Chapter 37 : Azuza & Kirara

7 1 0
                                    

'Ahh, akhirnya selesai juga upacara yang tidak jelas ini. Para serigala itu melihat Kirara seperti makanan. Aku tidak menyukai ini,' batin Azuza, merasa tidak nyaman dengan perhatian yang mereka terima. 

Azuza merasa tidak nyaman dengan pandangan anak-anak di sekolah yang tampak melihat Kirara seperti makanan. Kirara merasa senang dengan banyaknya lelaki tampan di sekitar mereka, meskipun ia tahu bahwa Azuza adalah yang tertampan di antara mereka semua.

'Di sini banyak lelaki tampan, tetapi tentu masih tampan Azuza dibandingkan mereka. Aku akan membuat mereka menjadi mainanku di sini. Pasti akan menyenangkan,' batin Kirara.

Sesampainya di kelas, mereka segera dikelilingi oleh anak-anak lain yang ingin berkenalan. Seorang gadis memutuskan untuk bertanya kepada Azuza.

"Hey, boleh kami memanggilmu 'Azuza'?" tanya gadis yang mendekati Azuza. Azuza merasa sedikit terganggu dengan banyaknya perhatian.

"Tentu saja, jika kalian memanggil 'Aoki,' saudaraku yang lain akan menjawabnya," jawab Azuza dengan senyuman sebaik mungkin.

"Itu benar. Azuza, sepertinya kau bukan keturunan Jepang asli. Kau lebih tinggi dari rata-rata orang Jepang dan juga tampan tentunya," kata salah seorang laki-laki bertubuh tinggi sama dengannya. Azuza mencoba menjawab pertanyaan ini dengan sebaik mungkin sambil mempertahankan fokusnya pada Kirara.

"Ya, memang benar. Ayahku berasal dari Inggris, tetapi ibuku adalah orang Jepang asli," jawab Azuza dengan tersenyum, mencoba menjaga penampilan terbaiknya di depan siswa-siswa yang penasaran. 

Sementara Kirara dikelilingi oleh banyak anak laki-laki yang tertarik padanya, dia masih memperhatikan Azuza di seberang ruangan.

'Jarang sekali Azuza tersenyum seperti itu, meski senyumnya selalu terlihat memaksa,' batin Kirara.

Salah satu anak laki-laki di depan Kirara memutuskan untuk memulai percakapan.

"Hey, Kirara, seperti apa saudaramu? Aku mendengar kalian berdua kembar non-identik. Apakah kalian juga bangsawan?"

"Hmm, ya, kami adalah kembar. Bisa dibilang kami adalah bangsawan di London," ucap Kirara asal, dengan pikirannya tertuju pada kebenaran yang lebih dalam. 'Kami memang bangsawan di klan vampire. Aku tidak berbohong, bukan?' batin Kirara.

"Wow, itu hebat, tetapi mengapa kalian memilih kota ini? Mengapa tidak ke Tokyo?"

"Entahlah, orangtua kami yang memasukkan kami ke universitas di sini, mungkin karena kami tinggal di sekitar sini," jawab Kirara sambil tersenyum.

Lelaki tersebut tidak berhenti di situ dan terus bertanya. "Apa kau sudah punya kekasih? Dan di mana kau tinggal, Kirara?"

Kirara berusaha untuk menjawab, tetapi bel masuk pun tiba-tiba berbunyi, menghentikan percakapan mereka.

"Nanti kita bisa lanjutkan lagi," kata Kirara kepada temannya, sebelum berbalik dan menuju kursinya saat bel masuk kelas berakhir.

Kirara merasa lega ketika bel masuk berbunyi, mengakhiri serangkaian pertanyaan yang agak mengganggunya. Dia yakin Azuza mendengar saat dia menjawab bahwa dia belum memiliki kekasih, dan atmosfer yang menakutkan mulai berasal dari saudaranya.

Ketika mereka duduk di tempat duduk mereka masing-masing, pelajaran dimulai, dan meskipun saat-saat tersebut membuat Kirara merasa bosan, ia tetap melibatkan diri dalam pembelajaran seperti anak-anak normal.

Ketika bel istirahat berbunyi, tidak seperti reaksi umum anak-anak yang senang bisa istirahat, Kirara merasa bahwa ada bahaya yang mengintainya. Dia merasakan aura menakutkan yang berasal dari Azuza, yang sekarang menatapnya dengan intens.

Goddess & Prince of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang