Bab 7

416 8 0
                                    

Ong-toasiocia berkata, "Di kamar itu tercium bau obat waktu aku memburu ke kamar buku ayah, bau obat serupa itu tercium pula olehku waktu melihatnya di tengah jalan."

Betapa pedas sindiran dan dingin sikap Ting Si terhadapnya, ternyata Ong-toasiocia tidak marah dan masih dapat menguasai emosi. "Kemarin pagi waktu aku melihatnya, kebetulan dia baru menggunakan obatnya itu, dari kejauhan aku sudah mencium bau obat yang khas itu, maka tak usah melihat jelas wajahnya, aku sudah tahu siapa dia." Lebih lanjut dia berkata, "Lantaran penyakitnya yang sudah menahun itu, deru napasnya amat berbeda dengan orang biasa, asal dua kali kau mendengar pernapasannya dengan seksama, lain kali bila bertemu atau mendengarnya, pasti kau dapat mengenalinya."

Teng Ting-hou tidak membuka mulut, tapi mimik mukanya menunjukkan bahwa apa yang diuraikan Ong-toasiocia memang benar. Sungguh tak pernah terpikir dalam benaknya, gadisjelita yang aleman dan pingitan ini ternyata cukup cerdik dan teliti.

Ong-toasiocia menatapnya, katanya, "Rurasa kalau kau pernah bertemu dia, kau pasti mengenalnya."

Teng Ting-hou hanya menganggukkan kepala.

"Dari tanggal 13 bulan 5 sampai tanggal 1 bulan 7 ada empat puluh hari. Dalam jangka waktu itu orang bisa bertoiak balik ke Koan-gwa, menunggu kau pergi menjemputnya."

"Tapi tahun ini......"

"Aku tahu, dua bulan yang lalu dia keluar perbatasan, tapi jangka waktu selama itu, cukup untuk pulang pergi secara diam-diam."

Teng Ting-hou menarik napas panjang, "Uraianmu bukan tidak masuk akal, tapi kau melupakan satu hal."

"Aku melupakan apa?"

"Hubungan Pek-li Tiang-ceng dengan ayahmu amat intim, apa alasannya membunuh ayahmu?"

"Karena ayah menolak anjurannya dan mengusirnya, itu dianggap tak memberi muka padanya, maka dia membenci dan dendam terhadap ayah, atau mungkin karena dia Tho-cu atau pimpinan cabang Ceng-liong-hwe dengan kode tanggal 13 bulan 5 itu, tak segan dia turun tangan secara keji."

"Jadi kau yakin bahwa dia pembunuh ayahmu?" Tergenggam erat kedua tangan Ong-toasiocia, suaranya mendesis geram, "Tidak ada alasan aku mencurigai orang lain kecuali dia."

"Tapi alasanmu lemah. Ingat, kau tak punya bukti." "Karena itu aku harus mencari bukti." Lalu Ong-toasiocia menambahkan, "untuk mendapatkan bukti, aku harus menemukan Pek-li Tiang-ceng, hanya dialah bukti hidup satu-satunya."

"Kau tahu dimana dia sekarang?" "Pasti di lereng hijau seperti yang terlukis dalam gambar itu."

"Kau tahu dimana letak lereng hijau itu?"

"Aku tak tahu," Ong-toasiocia menghela napas. "Apalagi, umpama aku bisa menemukan tempat itu dan berhasil menemui Pek-li Tiang-ceng, jelas aku bukan tandingannya, maka......"

"Maka kau mencari teman atau pembantu."

"Ya, pembantu yang berguna, gagah lagi berani."

"Kau ingin mengajakku?" Teng Ting-hou bertanya.

"Tidak," jawaban Ong-toasiocia tegas lagi cekak, gadis ini memang periang dan jujur.

Teng Ting-hou menyengir tawa yang dipaksakan. Kasus ini amat ruwet, lebih baik kalau dirinya tidak tersangkut, tapi entah mengapa, lubuk hatinya amat kecewa setelah mendengar jawaban Ong-toasiocia, kecewa karena merasa disepelekan.

"Ilmu silat Pek-li Tiang-ceng amat tinggi, laksana rase tua yang licik dan licin."

"Karena itu, kau harus mendapat pembantu yang memiliki llmu silat tinggi dan lebih lihai dari Pek-Ii Tiang-ceng, malah pembantumu itu harus lebih licin dibanding rase tua itu."

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongWhere stories live. Discover now