CAROLINE (2)

1K 101 0
                                    

Aku masih belum bisa mencerna kejadian aneh didalam Cafe Moon Light siang ini. Kejadian dimana aku menatap teman Nesyha, Valerie, sehingga membuatku tak berkutik sedikitpun. Tubuhku kaku tak bisa di gerakan. Saat aku melihat ke arah Valerie, dia berkomat-manit seperti merapalkan sebuah mantra.
Pak Johnson, supirku, sampai lari dengan kecepatan tinggi dan menerobos Cafe. WTapi disaat beliau sudah di dalam Cafe, tubuh ku sudah bisa ku gerakkan. Aku hanya tersenyum simpul sambil mengisyaratkan bahwa aku akan baik saja.
Belum selesai pada kejadian aneh itu yang membuatku tak konsentrasi dalam mengerjakan tugas kelompok Biologi ku. Ada kejadian aneh lagi, ketika Nesyha sedang membuka laptop Valerie dan tiba-tiba laptop itu bersinar terang, sangat terang, seperti cahaya matahari yang menyilaukan. Aku terkejut dan melihat Valerie yang meluapkan amarahnya kepada Nesyha yang sedang gemetar ketakutan. Mata Valerie lagi-lagi berubah warna menjadi merah darah dengan kilauan sinar biru yang keluar dari matanya. Entah ini perasaan ku saja saat aku salah lihat, atau memang dia adalah maklhuk berbahaya. Dan saat aku ingin menghampiri Valerie untuk meminta maaf atas nama adikku, dia sudah pergi menjauh dengan amarah yang meluap. Aku hanya bisa kembali terduduk bengong. Begitu pun semua orang yang berada di Cafee Moon Light.
Dan sekarang, Nesyha sudah berada di mobilku, tapi hanya keheningan yang menemani kami selama 1 jam perjalanan pulang. Aku pun juga tak mau membahasnya. Ia akan terluka.

Tiba di rumah, dan saat aku mau masuk kamar, Bibi Clara, kepala pelayan khusus untukku, menyerahkan sebuah undangan pesta perayaan Dies Natalies sekolahku.
Aku terkejut dibagian harus membawa pasangan dansa.
Ah itu sungguh menyebalkan.
Setelah ku baca, kusimpan undangan tersebut lalu mandi menyejukkan tubuhku. Sesaat setelah selesai membasuh diriku, Pak Andrew, Kepala Utama Pelayan rumah, memanggilku untuk makan malam. Berhubung tadi banyak kejadian aneh, tak ada satupun makanan yang bisa ku telan, dan sekarang aku lapar.

Disaat kami makan bersama, Keanna meminta ku dan saudari ku semuanya untuk menemaninya mencari gaun yang bagus untuk peryaan Dies Natalies. Yah.. dia memang tidak pernah hadir di acara seperti ini, tapi entah mengapa dia mau hadir. Aku mengiyakan ajakannya. Aku memang ingin melihatnya berdandan feminim.

Hari minggu pun tiba. Aku sudah bersiap berangkat dan memanggil adik-adikku.

Keanna berdandan casual sepertu biasa, sedangkan kedua adikku yang lain, berdandan natural seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keanna berdandan casual sepertu biasa, sedangkan kedua adikku yang lain, berdandan natural seperti biasa. Kami berangkat menggunakan mobil ku dan mobil Keanna. Menuju ke Kazunna Boutique.
kami memilih gaun yang sesuai dengan kami, yang pantas kami kenakan.

"Kak ini gimana?", tanya Keanna. "Boleh..", jawabku, "..coba aja. Sekalian ini juga", tambahku sambil menyerahkan gaun indah kepadanya. "Ini juga sekalian kak", kata Nesyha sambil menyerahkan gaun mini yang indah.
Aku melirik ke arah Elia, dia hanya membolak balik gaun yang sama dengan pandangan kosong. Aku langsung bergidik ngeri membayangkan kalau ia mendapatkan penglihatan.
"Heeii... ngalamun aja. Udah ketemu gaunnya?", tanya ku membuyarkan lamunannya. "Hah! Kaget atuh kak! Hih! Ini gimana kak?", tanya Elia, "apa apaan ini? Ini gaun buat ibu-ibu", tawa ku lepas lalu memilihkan baju untuk Elia. Elia memang cantik, pakai baju apapun, dia terlihat sangat cantik. Dan Aku memilihkan gaun pastel yang akan berbaur indah dengan kulit dan parasnya.

Ternyata tak susah untuk memilih gaun untuk Keanna, ia sangat cantik jika memakai gaun. Gaun apapun itu, terlihat pas di badannya.

Setelah selesai menentukan gaun apa yang akan kita kenakan. Aku melihat hp dan menemukan beberapa pesan ajakan teman cowok untuk menjadi pasanganku saat Dies Natalies.
"Nanti saja lah aku tentukan", gumamku
"Kenapa kak? Udah ada yang ngajakin bareng nih?", goda Keanna
"Ciiyyeee kakaaakkk...", sahut Elia dan Nesyha hampir bersamaan.
"Trus mau pilih yang mana kak? Udah ada inceran belom kak?", tanya Nesyha kepo.
"Nanti aku lihat dari surat Cinta nya aja. aku cap cip cup. Yang aku pilih pertama, dia pasanganku", jawabku enteng
"Kalo dapet cowo jelek gimana?? Kaya beauty and the beast. Hahahaha..", celetuk Keanna
"Haaiisshh.. gapapa lah. Siapa aja mah boleh. Habis mau gimana? Ntar klo pilih lama dikira suka pilih-pilih. Kan ribet ngurus gosip begituan", jawabku sambil memutar pupil mataku, "kalo kalian gimana?", tanyaku
"Siapa aja juga boleh kak. Cuma ya agak berharap sama temen sekelas sih", jawab Elia
"Iya kak, yang ngajakin langsung, ntar aku pilih langsung juga", jawab Nesyha enteng
"Lah gue harus jawab apa?? Ada yang ngajak aja udah bersyukur gue kak!.hahaha..", jawab Keanna. Kami pun tertawa bersama melihat tingkahnya.
"Emang kenapa kamu tiba-tiba mau ikutan acara beginian?", tanya Elia bingung.
"Yah kak.. sekali-sekali lah gue dateng acara beginian. Biar ada kenangan gitu masa putih abu-abu", jawab Keanna
"Yaahh... kita ga putih abu-abu kak. Kita kan  putih biru kotak", celetuk Nesyha yang kami iya kan.
Seragam sekolah kami memang tidak memakai warna putih abu abu seperti kebanyakan sekolah SMA si Indonesia. Sekolah kami ke korea korea an. Dan jadilah seragam yang lucu.

Aku dan Tiga CerminankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang