Chapter 36 : Ryuzaki

1K 60 0
                                    

Setelah upacara itu, mereka masuk ke dalam kelas dan segera dikerumuni oleh anak perempuan. Sang Pangeran, Ryu, menikmati perhatian mereka. Ia merasakan bau segar darah manusia mereka dan merasa keinginan untuk mengisapnya. Ia memerhatikan lekuk tubuh para anak perempuan yang berada di sekelilingnya dengan penuh hasrat. Namun, di balik keinginannya, ia selalu mengingat Kirara dan ibunya, yang merupakan sosok yang jauh lebih menggoda.

Salah satu dari mereka bertanya kepada Ryu, "Hey Ryu, apakah warna rambutmu asli seperti ini?" Gadis itu terlihat cantik.

Ryuzaki tersenyum dan menjawab, "Ya, ini rambut asli. Aku sangat menyukainya. Begitu indah, bukan?"

"Cantik sekali, Ryu. Mengapa wajah dan rambut kalian berbeda. Kalian kembar, bukan?"

"Ya, kami adalah kembar, namun kami adalah kembar non-identik. Jadi seperti itulah hasilnya, Nona manis," jawab Ryuzaki sambil memegang dagu anak perempuan tersebut. Wajahnya langsung memerah, dan yang lainnya terdengar histeris. Ryuzaki menikmati reaksi mereka. Baginya, manusia adalah sumber hiburan yang menyenangkan.

Sementara itu, Akira, Pangeran lainnya, sepertinya sedang memperhatikan sesuatu. Ia mengarahkan perhatiannya ke seorang gadis dengan kaca mata.

"Kalian tahu siapa gadis itu? yang memakai kaca mata?" tanyanya pada teman-temannya.

"Ah, itu Mazumi Tachibana. Aku harap kau tidak tertarik padanya, Ryu," jawab seorang anak perempuan di depannya. Alis Ryuzaki terangkat, bingung dengan komentar temannya.

"Mengapa begitu? Apa kau cemburu?" canda Ryuzaki.

Gadis itu ingin menjelaskan, tetapi temannya menggagalkannya dengan menyenggol tangannya dan memberi isyarat agar dia tidak bicara terlalu banyak.

"Kami tidak bisa menjelaskannya, tetapi aku akan memberitahumu sedikit," kata temannya seraya membisikkan sesuatu ke telinga Ryuzaki.

Ryuzaki sangat terkejut oleh apa yang ia dengar. Ini akan menjadi menarik. Ia merasa antusias untuk melihat perkembangan selanjutnya. Tanpa sadar, ia menyeringai, dan itu membuat para gadis di depannya merasa agak takut.

Dia lalu mengusap-usap kepala mereka, yang langsung membuat mereka bersemangat dan bahagia. Mereka terlihat seperti peliharaan baru baginya, dan Ryuzaki menemukan tingkah mereka yang lucu.

Ketika bel istirahat berbunyi, Ryuzaki melihat Azuza menarik Kirara pergi dari segerombolan siswa perempuan yang tampak terkesan.

"Hey Azuza, mau makan bersama?" tanya Ryuzaki langsung.

Azuza menoleh ke arahnya dan menjawab, "Tidak, aku ingin makan yang lain," lalu pergi sambil menarik Kirara.

Kemudian, dua gadis siswa perempuan yang lebih tadi langsung bergantung manja pada Ryuzaki, meskipun itu sedikit merepotkan. Ryuzaki juga memperhatikan Akira yang sedang ada di kelas.

"Hey, Akira," panggil Ryuzaki dari belakang Akira. Akira menoleh dan menunggu Ryuzaki untuk melanjutkan.

"Apa kau ingin makan bersama?" tanya Ryuzaki sambil merangkul dua anak perempuan di sisinya.

"Di mana Azuza dan Kirara?" tanya Akira lagi.

"Oh, mereka sedang makan di atap dan tidak ingin diganggu," jawab Ryuzaki sambil mengangkat bahunya sedikit.

Akira memberi izin kepada Ryuzaki untuk makan dengan para wanitanya. Namun, dia memberi peringatan agar tidak berlebihan. Ryuzaki hanya terkekeh melihatnya.

Ryuzaki, meskipun tahu bahwa hasrat vampirnya sangat kuat, berusaha untuk tidak berlebihan. Meskipun demikian, satu pertanyaan selalu mengganggunya: apakah ia boleh makan sedikit saja? Ryuzaki berusaha meraih pemahaman dalam batasan yang ditetapkan untuknya.

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang