Elphida OlphELIA Jocasta

1.4K 139 1
                                    

Pict.:  Elia


Hal paling menyebalkan saat berada disekolah baru adalah perkenalan. Kenapa ga suruh kenalan aja sendiri-sendiri? Kenapa harus di depan audience sebanyak ini? Dan lebih parahnya itu terjadi selama dua kali. Berkenalan di aula utama dan berkenalan di kelas. Huuffttt...

Setelah usai acara di aula utama, kami menemui Kepala Sekolah, Bu Shakira, dan masing-masing dari kami telah ditunggu oleh wali kelas kami.
Aku mengikuti Bu Emma, Bu guru kecil  mungil dan manis dengan dandanan yang sengaja dibuat garang. Langkah demi langkah kami menyusuri lorong kelas, dan kami langsung menjadi tontonan serta perbincangan hangat disekolah.
Aku berpisah dengan kak Caroline dan Keanna yang sampai dulu dikelasnya, IPA 1. setelah itu aku berpisah dengan Nesyha yang berada di kelas IPS 1. Dan --aahh... itu kelasku. Kelas paling pojok disekolah ini--.
Aku mulai melangkahkan kaki memasuki kelas BAHASA 1 
--Aku sungguh bersyukur, ada jurusan yang tepat dengan bakatku. Dan sejauh ini, hanya ada beberapa sekolah di kota ini yang memiliki kelas Bahasa. Dan Kurnia Kasih lah yang paling unggul--

"Yak anak-anak, kalian pasti sudah menantikan teman sekelas kalian yang baru. Elia, silahkan memperkenalkan dirimu", pinta Bu Emma dengan lembut. Aku mengangguk dan tersenyum simpul, "halo teman-teman.. aku Elphida Olphelia Jocasta, kalian bisa memanggilku Elia. Senang bertemu dengan kalian..", ucapku sambil melirik Bu Emma yang menandakan aku sudah selesai memperkenalkan diriku.

"Terimakasih Elia. Silahkan duduk", baru aku melangkahkan kaki ku beberapa kali, "eeiittss.. maaf Elia, Ibu lupa, kamu menguasai beberapa bahasa ya? Bisa kamu coba perkenalkan dirimu menggunakan bahasa yang kamu kuasai?"
--adduuuhhh... cekot-cekot nih kepala--

"Baik, bu. Hello my friends, my name is Elphida Olphelia Jocasta, you can call me Elia  --Inggris--.  
Péngyǒu nǐ hǎo, wǒ jiànmiàn, Elphida Ophelia Jocasta, nǐ kěyǐ jiào wǒ, Elia.. Xièxiè  --mandarin, china--
Yūjin kon'nichiwa, watashi ni au, Elphida Ophelia Jocasta, anata wa Elia, watashi o yobidasu koto ga dekimasu. Arigatō.  --Jepang--
Hallo vrienden, ontmoet me, Elphida Ophelia Jocasta. kunt u mij bellen, Elia. Dank u.  --Jerman--
chingu annyeonghaseyo, jeoleul mannago, JJJ dangsin-eun IIII, jeoleul hochul hal su issseubnida. gamsahabnida.  --Korea-- "

"Waaooooowwww......" sorak sorai teman sekelasku pecah. Dengan tampak melongo dan tidak percaya, mereka bertepuk tangan sambil menggelengkan kepala mereka.

"Baik Elia, silahkan duduk." Bu Emma mempersilahkanku duduk. Aku berjalan dan memilih duduk di dekat seorang cewek cantik berkacamata model mata kucing. "Halo..", sapaku, "Hai, kenalin, aku Tasya".
Deg!
Suatu getaran seperti sengatan listrik menyengat saat aku bersalaman dengannya.
"Tasya... emm.. maaf, nanti kalau istirahat jalannya hati-hati yak. Kalau bisa jangan ke lapangan dulu", mendengar ucapanku, Tasya hanya bengong tak mengerti dan tersenyum simpul, "O-ookk-key...".

"Hei hoo.. kenalin gue Evan", aku tersenyum saat cowok didepanku memperkenalkan dirinya, dan saat aku mau menjabat tangannya, cewek disampingnya langsung menjewer kuping Evan, "gausah ganjen yaaannnkkk....", "ampun.. ampun..aauucchh..", "sorry, gue Iva", ucap cewek sebelah evan sambil tersenyum dan masih dengan posisi menjewer telinga Evan.

"Eheemm..", aku dan tasya menoleh kesamping disaat mendengar orang berdeham. "Hai, aku Rom-",
Pletaak!
Sebuat tinjuan besar mengarah ke kepala Romi, Romi bersungut-sungut dan mengelus kepalanya yang di jitak oleh kekasihnya, Nana.

Aku dan tasya hanya tertawa melihat mereka.
"Eeiittss.. kenalin, gue Aril", cowok dibelakangku memperkenalkan dirinya dengan senyum manis dan kedipan mata yang menggoda. Dan ceweknya langsung memasukkam pensil ditangannya ke hidung Aril.

"Pppfffttttt..... hahahahaaaaahahahaa.."
Tawa anak sekelas pecah akan tingkah konyol dua sejoli itu.

Jam istirahatpun tiba. Teman-teman sekelas langsung mengerubuti aku, lebih banyak cewek daripada cowoknya. Mereka berkenalan, meminta nomor HP ku, dan memasukkanku kedalan grup kelas.
"Elia, kita ke kantin yuk", pinta Tasya yang disetujui dengan Naura, teman dekatnya.
"Ok---",
"Adik, ayo kita ke kantin", suara yang sangat ku kenal memanggilku. Yap. Itu Caroline, dan semua mata terpesona dengan kecantikannya. Aku pun hanya bisa melongo dibuatnya. Dan tanpa kusadari, tanganku ditarik oleh seseorang, "Ayo kaaakkk..." ,permintaan manja si bontot.
"Maaf ya Tasya.. nanti istirahat kedua deh kita jalan", ucapku sebelum meninggalkan kelas.

Aku dan saudariku bercerita tentang hari pertama dikelas. Dan mereka menyemburkan tawa geli disaat aku bercerita tentang penganiayaan cewek terhadap pacar mereka.
Yaahhh.. itu memang konyol.. hahahaha..

Aku dan Tiga CerminankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang