Bab 1: Losmen Angin dan Awan

Start from the beginning
                                    

Sekarang kita bisa melihat dengan jelas bahwa penunggangnya adalah seorang lelaki kekar tak berbaju dengan jenggot yang ikal. Otot-otot di tubuhnya yang hitam tampak seolah-olah terbuat dari baja.

Orang itu menarik tali kekang dan melihat anting-anting emas dan rambut merah di dekat pintu serta delapan buah golok yang menancap di atas tiang bendera. Sambil menyeringai, dia pun melompat turun dari pelana dan tangan kanan-kirinya masing-masing mencengkeram sebelah kaki kudanya.

Dengan mengeluarkan suara raungan yang mengguntur, orang itu lalu mengangkat kudanya tinggi-tinggi di udara dan meletakkannya di atas wuwungan pintu.

Kembali terdengar suara ringkikan kuda. Bulu surai kuda itu menari-nari di udara, tapi keempat kakinya, tanpa bergerak sedikit pun, seperti sudah menancap di wuwungan itu.

Si brewok pun tertawa terbahak-bahak dengan kepala menengadah ke atas, kemudian dia melangkah pergi. Dalam sekejap mata dia sudah menghilang, tapi kuda putih itu ditinggal sendirian, berdiri di bawah awan gelap dan tiupan angin barat, menyebabkan timbulnya suasana seram di udara.

++++++++++++++++++++++

Jalan yang panjang itu sunyi senyap, karena semua orang sudah menutup pintu rumah mereka.

"Losmen Angin dan Awan" juga tidak berpenghuni. Bila pelanggan losmen melihat anting-anting emas dan delapan bilah golok itu, diam-diam mereka tentu akan menyelinap keluar lewat pintu belakang.

Tapi kuda putih itu masih berdiri tanpa bergerak, seperti patung batu, menantang datangnya hembusan angin barat.

Tiba-tiba seorang pelajar berwajah tirus, berusia setengah baya, berbaju biru dan berkaus kaki putih, pelan-pelan berjalan mendekat dengan gaya yang sangat santai, tapi sepasang matanya tampak berkilat-kilat dengan tajam.

Ia berjalan pelan-pelan ke arah losmen itu dengan bergendong tangan, mengangkat dagunya untuk melihat dan menarik napas, "Kuda yang hebat! Benar-benar kuda yang hebat, tapi pemiliknya tidak punya hati dan menyalahimu."

Tiba-tiba ia mengibaskan sebelah tangannya dari balik punggungnya, lengan bajunya yang panjang pun berkibar-kibar, membawa gelombang angin yang kuat.

Kuda putih itu ketakutan dan meringkik lagi, seolah dia hendak melompat turun dari wuwungan pintu.

Pelajar setengah baya itu menyangga perut kuda dengan kedua tangannya dan menurunkan hewan itu ke atas tanah dengan perlahan. Lalu dia menepuk-nepuk pantatnya dan berkata, "Pulanglah dan beritahu majikanmu untuk datang ke mari. Katakan saja ada seorang teman baik yang menunggunya."

Seolah-olah memahami maksud laki-laki itu, kuda putih itu segera berlari pergi dari tempat itu.

Si pelajar setengah baya lalu menurunkan anting-anting emas di pinggir pintu dan kemudian melangkah masuk ke dalam losmen dan menepuk tiang bendera.

Delapan buah golok itu semuanya jatuh pada saat yang bersamaan.

Si pelajar mengibaskan lengan bajunya lagi dan mengepit kedelapan golok itu dalam lengan bajunya. Lalu ia bertanya dengan nada serius, "Di mana benderanya?"

Sesosok bayangan yang kecil dan kurus tiba-tiba melesat keluar dari dalam losmen, memanjat tiang bendera seperti seekor kera, dan dalam beberapa detik sudah tiba di puncak.

Sehelai bendera besar tiba-tiba bergulung keluar dari ujung tiang.

Di atas kain bendera itu terpampang gambar seekor naga hitam yang perkasa, tampak seolah-olah akan melesat melewati awan dan terbang pergi setiap saat!

2.

Malam.

Tidak ada bintang ataupun rembulan, dengan awan yang gelap dan angin yang kencang.

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongWhere stories live. Discover now