Bab 5

420 10 1
                                    

"Sebetulnya kau tidak perlu mengaku, karena......"

"Karena keenam pucuk surat ini kenyataan memang bukan kau yang menulis," Teng Ting-hou menambahkan.

Kui Tang-king malah bersikap heran, seperti di luar dugaan, katanya, "Darimana kalian tahu kalau bukan aku yang menulis?"

"Orang-orang yang tinggal di Ngo-hou-kang, kalau bukan perampok besar, tentu begal kecil, entah berapa orang yang saling bermusuhan di sana," ucap Ting Si.

Teng Ting-hou berkata, "Umpama betul orang-orang itu ingin berduel di bawah gunung, tak pantas mereka menyebarluaskan berita itu dengan membuang selebaran dimana-mana, sehingga khalayak ramai tahu."

Ting Si berkata, "Umpama mereka tidak takut ditangkap opas, juga harus berhati-hati terhadap musuh yang menuntut balas, jejak mereka amat dirahasiakan."

"Kali ini mereka justru menyebar selebaran secara terbuka, seolah takut orang lain tak tahu adanya duel itu."

"Coba kau terka, kenapa mereka berbuat demikan?"

Kui Tang-king berkata, "Aku bukan Ting Si yang cerdik, mana bisa menebak."

"Aku juga bukan Ting Si yang cerdik, tapi aku melihat adanya titik terang," demikian sanggah Teng Ting-hou.

"O? Coba kau jelaskan," ucap Kui Tang-king.

"Mereka berbuat begini, sengaja memberi peluang," demikian kata Teng Ting-hou. "Supaya kami leluasa naik ke Ngo-hou-kang membaca enam pucuk surat ini."

Kui Tang-king berkata, "Kau sudah melihat keenam surat ini bukan tulisanmu, maka pasti curiga terhadapku."

"Oleh karena itu aku akan menggenjot mulutmu dan merobek telingamu."

"Jika demikian, umpama aku menyangkal, siapa mau percaya."

Ting Si menimbrung, "Pengkhianat yang sesungguhnya akan menonton dari pinggir sambil bertepuk tangan."

Kui Tang-king tidak paham, katanya, "Orang-orang gagah di Ngo-hou-kang, mengapa mau melakukan tugas itu untuk si pengkhianat?"

Ting Si menjawab, "Pengkhianatan orang ini terhadap kalian berarti keuntungan atau ada manfaatnya bagi mereka."

"Dan kau?" tanya Kui Tang-king. "Kau tidak tahu adanya kasus ini?"

Ting Si tertawa, katanya, "Ting Si yang cerdik, ada kalanya berlaku ceroboh, demikian pula kali ini, tanpa sadar aku diperalat orang lain."

Kui Tang-king tertawa, katanya, "Untung kau tidak ceroboh, tidak bodoh."

Teng Ting-hou berkata, "Oleh karena itu mulutmu tidak kugenjot, telingamu juga tidak putus."

Kui Tang-king menatapnya lekat, katanya tandas, "Bukankah kita sudah berteman beberapa tahun?"

"Ya, sudah banyak tahun," sahut Teng Ting-hou.

"Sekarang kita tetap kawan sejawat."

"Tidak salah."

Kui Tang-king menuding Ting Si, katanya, "Bukankah bocah ini perampok yang membegal barang yang kita bekuk itu?"

Dengan tersenyum Teng Ting-hou mengangguk.

Kui Tang-king menghela napas, katanya tertawa kecut, "Tapi kelihatannya kalian adalah sahabat baik, kedudukanku justru terbalik seolah aku ini begal yang tertangkap."

Ting Si tertawa, katanya, "Kau pasti bukan begal."

"O,bukan?"

"Umpama kau adalah begal, pasti begal besar."

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongWhere stories live. Discover now