CHAPTER 16 - [The Boyfriend]

Depuis le début
                                    

Sementara Shin Jae-woo dan Kang So-hee hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat anak gadisnya bertingkah seperti itu, Se-Hun tersenyum simpul. Hee-ra kelihatan risih setiap ada yang menyinggung Jong-in dan Emma, pasti ada yang terjadi di antara mereka.

"Apa terjadi sesuatu?" Kang So-hee tak mengerti, ia menatap Se-Hun dan suaminya bergantian.

Se-Hun yang masih mengunyah makanan buru-buru menelannya. "Kurasa hubungan mereka tidak berjalan baik." Dagunya menunjuk ke punggung Hee-ra.

"Sepertinya dia marah karena aku menyinggung soal Emma terus-menerus," ujar Shin Jae-woo meratapi diri. Hee-ra pasti benar-benar kesal padanya. "Haruskah aku meminta maaf?" tanya Shin Jae-woo lagi.

Baru saja Shin Jae-woo berniat menyusul Hee-ra, tiba-tiba kepalanya terasa berat. Pandangannya kabur hingga berkunang-kunang, tubuhnya oleng, untuk berdiri pun Shin Jae-woo butuh bantuan. Baru selangkah kakinya bergerak, kesadarannya menurun drastis hingga terjatuh ke lantai.

Selama dirias, Hee-ra tak banyak komentar. Rasa sedih juga bersalahnya pada sang ayah terus terbawa sampai sekarang. Awalnya, Hee-ra berniat membatalkan penampilannya hari ini demi menemani Shin Jae-woo di rumah sakit. Namun, Shin Jae-woo melarangnya. Pria itu malah memaksa Hee-ra agar terus maju dan tidak mengecewakan teman-teman yang sudah memberikan kepercayaan.

Belum lagi, kehadiran Jong-in di antara mereka seolah semakin menekan Hee-ra. Pria itu pulih lebih cepat dari yang Hee-ra kira. Meski tidak ikut tampil, Jong-in menawarkan diri untuk membantu persiapan. Lihatlah kepala yang masih dibalut perban itu. Masih kelihatan walaupun berusaha ditutupi dengan beani hat hitam.

Tapi, kenapa ia tidak menyapa Hee-ra sama sekali? Jong-in benar-benar ingin putus ya? Apa dia mulai tertarik pada Emma? Serius, Hee-ra ingin marah sekarang.

Gema tawa Jong-in ketika asyik mengobrol dengan yang lain—termasuk Emma—semakin membuat panas hatinya. Haruskah Hee-ra memukul wajah Jong-in agar dia sadar apa yang diinginkan Hee-ra saat ini?

Benar-benar tidak peka!

Setelah selesai dirias, Mrs. Lewis segera beralih ke penari lain agar tidak membuang-buang waktu. Sedangkan Hee-ra masih duduk dan malas menghampiri yang lain karena ada Jong-in di sana.

Ugh, kenapa pria itu harus datang, sih? Kenapa dia tidak tidur saja di rumah? Kalau begini Hee-ra jadi merasa canggung.

Mereka tidak berkomunikasi sama sekali sejak hari itu. Mereka juga tidak mengatakan putus. Bisa dibilang, keduanya saling menggantung satu sama lain. Tentu saja Hee-ra rindu pada Jong-in, tapi gengsi dan perasaan kesalnya jauh lebih besar hingga menahannya agar tidak mendekati pria itu lebih dulu.

"Kau tidak ke sana?" Alice menyadari perubahan raut wajah Hee-ra, ia menggerakan dagu ke arah Jong-in. "Kalian belum berdamai sampai sekarang?"

Hee-ra menggeleng tanpa mengeluarkan suara. Ia menatap kesal pada Jong-in yang sepertinya senang berada di antara gadis-gadis itu.

"Ah..." Alice menggaruk kepala frustasi saat Jong-in tiba-tiba memanggilnya. Gadis itu langsung bangkit dan berlari menghampiri Jong-in. Hee-ra berniat menghentikannya, namun gagal karena Alice jauh lebih cepat. Lagipula, ia juga tidak ingin terlalu dekat dengan Jong-in, apalagi ikut ke sana.

Lihat saja sekarang, Alice menarik bahu Jong-in hingga menengok ke arah Hee-ra. Kemudian, entah apa yang ia katakan sampai ekspresi Jong-in berubah. Matanya melebar seraya melirik Hee-ra yang berjarak beberapa meter darinya.

Sialan, pipinya memerah! Benar kan? Alice pasti mengatakan sesuatu yang tidak-tidak. Well, Hee-ra harus pergi sekarang. Ia tidak mau dipermalukan ataupun semakin canggung dengan Jong-in.

Salted Wound [Sehun - OC - Kai]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant