Chapter 19 : Disaster

10 1 0
                                    

Sakura terus berlatih dengan Silver, tetapi rasa gelisah karena ketiadaan Kishu selama berbulan-bulan membuat konsentrasinya terpecah. Dia sering merasa kesulitan mengendalikan kekuatannya yang semakin berkembang. Bahkan saat melatih, bayang-bayang Kishu yang tak kunjung pulang selalu mengganggu pikirannya.

Berbulan-bulan telah berlalu dan Sakura tidak mendengar kabar apa pun tentang suaminya. Kehidupannya di kerajaan tanpa Kishu menjadi semakin hampa dan membuatnya merasa khawatir. Ia mencoba menghubungi Kishu melalui berbagai cara, tetapi jawabannya selalu nihil.

Kekhawatiran dan ketidakpastian membuatnya semakin putus asa. Sakura memutuskan untuk mencoba berbicara dengan Silver, orang yang selama ini setia mendampinginya.

"Silver, apa kau memiliki kabar terbaru tentang Kishu?" tanya Sakura, suaranya mencerminkan kegelisahan yang mendalam. Sejak pagi, ia bahkan belum memulai latihannya.

Silver menjawab dengan santai, "Maafkan saya, Milady. Saya belum menerima kabar apa pun dari Yang Mulia Raja."

Merasa putus asa dan cemas, Sakura akhirnya berteriak, "Mengapa belum ada kabar? Sudah hampir setahun, dan aku hampir gila, kau tahu itu, Silver!"

Dia membenamkan wajah dalam kedua tangannya, berusaha menahan kecemasan yang merayap dalam dirinya. Kemudian, dengan suara lirih yang hanya Silver yang bisa mendengarnya, dia berkata, "Lakukan apa saja, Silver, agar aku bisa berkomunikasi dengan Kishu. Apa saja."

Silver tetap tenang dan menjawab, "Aku akan mencoba segala cara untuk menghubunginya, sesuai perintahmu, Milady."

Tanpa kata-kata lagi, Silver segera menghilang dari hadapan Sakura, siap menjalankan misi mencari kabar tentang Kishu.

Beberapa minggu berlalu, dan Sakura masih terus menunggu, kecemasannya semakin dalam. Silver, yang akhirnya kembali setelah misinya, dengan wajah serius dan langkah cepat, menghampiri Ratu yang duduk di singgasananya.

"Milady, saya membawa berita baik dan berita buruk untuk Anda," ucap Silver dengan penuh rasa hormat.

"Baiklah, berikan kabar baiknya dahulu," kata Sakura sambil memegang keningnya, mata penuh harapannya.

"Kabar baiknya adalah, saya menerima pesan singkat dari Yang Mulia Raja, Milady." Mendengar itu, Sakura tersenyum lega, tetapi rasa cemas masih bersemayam di matanya.

"Lalu, apa kabar buruknya?" Sakura bertanya dengan khawatir.

"Sayangnya, pesan itu tercatat 6 bulan yang lalu. Beliau menyampaikan keberadaannya, tetapi sambungan terputus secara tiba-tiba. Sebelum putus, kami mendengar ledakan hebat. Saat kami berusaha melacaknya, yang kami temukan hanyalah jubahnya," ungkap Silver. Sakura terdiam, matanya penuh ketidakpercayaan. Silver kemudian menghadapinya dengan serius.

"Dengan kata lain, Yang Mulia Kishu mungkin telah tiada, Milady," ujar Silver, tidak tega melanjutkan berita buruk itu. Sakura meraih jubah yang diberikan oleh Silver, jubah yang terakhir dilihatnya saat Kishu pergi untuk mengecek kekuatan misterius di luar kerajaan.

"Ini tidak mungkin, Kishu..." Sakura terdiam sejenak, lalu tangisannya meledak. Para pelayan dan petinggi istana yang menyaksikan kesedihan Ratu hanya bisa menundukkan kepala mereka, merasa tak tahu harus berbuat apa.

Tidak bisa dipercaya, Sakura terduduk dengan jubah Kishu di genggamannya. Lalu, dengan gemetar, ia memeluk jubah tersebut.

"Tidak, tidak, kau tidak boleh pergi, Kishu, kau tidak boleh meninggalkanku," teriak Sakura dalam keputusasaan. Tangisnya pecah, mengisi ruangan.

Silver hanya bisa menghormati kesedihan Sakura. Dalam keheningan yang terasa berat, mereka meninggalkan ruang singgasana dan membiarkan Sakura beristirahat. Sementara itu, Silver bergegas menuju aula istana untuk memberitahu para petinggi istana dan menjalankan tugas lebih lanjut.

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang