NESYHA (3)

1.1K 114 2
                                    

Aku membuka mataku dan mendapati aku berada disebuah ruangan yang terbuat dari Batu dan memiliki jeruji. Tempat itu pengap dan gelap.
"Uhukk.. ", aku memegang leherku. "Argh..", terasa sakit sekali. Aku tak tau apa yang terjadi. Seingat ku aku berciuman dengan Gavriil,
  --tolong rahasiakan ini dari kakakku, aku tak ingin Gavriil dibunuh mereka. Kau tau? Mereka ahli dalam bidang bela diri. Hehehe--
Dan.. Ah iya. Aku mengingatnya. Valerie. Valerie berubah menjadi makhluk aneh, ia memiliki tanduk seperti banteng, tapi pakaiannya sangat seksi. Dia memamerkan setiap lekukan tubuhnya.
Ah.. Ah sialan! Aku ingat bagaimana dia mencekikku, dan mengatai aku seorang Putri yang harus dia bunuh. Damn!
Dimana aku sekarang?  Bagaimana keadaan kakak-kakakku? Apa yang harus kuperbuat agar dapat keluar dari penjara Batu ini?

Aku mulai tertunduk duduk dan menangis. Bagaimana ini? Kenapa hal ini bisa terjadi kepada ku? "Kakaakkk... Tolong akuu.. Papa.. Mama.. ", kataku sambil terisak,  "hiks.. Hiks.. Nesyha takuutt..", suaraku bergetar.

Klontang klontang 🎶
Aku mengangkat kepalaku,  dan kudapati Valerie disana, membuka gembok untukku. Apakah dia mau membebaskan aku? Ah, thanks God, dia masih punya hati nurani. Aku tersenyum kepadanya. Senyum memohon. Memohon agar aku dilepaskan. Tapi dia balik tersenyum kepadaku. Senyuman sinis yang licik.
"Hei, bodoh!", sapa Valerie. Aku terkejut. Dia selama ini adalah gadis baik yang memiliki sopan santun. Kenapa kata-katanya begitu kasar kepadaku?
"Hah?", jawabku. "Cih! Cewek bodoh begini? Dia seorang Putri? Cih!", katanya sambil memincingkan mata dan memberikan senyuman sinis,  "..kau. Kau sama sekali tak pantas untuk menjadi seorang Putri tau tidak?! Aku lah yang pantas menjadi seorang Putri di kerajaan ini!", bentaknya.
PLLAAAKKKK!!!
valerie menamparku hingga aku terpental menabrak tembok. "Ugh.. ", seringai ku.
Valerie mulai berlenggak lenggok menghampiriku, "aku,  Valerie, keturunan dari clan Flugel yang terkuat! Aku memiliki umur panjang! Pengetahuan tak terhingga! Dan kau? Aku dibandingkan denganmu? Cih!", katanya sambil meludah kearahku. Aku hanya bisa menangis dan mengusap caraku yang keluar dari bibir sehabis ditampar olehnya.
"Kemari kau Putri bangsat!!"
"Aaaarrrggghhhh...!!!", dia membawaku dan mencekikku, lalu kami melintasi sebuah portal ajaib.

Dan.  Badala.. Aku sekarang berada di depan Papa dan Mama ku.
Wait?  Papa.. mama.. Kenapa Papa punya sayap?  Dan mama berpakaian bak Ratu Kahyangan seperti di cerita negeri China?  Dan. Ah. Kakak-kakakku, mereka melayang diatas ku. Hah?

"APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA ANAK KUUUU????!!!!!", teriak Papa tiba-tiba

BBLLLLAAAAAAMMMMMM!!!!!!
BBBBLLLLLAAAAAAAMMMMMM!!!!
BBBAAAANNNGGG...!!!
BAAANNGGG!!!

Berbagai suara dentuman menghujani daerah ini. "Aaarrrggghhhh....", sekali lagi Valerie membawaku terbang menuju kesebuah gua kecil di dekat air terjun. Saat Valerie membawaku, aku melihat Gavriil terbang disampingku, "Gaa... Vv.. Vrriiilll...", kataku sambil berusaha sekuat tenaga mengumpulkan suaraku. Gavriil menoleh kaget dan ia mengejar kami

Bruuukkk..!!
Valerie menghempaskan ku ke tanah. "Auucchhh..", teriakku,  "dasar cengeng! ", bentak Valerie.

Buugghh!!  Tiba-tiba tubuh Valerie terpental ke depan. Dia menabrak dinding gua. Tepat berada disebelahku. Darah segar keluar dari mulutnya. Dia menjilat ludahnya dan tersenyum sinis.
"Kau apakan Putri Nesyha dasar kerbau busuk!!", bentak Gavriil yang membuatku terkejut. Mengetahui bahwa aku terkejut, Gavriil lalu berkata, "Yang Mulia Tuan Putri, mohon maafkan hamba yang telah lali menjaga Tuan Putri", katanya sambil berlutut menekuk satu kakinya dan menundukkan kepala nya. Dan aku masih kebingungan untuk menjawab apa. Aku hanya tersenyum semanis mungkin kepadanya. Aku tau dia khawatir. Tapi semoga senyumku dapat mengisyaratkan kepadanya bahwa aku baik-baik saja. Aku lari dan mendekap dia. Lalu dia memindahkanku di belakangnya.

"Wo.. Wo.. Woo.. Sang pahlawan akhirnya datang juga ya..", kata Valerie sambil berjalan dan bertepuk tangan.
Lalu dia diam dan merentangkan tangannya. Lalu ada aura gelap memancar dari dirinya. Matanya berubah menjadi putih dan bercahaya.

Aku dan Tiga CerminankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang