Chapter 18 : Farewell

4K 267 3
                                    

Sakura dengan lembut melepaskan pakaian yang menempel pada tubuhnya, membiarkannya terjatuh ke lantai dengan ringan. Ia memeriksa luka-luka di tubuhnya, luka yang selama ini menjadi saksi perjuangan dan penderitaannya. Air panas yang mengalir ke dalam bak mandi menyentuh kulitnya dengan lembut, menghilangkan kelelahan yang melekat pada setiap ototnya.

Kamar mandi itu luas, berkilauan dengan marmer putih yang elegan. Di tengahnya terdapat bak mandi besar yang memancarkan undangan untuk merendam tubuh. Sakura memilih untuk menikmati saat-saat berendam untuk merelaksasi diri. 

Tembok-tembok pemandian dihiasi dengan lapisan marmer putih yang berkilau, memberikan sentuhan elegan dan bersih. Marmer itu memberikan kesan dingin, tetapi suasana hangat datang dari kolam pemandian air panas di tengah ruangan. Kolam tersebut dibuat dengan desain yang indah, dikelilingi oleh ubin berwarna biru yang menciptakan perpaduan kontras dengan marmer putih. Ubin biru mencerminkan air kolam, menciptakan efek yang memikat.

Kolam itu sendiri cukup besar, memberi banyak ruang bagi Sakura untuk merendam tubuhnya dengan nyaman. Airnya bersih dan jernih, dengan sedikit hiasan bunga-bunga yang mengapung di permukaannya, menambahkan sentuhan keindahan alami. Ada juga lampu-lampu kecil yang tersembunyi di bawah air, menciptakan efek cahaya lembut yang memancar dari dalam kolam.

Dekorasi tambahan berupa lilin-lilin wangi yang ditempatkan di sekitar kolam, memberikan aroma yang menyenangkan dan memberikan suasana santai. Di sekitar kolam, terdapat meja kecil dengan segelas anggur dan dua gelas anggur berwarna merah yang menggoda. Meja ini dilengkapi dengan keranjang berisi handuk lembut dan empuk yang selalu siap untuk digunakan setelah berendam.

Seluruh pemandian ini ditata sedemikian rupa agar Sakura dapat merasa rileks dan terhanyut dalam kemewahan dan kehangatan kolam air panasnya. Ruangan ini adalah tempat yang pribadi dan eksklusif di mana Sakura bisa merawat dirinya sendiri, merilekskan tubuhnya, dan menghilangkan kelelahan. Sambil berendam, Sakura dengan lembut menggosok lengan yang masih memiliki bekas luka. Bekas luka-luka itu belum sempat benar-benar hilang.

"Huft, sepertinya tenagaku sudah pulih untuk malam ini," gumamnya sambil memegang pinggiran kolam. Ia merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata, menikmati hangatnya air panas yang meresap ke dalam kulit.

Tak berapa lama setelah menutup mata, Sakura merasakan sentuhan lembut dan dingin di bibirnya.

"Kishu, jika kau ingin bermain, tunggulah di kamar. Jangan melakukannya di sini, aku bisa membuatmu kelelahan setengah mati," ucap Sakura dengan nada menggoda tanpa membuka matanya.

"Hahahah, sepertinya Ratu ku sedang bersemangat. Mauku bersihkan tubuhmu?" jawab Kishu dengan nada jahil.

"Bisakah kau membersihkanku tanpa membuat 'milikmu' berdiri?" goda Sakura dengan nada mengejek.

"Urgh ... tentu saja tidak. Hanya mendengar suaramu saja sudah cukup untuk membuatku bergairah," jawab Kishu sambil memijat bahu Sakura.

"Kembalilah segera ke kamar, aku akan menghukummu karena kau tidak mau beristirahat setelah berlatih," bisik Kishu ke telinga Sakura dengan nada nakal.

"Dari mana kau tahu? Arghh... Silver sialan, dia pasti yang memberitahumu," umpat Sakura.

"Hahaha, Silver tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya mendengar angin bercerita," jawab Kishu dengan nada misterius.

"Apa maksudmu?" Sakura membuka mata dan menatap Kishu.

"Lupakan saja. Sekarang cepatlah membersihkan tubuhmu. Aku akan menunggu di kamar," jawab Kishu lalu menghilang dengan cepat.

Setelah beberapa saat merenung dalam keheningan kamar mandi yang hanya diisi oleh suara air yang mengalir, Sakura memutuskan untuk keluar dari bak mandi. Ia mengambil handuk yang tersedia dan membungkus tubuhnya dengan lembut. Terdapat cermin besar di salah satu dinding kamar mandi, dan Sakura berhenti sejenak untuk memeriksa dirinya sendiri. Tidak hanya penampilan fisik, tetapi juga pandangan dalam dirinya yang ia coba temukan di balik tatapan mata sendiri.

Ketika Sakura akhirnya selesai dengan ritualnya, ia melangkah keluar dari kamar mandi. Dan yang mengejutkan, di dalam kamar tidur, Kishu sudah berdiri tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya, memamerkan tubuh yang terbentuk sempurna dengan otot-otot sixpack-nya. Pemandangan ini membuat Sakura terkejut, wajahnya memerah dan matanya segera memalingkan pandangannya.

'Aku lupa satu hal, suamiku adalah seorang Vampire yang mesum, tampan, dan mempesona dengan tubuh yang ... seksi,' batin Sakura, berusaha untuk tidak terlalu terpikat oleh penampilan suaminya.

Kishu dengan senyum jahil di wajahnya, melangkah mendekati Sakura dan memeluknya dengan erat. Sakura menatap suaminya dengan pandangan heran.

"Ada apa denganmu?" tanya Sakura.

"Mungkin aku akan sangat merindukanmu," jawab Kishu dengan suara lembut.

"Apa maksudmu? Kau akan pergi?"

"Yah, mungkin untuk beberapa minggu. Aku merasa ada kekuatan yang lumayan besar diluar sana, aku akan memeriksanya. Kau akan di sini ditemani dengan Silver. Apa kau baik-baik saja dengan itu?"

"Kembalilah secepatnya, aku tidak ingin kau tinggalkan diriku terlalu lama," jawab Sakura sambil mengecup pipi Kishu.

"Tentu saja, aku akan berangkat besok pagi. Nah sekarang saatnya untuk 'menghukum' dirimu," jawab Kishu sambil menyeringai, lalu mengangkat tubuh Sakura dan merebahkannya di atas ranjang.

Dalam cahaya lembut di kamar mereka, Kishu dan Sakura terbaring di tempat tidur, setelah berbagi momen intim mereka berdua. Cahaya remang-remang di kamar mereka menambah keintiman suasana.

"Dengar, Kishu," kata Sakura dengan wajah serius, "Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Mengapa kau harus pergi?"

Kishu menatap Sakura dengan lembut, "Ada kekuatan besar di luar sana yang muncul, dan aku merasa perlu untuk memeriksanya. Aku tidak ingin ada ancaman yang mengintai kerajaan kita tanpa kita mengetahuinya."

Sakura menarik selimut lebih dekat ke tubuhnya, merasa sedikit cemas tentang keberangkatan Kishu. "Tapi Kishu, bagaimana jika ada bahaya? Bagaimana jika kau terluka?"

Kishu tersenyum hangat, "Jangan khawatir, Ratu. Aku akan selalu berhati-hati dan kembali secepatnya. Kau akan memiliki Silver untuk menjagamu selama aku pergi."

Sakura akhirnya tersenyum dan mencium bibir Kishu dengan penuh cinta. "Pastikan kau kembali dengan selamat. Aku akan merindukanmu."

Kishu membalas ciuman Sakura dengan lembut, "Aku juga akan merindukanmu, Ratu ku."

Mereka berciuman lagi dengan penuh kasih sayang, tahu bahwa saat ini adalah perpisahan sementara, dan keduanya merasa dihantui oleh ketidakpastian yang ada di luar sana. Akan tetapi, cinta mereka yang kuat akan menjadi penguat saat mereka menghadapi tantangan ini bersama.

Malam itu, mereka bermain-main dengan penuh gairah dan keintiman, hingga pagi hari merayakan kedatangan dengan sinar matahari yang penuh semangat. Bantal dan selimut yang semula tertata rapi kini terlupakan, tersebar di berbagai sudut ruangan. Vampir memang tidak memerlukan tidur seperti manusia, tetapi Sakura tampaknya adalah pengecualian. Setiap malam, ia menggunakan energinya untuk memenuhi hasrat Kishu. 

Setelah mereka selesai, mereka berdua melangkah ke kamar mandi. Air panas mengalir, mengelilingi mereka dalam keintiman mereka. Air hangat yang melumuri tubuh mereka, sedikit demi sedikit menghapus jejak keintiman yang mereka bagikan. Setelah mereka puas, Sakura membantu Kishu membersihkan diri, mengelap setiap bagian tubuhnya dengan lembut.

Setelah mandi bersama, Sakura mengantarkan Kishu ke sebuah altar istimewa yang berfungsi sebagai portal keluar dari kerajaannya.

"Selamat jalan, dan cepatlah kembali," ucap Sakura, bibirnya menjumpai bibir Kishu dalam sebuah kecupan singkat.

"Yah, aku akan segera kembali," jawab Kishu dengan lembut, merasakan cinta dan rindu yang tak terucap dalam momen itu.

Kishu berjalan ke tengah altar dan menggerakkan jari-jarinya dengan lembut. Dengan cepat, sebuah lingkaran sihir mulai terbentuk di sekitar kakinya, memancarkan cahaya yang semakin kuat. Kishu tersenyum lembut pada Sakura tepat sebelum tubuhnya menghilang dalam cahaya sihir tersebut, meninggalkan Sakura dalam kerajaannya yang sunyi.

~To be Continue~

Untuk apresiasi silakan yang mau kasih jajan author ke link berikut ya https://saweria.co/Furaferra




Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang