Tujuh Belas

4.6K 226 83
                                    

Terkadang mengetahui sesuatu yang seharusnya tak boleh diketahui itu lebih menyakitkan.

❤❤❤

[Vana]

Saat ini aku sedang dalam perjalanan ke sekolahku. Aku tidak peduli lagi bila saat bertemu dengan kak Alvin aku akan menjadi batu yang hanya bisa terdiam di tempat dan tidak melakukan apapun. Saat ini ada yang menjadi prioritas bagiku.

Baru saja aku turun dari mobil dan siap-siap menuju ke kelas setelah memarkirkan mobilku, tiba-tiba si kampret Violet datang menghampiriku dengan senyuman meremehkannya yang jelek itu. Rasa-rasanya ingin aku buat dia makan kerikil-kerikil sungai yang masih utuh sekarang juga.

"Mau apa lo nenek sihir?" ketusku.

"Oh ternyata Vana toh, gue kira bukan Vana," ujarnya.

"Lo nggak bisa ancam gue lagi karena gue udah balik," sahutku.

"Oh ya? Siapa bilang?" ucapnya sok.

"Ya gue dong siapa lagi coba."

"Sayangnya gue rasa belum berakhir, soalnya gue nggak suka sama lo dan kembarannya elo itu, apalagi ternyata si Alvin sukanya sama kembaran lo itu."

"Kak Alvin suka Vara?" tanyaku.

"Lo nggak tau? Gue dengar Alvin nembak Vara," jawab Violet dengan santai.

"Lo jangan nyebar gosip yang nggak bener ya, nenek sihir! Atau bakal gue buat lo makan batu-batu kerikil ini secara utuh-utuh sekarang juga!" sahutku.

"Kalau misalnya gosip gue benar gimana?" tantang Violet.

"Nggak mungkin gosip itu benar, soalnya kalau benar itu terjadi, pasti Vara bakal cerita ke gue," elakku.

"Ya udah kalau nggak percaya, silahkan buktikan sendiri. Intinya jangan sakit hati ya," ujar Violet meremehkan.

Masa sih kak Alvin nembak Vara? Nggak mungkin banget coba. Lagian mereka kan belum lama bertemu, ya sebenarnya sih udah lama kenal tapi baru kali ini lagi kan mereka berjumpa. Mana mungkin kak Alvin secepat itu jatuh cinta kepada Vara.

Aku berusaha menetralkan dan menjernihkan pikiranku sebelum aku akan menjadi gila. Aku tidak mau mempercayai si nenek lampir itu, tapi jika ia berkata yang sejujurnya soal ini aku harus bagaimana?

Memang pernah sempat terlintas di pikiranku bahwa kak Alvin menyukai Vara, namun menurutkan itu sangat mustahil karena mereka belum lama kembali akrab bukan? Dulu sebelum kak Alvin pergi kan mereka bertengkar hebat.

Tuk!

"Awch sakit tai-"

"Masih pagi kok udah murung sih mbak?" tanya si ketua osis sok polos.

Oh iya, nama si ketua osis sok polos ini adalah Farrel Leovard. Farrel belakangan ini menjadi temanku yang paling akrab denganku karena kebetulan bin ajaib kami memang sehati, sama-sama suka bikin onar di sekolah kami tercinta ini.

Bedanya, aku nampak buat onarnya kalau dia mah diam-diam buat onarnya. Sok alim karena pencitraan, soalnya kan hanya aku dan dia serta Tuhan yang tau kelakuan asli anak kampret binti sialan ini.

"Murung-murung ndusmu! Gue lagi sebel tau!" seruku.

"Emang kenapa?" tanyanya.

"Si nenek lampir Violet tuh nyebar-nyebar gosip nggak bener," jawabku.

"Emang kali ini dia nyebar gosip apaan?" tanya Farrel lagi.

"Ini soal kak Alvin."

"Oh, kenapa dengan Alvin?" tanya Farrel lagi.

Bad Boy's Girlfriend [UP 1 PART FOR A WEEK]Where stories live. Discover now