Chapter 16 : About Us

15 2 0
                                    

Sakura beberapa kali meninggalkan istana untuk menjelajahi kehidupan para Vampir di Kerajaan Zaoldyeck. Meskipun begitu, ia masih merasa bingung tentang bagaimana ras Vampir bisa memiliki keturunan, terutama para Vampir wanita yang mampu mengandung seperti manusia biasa.

Walaupun ia telah menyelidiki dengan cermat, informasi tentang perubahan dalam tubuh Vampir tetap menjadi misteri baginya. Tubuh Vampir seharusnya menjadi mayat yang pucat dan dingin, sesuai dengan legenda, tetapi yang ia saksikan di depannya adalah Vampir yang hidup dengan tubuh dan kehidupan sehari-hari yang sangat mirip dengan manusia.

Sakura juga mencatat bahwa tubuhnya sendiri, meskipun ia telah menjadi Vampir, masih terasa sama seperti saat ia adalah seorang Dewi dan manusia. Hasil dari penelitiannya bersama penyihir setempat mengungkapkan betapa menakjubkannya perubahan pada tubuh Vampir dan kemampuannya. Sampai saat ini, Sakura masih belum dapat melepaskan diri dari anggapan palsu yang ia miliki tentang Vampir.

Saat ini, Sakura berada di pemukiman para Vampir yang hidup berdampingan seperti manusia pada umumnya. Ia tengah ditemani oleh seorang pelayan yang menjaganya. Ia merenung, bertanya-tanya apakah ia dapat mengandung atau tidak, dan apakah Kishu menginginkan keturunan atau tidak. Bayangan melihat anak-anak mereka yang mewarisi sifat dan wajah Kishu sangat menggoda hatinya.

"Bagaimana dengan Kishu?" tanya Sakura kepada seorang pelayan wanita yang selalu mendampinginya.

Pelayan itu menjawab dengan kaku seperti biasanya, "Yang Mulia Kishu kembali ke kerajaan beberapa saat yang lalu dan langsung mencari Anda, Milady."

Sakura tersenyum, ia telah sengaja memperpanjang waktu di pemukiman Vampir ini. Ia ingin memberi Kishu kesempatan untuk mencarinya dan membawanya kembali ke istana. Itu adalah salah satu cara Sakura untuk menarik perhatian suaminya, yang selalu terlalu sibuk dalam urusan kerajaan belakangan ini.

"Pekerjaan yang sangat penting harus diselesaikan terlebih dahulu. Biarkan Kishu sibuk dengan pekerjaannya," ujar Sakura sambil melangkahkan kakinya dengan perlahan.

Pelayan itu hanya mengangguk dan mengikuti Sakura. Mereka berjalan melewati jalan besar yang dikelilingi oleh rumah-rumah warga yang begitu indah, penuh dengan seni dan kekayaan. Vampir memang memiliki selera yang tinggi akan keindahan, mirip dengan para bangsawan manusia

Mereka menuju alun-alun, di mana Sakura bisa melihat anak-anak kecil yang berlarian, bermain dengan teman-teman mereka. Para Vampir dewasa juga berbincang santai di pinggir jalan, sambil mengawasi anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Semuanya terlihat begitu normal, tidak ada yang membedakan mereka dari manusia biasa, kecuali mungkin ketahanan fisik mereka yang luar biasa

"Sepertinya istriku sedang mencoba untuk melarikan diri dari istana," kata seseorang dengan tiba-tiba, mengejutkan Sakura.

Sakura menoleh dan melihat Kishu berdiri di sampingnya dengan kedua tangannya terlipat di depan dada. Senyuman di wajahnya semakin menambah pesona pria itu. Dalam sekejap, alun-alun yang sebelumnya ramai kini menjadi sepi karena kedatangan Kishu yang begitu mengesankan.

"Aku hanya memberikanmu waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu," jawab Sakura sambil tersenyum lembut, lalu ia memutar tubuhnya dan melanjutkan langkah pergi, meninggalkan Kishu.

Kishu tersenyum pahit, lalu langkah kakinya mendekati Sakura, dan dengan lembut ia menarik tangan Sakura. Dalam sekejap, keduanya sudah berada di istana, tepatnya di ruang kerja Kishu yang dipenuhi oleh para petinggi istana yang tengah berkumpul

"Lebih sibuk dari yang aku kira," gumam Sakura sambil tertawa kecil.

"Milady, bagaiaman dengan penerus kerajaan? Apakah Milady sudah memikirkannya?" tanya salah satu petinggi istana.

Sakura membeku, belum ada satu pun pemikiran serius mengenai masalah itu yang melintas dalam pikirannya. Ia menoleh ke arah Kishu, berharap suaminya akan memberikan jawaban yang dapat mengurangi tekanan yang ia rasakan saat ini. Kishu justru tersenyum lebar dan mengangguk dengan antusias.

"Aku menginginkan keturunan yang cantik seperti ibunya," ujar Kishu, mendukung pandangan para petinggi istana.

Sakura membulatkan kedua matanya. "A-aku belum memikirkannya, bukankah masih terlalu dini untuk memikirkan penerus?"

"Tidak masalah, selama Yang Mulia menginginkannya, keinginan itu akan terlaksana dengan baik," jawab salah satu petinggi..

"Akan aku pikirkan," jawab Sakura sambil menatap tajam Kishu.

Rapat berlanjut, tetapi Sakura merasa sedikit terbebani dengan pertanyaan tadi. Ia memutuskan untuk meninggalkan ruangan rapat sejenak, berharap dapat merenung dan menenangkan pikirannya. Tidak disangka, sikap hormat para petinggi dan sikap Kishu yang begitu antusias telah membuatnya merasa tertekan dalam situasi yang seharusnya tidak begitu sulit.

Sakura kembali menuju kamarnya, rapat sepertinya akan berlangsung hingga malam. Saat ini, ia hanya ingin berada di kamarnya, merenungkan pikirannya tentang memiliki anak. Sejujurnya, mentalnya belum siap untuk menjadi ibu. Masih ada banyak hal yang dirasa Sakura belum selesaikan dalam hidupnya.

Saat malam tiba, Kishu kembali ke kamarnya. Ia melihat Sakura yang tengah menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Kishu tahu bahwa ketika Sakura tenggelam dalam lamunannya, ia sering kali tidak sadar akan sekitarnya.

Kishu dengan lembut mencium pipi Sakura. Kontak itu cukup untuk membangunkan Sakura dari lamunannya, ia tersenyum ketika melihat suaminya.

"Apa kau sungguh-sungguh ingin memiliki anak denganku?" tanya Sakura, matanya menatap dalam ke mata merah Kishu yang berkilau seperti rubi.

Kishu mendekat dan memeluk Sakura dengan penuh kasih sayang. Ia mengerti keraguan Sakura, dan jujur, ia sendiri juga memiliki keraguan. Ia sangat ingin memiliki anak dengan Sakura, tetapi ia tahu Sakura belum siap untuk itu.

"Sakura, aku tahu mungkin kau berpikir bahwa aku sebagai seorang Vampir yang keras, tidak menginginkan keturunan. Akan tetapi, itu tidak benar. Aku selalu ingin memiliki anak bersamamu, karena bagi ku itu akan menjadi bukti bahwa kita telah bersatu untuk selamanya. Tidak ada yang akan bisa memisahkan kita berdua. Jika kau merasa belum siap, aku akan selalu menunggu hingga dirimu benar-benar siap."

Sakura meneteskan air mata bahagia. Ia begitu senang mendengar jawaban Kishu, dan ia menyadari bahwa ketakutannya selama ini hanyalah khayalan yang tak berarti. Kishu selalu memikirkan perasaannya, dan pria itu mencintainya dengan caranya sendiri.

Sakura merasa bahagia, perasaan itu tumbuh dan berkembang setiap harinya, meskipun terkadang ia merasa cemas tentang pemikiran-pemikiran terdalam Kishu yang tidak terungkap. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dari pada saat ini.

Kishu merengkuh Sakura dalam pelukannya, merasakan getaran kekhawatiran yang mengganggu istrinya. Kesalahannya adalah jarang membuka diri tentang perasaannya sendiri kepada Sakura. Ia selalu fokus pada kebahagiaan dan kehidupan Sakura.

"Maafkan aku karena sering membuatmu khawatir. Aku tahu aku tidak terlalu pandai membicarakan diriku sendiri. Aku ingin kau tahu segalanya tentangku, tetapi aku tahu kau menghargai privasiku. Lain kali, aku akan mencoba lebih baik untuk berbicara padamu tentang diriku sendiri, sehingga kau tidak perlu khawatir," kata Kishu dengan nada lembut.

Sakura mengangkat kepalanya dari dada Kishu dan menatapnya. "Maafkan aku, aku hanya mencintaimu terlalu dalam, itulah sebabnya aku begitu khawatir."

Kishu tersenyum lembut, mencium kening Sakura dengan lembut. Mereka tahu bahwa cinta di antara mereka begitu kuat, dan kejujuran adalah kuncinya. Lebih lanjut, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang dalam kehidupan mereka, bersama-sama.


~To be Continue~

Untuk apresiasi silakan yang mau kasih jajan author ke link berikut ya https://saweria.co/Furaferra

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang