Bab 1

653 14 0
                                    

Sore, menjelang magrib.

Cahaya surya menyinari bendera besar yang berkibar dihembus angin.

Ti-ang bendera hitam legam, demikian pula warna da-sar bendera, juga hitam, bendera itu bersulam se-kuntum kembang merah dilingkari lima ekor anjing warna putih.
Itulah Kay-hoa-ngo-coan-ki (bendera lima anjing bu-nga mekar) yang belakangan mulai cemerlang di kalangan Kangouw.

Ngo-coan-ki atau bendera lima anjing adalah bendera perusahaan jasa pengawalan.

Tiang-ceng Piaukiok yang berdomisili di Liu-tang bergabung dengan tiga Piaukiok besar di Tionggoan dan tercakup dalam satu perusahaan pengawalan yang belum pernah ada selama ini.

Ngo-coan-ki adalah bendera lambang kebesaran me-reka.

Lima ekor anjing lambang lima orang, lima kekuatan.

Pemilik Tiang-ceng Piaukiok bernama Liau-tang Tay-hiap Pek-li Tiang-ceng.

Pemilik Tin-wan Piaukiok bernama Sin-kun-siau-cu-kat Teng Ting-hou.

Pemilik Cin-wi Piaukiok bernama Hok-sing-ko-cau Kui Tang-kin.

Pemilik Wi-kun Piaukiok bernama Giok-pau Kiang Sin.

Orang kelima adalah Cong-piauthau Cin-wi Piaukiok yang bergelar Kian-kun-pit Sebun Seng, Kian-kun-pit Se-bun Seng terkenal sebagai jago nomor satu dari kalangan Piaukiok di Tionggoan.

Sejak kelompok gabungan lima Piaukiok berdiri, usa-ha Ngo-coan-ki terus berkembang maju dengan kekuatan yang tiada bandingan, sebaliknya perusahaan pengawalan tanggung atau kecil lainnya semakin mundur dan akhirnya bangkrut.

Angin berhembus kencang, bendera itu berkibar de-ngan megah.

Disinari cahaya matahari kelihatan mengki-lap.

Terutama kelima ekor anjing putih itu, seperti hidup dan melonjak-lonjak.

Ting Si sedang duduk di bawah sinar surya, menga-wasi bendera besar yang berkibar dari kejauhan, wajah-nya berseri.

Ting Si adalah pemuda sembarangan, anak bergajul, punya baju baru ia pakai, pakaian lusuh dan kumal juga dipakai, ada arak ia minum ada hidangan lezat ia makan dengan lahap, kalau lagi tidak punya uang alias tongpes, meski kelaparan tiga hari tiga malam, ia masih tetap tertawa lebar, jarang ada orang melihat ia bersungut, cem-berut, berkeluh kesah atau marah.

Ting Si senang tertawa, tertawa sembarangan, see-naknya, kadang tertawa sambil menarik hidung, tertawa sambil memicingkan mata, juga tertawa seperti gadis kecil, melelet lidah atau melucu dengan muka setan.

Senyum tawa yang tidak mengandung maksud jahat, apalagi cemoohan sinis.

Kapan saja dimana saja tertawa, tampangnya tidak pernah jelek, wajahnya selalu menarik rasa simpatik orang lain terhadapnya.

Mereka pasti bilang Ting Si adalah orang yang menyenangkan, laki-laki simpatik, tapi yang membenci juga tak sedikit, paling tidak ada lima orang, lima ekor anjing.

Siau Ma alias si kuda kecil, kuda kecil yang satu ini bukan seorang di antara kelima orang itu.

Siau Ma bernama Ko Cin, sedang berdiri di belakang Ting Si, bila melihat Ting Si, maka Siau Ma hampir selalu berdiri di belakangnya.

Siau Ma adalah teman Ting Si, hu-bungan mereka melebihi hubungan seorang ayah terha-dap anak.

Bola matanya terpentang lebar, wajahnya bersungut seperti amat penasaran, mengawasi orang seperti ingin mengajak berkelahi, setiap saat dia memang siap berke-lahi, maka orang memanggilnya si Kuda Binal.

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongWhere stories live. Discover now