Bab 9

354 8 0
                                    

Teng Ting-hou tidak membantah.

"Dari segi mana saja, dapat kita simpulkan bahwa antara Ting Si dengan Pek-li Tiang-ceng punya hubungan khusus yang tidak diketahui orang."

"Hanya saja......"

"Aku tahu, mungkin dia bukan putra Pek-li Tiang-ceng, tapi apa tidak mungkin Ting Si adalah murid Pek-li Tiang-ceng?"

Teng Ting-hou menghela napas, katanya dengan tertawa getir, "Aku tidak begitu jelas, juga tidak berani menarik kesimpulan secepat ini. Tapi aku dapat memastikan satu hal"

"Memastikan soal apa?" Ong-toasiocia menegas.

"Apapun hubungan Ting Si dan Pek-li Tiang-ceng, entah anak atau murid,
aku yakin tak pernah dia membantu Pek-li Tiang-ceng dalam melakukan kejahatan."

Ong-toasiocia menatapnya, matanya yang indah mengandung cahaya pujian dan kagum. Setiap lelaki gagah dan perempuan pemberani pasti akan memberikan penghargaan kepadanya.

Malam gelap, bintang bertaburan di langit nan kelam. Lirikan mata Ong-toasiocia begitu lembut dan hangat.

Mendadak Teng Ting-hou merasa jantung mulai berdebar lagi, segera ia melangkah lebar ke depan, katanya lirih, "Mari kita cari tempat untuk tidur, besok pagi-pagi pasti ada berita dari Siau Ma."

"Apa betul Siau Ma akan memberi kabar? Apakah keadaannya sekarang baik-baik saja? Apakah dia sudah tahu seluk beluk tanggal 13 bulan 5? Apa betui tanggal 13 bulan 5 adalah kode rahasia Pek-li Tiang-ceng?"

Beberapa pertanyaan ini belum terjawab secara tepat, untung hari ini akan berlalu, masih ada hari esok. Besok pagi tetap ada harapan.

"Mari pulang ke warung Lo-shoa-tang saja, di sana masih ada meja kosong."

"Lho, bukankah di depan sana ada hotel?" seru Ong-toasiocia.

"Ya, menginap di hotel terlalu ramai, banyak mata kuping yang mungkin mengawasi gerak-gerik kita, lebih baik berlaku hati-hati."

Ong-toasiocia tertawa, "Kelihatannya kau mulai takut berduaan denganku di tempat yang sepi?"

Teng Ting-hou menyengir, "Ya, aku memang agak jeri padamu, untuk menyentuhmu saja, aku sudah kapok tujuh turunan."

Merah jengah selebar muka Ong-toasiocia. "Sebetulnya kau tidak perlu takut kepadaku," katanya kemudian.

"Sebab......" Kepalanya terangkat, lalu melanjutkan perkataannya, "Sebab aku hanya ingin memperalatmu untuk membuat Ting Si cemburu dan marah, terus terang saja, apapun yang terjadi, aku masih menyukainya."

Teng Ting-hou terbelalak kaget dan heran karena gadis ini berani terang-terangan melimpahkan isi hatinya.

Namun tentang cinta Ong-toasiocia terhadap Ting Si memang sudah dalam dugaannya, maka dia berkata dengan tersenyum getir, "Kau memang gadis jujur dan pemberani."

Ong-toasiocia menjadi rikuh dan kikuk, katanya dengan muka merah, "Belakangan aku pun sadar dan berpikir, kau juga laki-laki yang luar biasa, tapi......sayang kau sudah berkeluarga, biarlah selanjutnya aku pandang kau sebagai engkoh saja."

"Kau sedang menghiburku?"

Lebih jengah muka Ong-toasiocia, lama kemudian baru dia bersuara dengan menunduk, "Umpama aku tidak bertemu Ting Si, jika kau......"

"Aku tahu apa maksudmu," tukas Teng Ting-hou dengan senyum ramah. "Bisa menjadi engkohmu, bukan saja bangga, aku boleh merasa lega dan senang."

Pelahan Ong-toasiocia menghela napas lega, selega bila dia berhasil membereskan sesuatu yang ruwet. "Aku mencintainya. Aku kuatir dia melakukan sesuatu yang memalukan."

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongWhere stories live. Discover now