Delapan

8.9K 430 99
                                    

Apa yang dimulai dengan kebohongan pasti akan berakhir dengan kebohongan.

❤❤❤

[Vana]

Wih mampus!

Vara menatapku dengan sangat sinis begitu pula cara ia menatap ke arah kak Rival. Aku bingung sebenarnya Vara kenapa menatap sinis kak Rival, sebenarnya Vara kenapa? Apakah Vara memendam sesuatu yang tidak di ketahui olehku?

"Hai Vara, uhm... Ini kak Rival, dia tadi nganterin gue soalnya Gita ninggalin gue sendirian tadi," ucapku.

"Ya, gue tau..." jawab Vara singkat lalu pergi meninggalkanku berdiri depan pintu bersama kak Rival.

"Kalian kembar?" tanya kak Rival.

"Yaialah masa hantu."

"Kaget aja ternyata benar dugaan gue kalo kalian itu kembar, tapi gue nggak menyangka kalian semirip itu sampe gue bingung bedain kalian."

"Duduk kak, mau minum apa nanti gue suruh bibi bawain."

"Ah nggak usah repot-repot soalnya gue mau langsung pulang aja."

"Oh ya udah, hati-hati ya kak. Trus makasih udah nganterin gue pulang," ucapku.

"Iya, sama-sama."

Setelah kak Rival sudah tak terlihat lagi dari depan rumahku, Vara pun turun ke lantai satu dan kembali menatapku sinis dan penuh pertanyaan sementara aku hanya berpura-pura tak melihat tatapannya itu.

"Vana!" panggilnya.

"Apa?"

"Gue punya banyak pertanyaan buat lo, ikut gue keatas sekarang."

"Hm."

Aku dan Vara berjalan ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya Vara. Vara terlihat seperti ingin menghajarku dengan ribuan pertanyaan yang ingin ia tanyakan padaku.

"Langsung ke intinya," ujarku.

Aku tau Vara pasti sangat kesal karena dia sangat sinis dan cuek terhadap kak Rival sementara aku menghancurkan sifat ketusnya itu pada kak Rival dalam sehari ini.

"Kenapa bisa lo bawa orang itu ke sini?" tanyanya.

"Dia kan nganterin gue pulang lagian lo kenapa sih seperti nggak suka sama dia?" tanyaku balik.

Bagaimana pun juga aku penasaran kenapa dia seperti itu terhadap kak Rival. Kak Rival baik dan seperti tidak ada maksud aneh-aneh kok sama Vara tapi kenapa Vara seperti seolah-olah membencinya.

"Intinya gue hanya bilang sama lo, jangan dekat-dekat sama orang kayak dia."

Ya, setelah berkata seperti itu Vara langsung keluar dari kamarnya dan meninggalkanku sendirian dengan begitu banyak kebingungan. Dia mengatakan begitu tanpa alasan yang jelas, mana bisa aku mengerti?!

"Vara!" panggilku dari atas tangga.

"Apa?" tanya Vara seraya berbalik melihat ke arahku.

"Selama seminggu kita bertukar tempat, gue nggak mau tau intinya harus seminggu."

"Apa alasan lo sampe begitu? Gue capek hidup ala elo tau."

"Makanya lo harus mau tukaran tempat dengan gue selama seminggu."

"Dalam rangka apa? Gue nggak mau," tegas Vara.

"Kalo lo nggak mau, gue nggak akan berhenti ajak kak Rival kesini."

Bad Boy's Girlfriend [UP 1 PART FOR A WEEK]Where stories live. Discover now