CAROLINE Adaire Jocasta

2K 166 5
                                    

Pict :  Caroline

Aku dan Keanna berjalan beriringan mengikuti wali kelas kami, Ibu Catalunya -dipanggil Ibu Aya- masuk ke kelas IPA 1.
Aku memerhatikan style adikku itu. Style yang bagus, walau dengan lengan baju yang digulung dan kancing baju yang dibuka dua dari atas -termasuk kancing kerah-  menampakkan lekuk tubuh indah Keanna. Rambut pendek yang tertata rapih dan bibir yang dioles tipis dengan lipbalm membuatnya sungguh tampak menawan. Aku pegang kepalanya, dan aku acak-acak rambutnya hingga membuat dia kesal dan mencablek bokongku.

Tiba dikelas IPA 1, Sebelum aku masuk, aku ambil napas panjang bersiap melangkah.
Saat kami memasuki ruang kelas, kelas yang riuh menjadi senyap memandang kami.

"Nah.. seperti yang kalian ketahui, bahwa kalian memiliki teman baru", kata Bu Aya memulai percakapan.
"Ayyeeeee...."
"Cuit.. cuuiitttt...."
Kelas menjadi riuh kembali, terutama murid cowok.
"Apaan sih lo pade? Keganjenan banget sih lu! Kaya ada berita heboh aje!", sahut salah satu murid cewe  -yang mungkin paling cantik dikelas-
"Hhhhuuuuuuuuuuu.........", sontak para pria meneriaki cewek itu.

"Sudah nak.. sudah.. diam! Nah, sekarang, tolong perkenalkan diri kalian lebih rinci lagi di depan kelas"
"Baik bu.." ,sahutku
"Saya, Caroline Adaire Jocasta, bisa dipanggil Caroline saja. Saya anak pertama dari kembar empat. Semoga kita bisa saling mengenal lebih ya teman-teman".
Aku tersenyum seraya menyudahi perkenalan singkatku. Dan saat aku sadar, ternyata pipi  para murid cowok merah redam. Hahahaha... itu lucu..
Lalu tiba-tiba ada cowok yang mengangkat tangan, "arti nama kamu apa?", "wah.. aku ga terlalu tau sih, tapi kata papa, arti namaku adalah wanita pintar dan cantik seperti sinar bulan"
"Waaaaa.... arti yang melambangkan indah rupawan empunya nama", goda cowok itu seraya di soraki satu kelas.
Tanpa aku sadari pipiku merona malu dibuatnya.
"Udah punya pacar belom, lin?" ,tanya cowok lain
"Emmm... Belum...", jawab Caroline
"Mantaaabbb eeuuyyy... gue siap jadi pacar lo", kata cowo yang gantengnya kepedean, sambil menyibakkan poninya dengan kepala lalu membentur tembok kelas , "Wadduuoohh... pusing kepalaku..", keluhnya sambil diiringi tawa anak sekelas. "Makanya.. jangan kepedean.." ledek teman-temannya.
Sontak aku tertawa kecil , "Ciieee... kalau malu-malu kucing gitu tambah kesengsem hati abang, neng", sahut cowok lain.
-parah! Siapa yang malu? Nahan ketawa kan emang bikin muka merah. Ya ga?-
"Orang tua lo kerja apaan?", cewek sinis itu tiba-tiba bertanya, dan saat aku mau menjawab, "Gue, Keanna. Dan kayaknya kerjaan nyokap bokap gue ga ada sangkut pautnya deh sama elu, kenape elu kepo?!", ucap saudara kembarku dengan singkat padat dan jelas. Dan semua murid hanya melongo kebingungan  -atau mungkin bergidik ngeri-  dibuatnya. Dan si cewek sinis hanya membuang muka mendengar jawaban Keanna, "Ciih.."

Aku hanya bisa melirik Keanna, lirikan penuh arti yang di sambut dengan senyum manis penuh makna adik kembarku itu.

"Baik Caroline dan Keanna, silahkan kalian memilih tempat duduk", pinta Bu Aya.
Keanna berjalan santai dan langsung duduk di samping cowo yang memiliki badan tinggi kekar dan  -yaahhh... lumayan tampan-  dengan cueknya.
Dan aku mulai menimbang, ada dua kursi yang kosong, aku hanya harus memilih, berada di dekat cewek yang sinis tadi, atau bersebelahan dengan cowok yang menatapku aja ga berani.
Cap cip cup kembang kuncuuuppp
Dan duduklah aku di dekat cowok itu. Basa basi kita berkenalan, "Halo, aku Caroline. Kamu siapa?" , "halo.. aku.. Ronald", ucapnya, "dan gue Cecil", kata cewek yang duduk tepat di depan Ronald. "Dan gue Leah", perkenalan cewek yang duduk tepat didepanku, "Gue Aaron. Lam kenal", ucap cowok dibelakangku sambil menjulurkan tangannya, belum sempat aku menjabatnya, tanganya di singkirkan oleh teman sebangkunya dan langsung menyalami aku, "gue Sasmita", "Salam kenal ya semuanya.."

Saat jam istirahat, aku langsung menghampiri Keanna dan memintanya untuk menjemput adik-adikku. Keanna pun menyetujuinya. Aku menjemput Nesya yang kelasnya berdempetan denganku, dan tanpa aku sangka, dia dikerubuti oleh teman-temannya yang penasaran dengan latarbelakang keluarga kami -rempong amat sih ah-  lalu kami beralih ke kelas Elia yang berada diujung -kelas bahasa, kelas paling lebar, namun berada dipojok sekolah-

Yaa karena sepertinya baru kali ini orang melihat penampakan cewek kembar empat, mereka semua mematung melihat kami.
Siapa juga yang tidak akan tertarik melihat kami, ada Elia yang cantik menawan bak puteri negeri dongeng. Ada juga Keanna yang meski agak kasar dan tomboy, dia tetap menunjukkan sikap anggun bak bangsawan. Tak lupa, Nesyha sang bidadari kecil polos yang tak bernoda.
Yah beginilah kami. Satu rupa, empat karakter. Hihihiii...

Maaf jika dibuat bingung ya. Jadi disini, penempatan kata "Aku" berbeda tiap chapter nya. Tergantung nama siapa yang saya tulis di judulnya.
Jika masih garing, maaf kan saya, saya baru kali ini nulis cerita...
Mohon kritik dan sarannya. Tks.

Aku dan Tiga CerminankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang