah memiliki nama untuk mereka. Apa kau ingin mendengarnya?" jawab Sakura dengan antusias.

"Tentu saja," kata Silver.

"Baiklah, aku ingin memberi nama putra pertama kita Akira Vlad Zaoldyeck, putra kedua Azuza Rune Zaoldyeck, putra ketiga Ryuzaki Draven Zaoldyeck, dan putri kita Kirara Skylar Zaoldyeck. Bagaimana menurutmu?" tambah Sakura dengan senyum di wajahnya.

"Sangat indah, aku senang kau memberikan mereka nama-nama itu," jawab Silver sambil mencium kening Sakura. Sakura tersenyum puas.

Hanya tinggal satu bulan lagi, firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk. Sakura memperkuat barriernya menjadi sepuluh lapis. Hal ini sama sekali tidak mengurangi ketenangannya sedikit pun.

Setelah berpikir panjang dan membicarakannya dengan Silver, Sakura memutuskan untuk segera mengirim anak-anaknya ke Bumi. Saat itulah ia akan merasa tenang, bertarung dengan sekuat tenaga tanpa ada beban. Para rakyat diungsikan ke Bumi, dan dilarang keras menghisap darah manusia selama ia melindungi kerajaan.

Ini adalah satu-satunya cara agar tidak ada pertumpahan darah. Akan tetapi, belum saatnya mereka dikirim ke Bumi karena para pangeran dan putri masih belum membuka mata. Tanpa terasa, dua minggu lagi mereka akan membuka mata dan menyambut dunia ini.


~To be Continue~

Untuk apresiasi silakan yang mau kasih jajan author ke link berikut ya https://saweria.co/Furaferra

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang