Chapter 17 : The Terrible Past

14 1 0
                                    

Berpuluh-puluh tahun telah terlewati, dan hubungan antara Sakura dan Kishu tetap kuat. Cinta di antara mereka tak pernah pudar, seolah-olah setiap hari adalah awal dari kisah cinta mereka. Hidup abadi yang diimpikan oleh banyak orang akhirnya mereka nikmati bersama. Meskipun demikian, Kishu merasa ada sesuatu yang belum lengkap.

Malam itu, Kishu dan Sakura duduk di ruang keluarga mereka, di sudut yang teduh. Api unggun kecil membakar kayu-kayu gersang, menciptakan atmosfer yang tenang dan damai. Sakura duduk di dekatnya, menatapnya dengan perasaan campur aduk.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Ratuku?" tanya Kishu menatap lembut Sakura.

Sakura menatap api kecil itu, lalu menoleh ke arah Kishu. "Aku merasa sudah saatnya aku mendengar kisah tentang ingatanku yang hilang," katanya dengan penuh kesiapan.

Kishu menatap Ratunya yang terlihat gelisah, ia tahu apa yang akan terjadi jika ia menceritakan yang sebenarnya pada Sakura. Akan tetapi, ia tidak ingin ada kebohongan di antara mereka.

Kishu menggenggam tangan Sakura dengan lembut dan mulai menceritakan kisah yang menyedihkan. "Orang yang bertanggung jawab atas kematian kedua orangtua dan sahabatmu adalah Kazuma, ia berpura-pura menjadi kakak angkat dan mengincarmu. Aku tidak ingin menceritakan bagaimana ia membunuh kedua orangtua dan sahabatmu, karena aku yakin kau akan langsung berlari untuk membunuhnya."

"Katakan padaku apa yang terjadi," jawab Sakura sembari bangkit berdiri menatap nyalang suaminya.

Kishu menatap Sakura dengan tatapan sedih, ia mengambil kotak yang selama ini ia simpan dalam ruang penyimpanan dimensi. Kotak hadiah yang pernah diberikan oleh Kazuma kini ia serahkan kembali pada Sakura.

Sakura membuka kotak tersebut perlahan, mengetahui apa yang akan ditemukan di dalamnya. Di dalam kotak, terdapat sepotong jari dengan cincin yang melingkari jari tersebut. Tanpa perlu kata-kata lagi, Sakura memahami apa yang terjadi. Air mata mulai mengalir dari matanya, dan Kishu dengan lembut memegang tangannya, memberikan dukungan dan kekuatan. Mereka berdua sadar bahwa masa lalu yang kelam itu adalah beban yang akan selalu menghantui Sakura.

Kini, dengan kebenaran yang terungkap, Sakura harus menghadapinya. Sakura menutup matanya sejenak, berjuang melawan gelombang emosi yang datang begitu mendalam. Ia merasakan kesedihan, kemarahan, hingga rasa bersalah. Mengetahui kembali peristiwa tragis itu membuatnya merasa bersalah karena ia merasa tidak dapat menolong orang-orang yang dicintainya.

Kishu tetap memegang tangan Sakura dengan lembut, memberikan dukungan yang dibutuhkan. "Sakura, ini bukan salahmu. Kau tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi pada saat itu. Yang terpenting sekarang adalah aku di sini untukmu, dan bersama-sama kita akan berjuang untuk masa depan yang lebih cerah."

Sakura mengangguk perlahan, air mata masih mengalir di pipinya. Meskipun kenangan itu membawa rasa sakit yang mendalam, ia tahu bahwa Kishu akan selalu ada di sisinya. Kishu merangkul Sakura lebih erat, memberinya kehangatan di tengah momen yang sarat dengan kesedihan dan penderitaan. Mereka telah memutuskan untuk melanjutkan, untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bersama-sama.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana aku harus menghadapinya?" tanya Sakura, suaranya bergetar..

Kishu menjawab dengan tegas, "Kita akan mencari keadilan, Sakura. Kazuma harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, dan kita akan menjalani proses ini bersama-sama." Dengan tekad yang kuat, mereka bersiap untuk menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, bersama-sama.

***

Suatu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Kishu, suatu tindakan yang mungkin kelak akan ia sesali. Sekarang, Sakura telah menjadi seorang Vampir, dan sebagai konsekuensinya, ia kehilangan akses pada kekuatan dewanya yang dapat mengubah takdir. Meskipun Sakura masih memiliki kehidupan abadi, perubahan dalam dirinya sangat minim. Satu-satunya perbedaan yang signifikan adalah hilangnya ingatan tentang masa ketika ia masih manusia.

Namun, ada satu informasi yang sangat penting yang Sakura ketahui dari Kishu. Ia mengetahui bahwa keluarganya dan teman-temannya telah dibantai oleh kakak angkatnya sendiri, Kazuma. Kishu tidak menyembunyikan apa pun dari Sakura, ia dengan jujur menceritakan seluruh kejadian yang terjadi, sehingga Sakura memahami sepenuhnya akar masalah yang telah terjadi saat dirinya masih menjadi manusia.

Semenjak Sakura mengetahui kebenaran yang pahit itu, ia merasa sangat menyesal dan marah pada dirinya sendiri karena telah kehilangan ingatannya tentang hal yang sangat penting. Ia bersumpah untuk membalas dendam kepada Kazuma atas semua penderitaan yang telah ditimbulkan padanya.

Beberapa bulan telah berlalu sejak pengungkapan kebenaran itu, dan Sakura telah berusaha untuk mengasah kekuatannya dan mengembalikan ingatannya tentang masa lalunya, terutama ketika ia adalah seorang Dewi. Ia menyadari bahwa jika orang lain mengetahui potensi kekuatannya, bahkan melebihi Kishu, maka mungkin ia akan menjadi target buruan. Namun, Sakura dengan bijaksana telah menyembunyikan potensinya dengan baik, menjaga rahasia yang bisa mengubah segalanya.

Selama latihannya, Kishu telah berusaha memperkuat barrier yang melindungi kerajaannya. Serangan demi serangan terus mengancam, dan Kishu merasa bahwa serangan-serangan itu semakin memuncak. Awalnya, ia menganggap serangan ini hanyalah permainan kecil bagi kekuatannya yang luar biasa, namun, entah mengapa, semuanya telah berubah menjadi ancaman yang lebih serius.

Sudah berpuluh-puluh tahun terlewati sejak pernikahan mereka, Kishu mulai merasa cemas. Belum ada tanda-tanda bahwa Sakura akan segera memiliki seorang pewaris. Baginya, memiliki keturunan adalah keinginan yang mendalam. Ia ingin melihat keturunan dari cinta mereka berdua, yang akan mewarisi kekuatan dan kebijaksanaan mereka. Ketidakpastian ini mulai mengganggunya.

Saat itu, Silver yang bertindak sebagai pelatih dalam menggunakan sihir kepada Sakura, memberikan saran. Ia melihat betapa keras Sakura berlatih tanpa henti.

"Milady, mungkin kita bisa istirahat sejenak?" usul Silver dengan penuh perhatian.

Sakura, yang tengah fokus berlatih, merasa sedikit terganggu dengan usulan tersebut. "Apakah kau kelelahan? Aku bahkan belum merasa letih," jawabnya dengan dingin.

Silver dengan tulus merasa khawatir, lalu memberikan nasehat yang sudah sering kali ia sampaikan selama beberapa tahun terkahir. "Kita telah berlatih selama enam jam tanpa jeda, Milady. Kesehatanmu perlu dijaga. Jika kau terlalu keras menekuni latihan ini, kau bisa merusak tubuhmu, dan ini bisa mempengaruhi kemampuanmu untuk memiliki keturunan."

Namun, Sakura merasa jengkel mendengar kata-kata itu. Dia memikirkan rencananya yang telah berjalan selama satu dekade. 'Keturunan, ya? Aku sengaja membuat diriku tidak bisa mengandung, hingga aku membunuh pria itu. Aku belum ingin memiliki anak. Aku mencintai Kishu, tetapi saat ini bukan saat yang tepat.'

"Baiklah, sekarang istirahat. Kishu telah memanggilku," kata Silver, yang berhasil membuyarkan lamunan Sakura sebelum pergi dengan santai. 

Sakura mendesah ketika Silver pergi dan menggelengkan kepala. "Aku yakin Kishu memintanya agar aku bisa beristirahat," gumamnya sambil meninggalkan tempat latihan. 

Silver mendekati Kishu dan bertanya, "Ada apa? Kau memanggilku?"

Saat Silver mendatangi Kishu, pertemuan mereka membahas serangan yang semakin intens terhadap kerajaan. Kishu merasa perlu untuk keluar dan menghadapi ancaman tersebut langsung. Dia mempercayakan Silver untuk menjaga Sakura selama dia pergi.

"Apa yang bisa aku bantu, Kishu?" tanya Silver dengan sikap siap siaga.

Kishu menjelaskan rencananya dengan cepat. "Aku akan pergi menghadapi serangan itu dan mencoba mengakhiri ancaman ini. Ada kekuatan samar yang ku rasakan, dan aku yakin itu bisa meningkatkan kemampuan Sakura. Kau tinggal di istana dan pastikan Sakura tetap aman."

"Baiklah," jawab Silver dengan senyuman datar di wajahnya.

"Dimana Ratu kita?" tanya Kishu saat mencari tahu keberadaan Sakura.

"Sepertinya Milady kembali ke kamarnya," jawab Silver sambil melihat ke luar jendela tempat Sakura berlatih sebelumnya.

"Baiklah, kau boleh pergi," kata Kishu sebelum dengan cepat menghilang dari hadapan Silver.


~To be Continue~

Untuk apresiasi silakan yang mau kasih jajan author ke link berikut ya https://saweria.co/Furaferra

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang