ELIA (2)

1K 98 0
                                    

Kembali ke sekolah. aku berjalan dengan saudari ku memasuki gerbang sekolah. Banyak anak yang sudah mencari-cari pasangannya.
Lalu ada segerombol cowok mendekati kami. Mengajak kak Caroline untuk manjadi partner dansa mereka. Ada pula yang mengajak Nesyha, adikku yang polos itu.
Aku? Aku ga berharap untuk diajak beebagai cowok. Aku hanya berharap dia yang mengajakku.

Aku berpisah dengan saudari ku ketika mereka sampai di kelas. Kelas ku memang paling ujung, jadi aku lah yang harus berjalan paling akhir dan sendirian.
Semua mata seakan tertuju padaku. Entah apa yang terjadi. Aku mencoba cuek dan berlenggak lenggok menuju kelas. Ku letakkan tas ku dan mengeluarkan buku serta alat tulis dan memasukkannya kedalam laci meja. But.. wait.. apa ini?
Setumpuk surat cinta mengajakku untuk menjadi partner dansa.
Ini diluar ekspektasi ku. Terlalu banyak surat. Tidak ku buka saat itu juga. Itu memalukan. Ku simpan surat itu kedalam tas ku. Kepala ku melongok laci meja dan mengecek sekali lagi supaya tidak ada surat yang tertinggal.

Saat aku mengangkat kepalaku dari laci meja, mata ku berpapasan dengan mata Advent, lelaki yang ku sukai. Dia tersenyum manis kepadaku. Muka kami sangat dekat, bahkan kami hampir berciuman.
Pssssstttttt.... muka ku memerah malu...~
"Elia..", ucapnya sambil meraih tanganku, "..jadi partner ku di pesta dansa yuk", tanya nya sambil tersenyum manis. Aku yang bengong, menganggukkan kepala begitu saja. Mengiyakan ajakannya.
Advent tersenyum bahagia dan mengecup tanganku. Dan saat aku tersadar, banyak mata cowok dan cewek yang iri kepadaku.
Inikah namanya cinta yang terbalaskan?
Aisshh.. sadar Elia, dia bilang untuk jadi partner, bukan pacar.

***

Hari Sabtu pun tiba. Kami berdandan dengan heboh.
Yah.. atau mungkin aku sendiri yang heboh
Aku menyanggul simpel rambut ku lalu kutambahkan pita pink, kukenakan kalung mutiara dan bros mawar yang senada dengan warna bajuku. Tak lupa aku mengenakan sarung tangan agar menambah kesan elegan untukku.
Lalu setelah selesai aku pun keluar kamar dan menunggu saudariku

 Lalu setelah selesai aku pun keluar kamar dan menunggu saudariku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama setelah itu, adikku, Nesyha, keluar. Dia mengenakan gaun simple yang membuatnya tampak imut.
Ah. Aku ingin sekali mencubit pipi nya. Hahaha
Ia membiarkan rambutnya tergerai indah dan mempercantik rambutnya dengan bando tosca yang matching dengan gaunnya yang dihiasi kalung berlian hijau.

 HahahaIa membiarkan rambutnya tergerai indah dan mempercantik rambutnya dengan bando tosca yang matching dengan gaunnya yang dihiasi kalung berlian hijau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selang 10 menit, kak Caroline keluar dari kamar dan menuruni tangga. Astaga. Dia bak puteri negeri dongeng. Begitu anggun dan cantik. Ia mirip sekali dengan ibu. Rambutnya di sanggul modern, yang menambah wibawa pada dirinya. Ia juga mempercantik diri dengan menggunakan anting rubby dan kalung mutiara hitam. Gaun nya cukup polos, tapi sangat cocok untuknya.

kami bertiga bercakap-cakap sembari menunggu Keanna datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kami bertiga bercakap-cakap sembari menunggu Keanna datang.
"Siapa pasangan kalian?", tanya Kak caroline
"Aku dapat orang yang aku inginkan, kak..", jawabku malu-malu.
"Aku juga.. orang yang special", timpal Nesyha
"Kalau....", ucapku terhenti ketika aku melihat ke atas tangga dan mendapati Keanna dengan gaun hitamnya yang indah. Dia turun menyusuri tangga bak bidadari. Sungguh kah ia Keanna? Ia tampak berbeda dari biasa nya. Anggun.. sangat anggun.

 sangat anggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wooowww... kakaakkk.... cantik bangeeetttt....", seru Nesyha yang langsung menghampirinya.
"Hehee..", ia menyinggungkan senyum simpul yang membuat pipi Keanna memerah.
"CANTIK", komen kak Caroline. Padat singkat dan Jelas!
"Luar biasa, dik. Gue kira lu bakal selamanya tomboy. Hihihii...", ejek ku didalam sebuah pujian.
"Tapi..", kata kak Caroline, "..kenapa sepatu nya ga di pake?"
"Anu kak, gue kagak bisa make nya gimanaa", ujar Keanna sambil menjulurkan lidah
"Pakai aja, tinggal pakai. Seimbangkan tubuh. Kalo ga bisa, sini. Pegang tangan gue. Gue siap ada di samping lo, dik", ucap Caroline sambil memakaikan sepatu merah maroon ke kaki Keanna.

Kak Caroline lalu menggandeng tangan Keanna dan mengajarinya berjalan menggunakan sepatu high heels.
Lalu aku dan Nesyha menyusulnya di belakang.
Kami melenggang masuk ke Limousine kami masing-masing.

Kalian pasti penasaran dengan siapa kami akan berdansa? Dan kenapa mereka tidak menjemput kami dirumah?
Sebelumnya kami sepakat mengejutkan saudari kami tentang siapa partner kami. Kami memang tidak terlalu memilih tampang. Tapi kami berhak memilih siapa yang dapat menemani kami berdansa. Kami akan bertemu mereka di sekolah. Di ujung karpet merah. Bagaikan seorang pangeran yang menunggu seorang putri datang.

Aku dan Tiga CerminankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang