-----------------------------------------------------------------------------------------

Mereka mengikat tangan kami, menutupi wajah kami dengan kantung hitam bau dan memaksa kami masuk ke dalam kendaraan yang pendingin udaranya tidak berfungsi dengan baik. Yang bisa kudengar hanyalah suara mesin dan perdebatan yang hanya bisa didengar oleh aku dan Saeyoung.

Orang-orang ini – dan V, tentunya – tidak mengatakan sepatah kata pun sepanjang perjalanan. Yang bisa kudengar hanyalah suara mesin yang menderu dan perdebatan yang hanya bisa didengar oleh aku dan Saeyoung.

'... kalian biarkan mereka membawa Mika Noona dan Seven Hyung!?' protes Yoosung.

'Yoosung..' panggil Sayuri di balik kemudi, 'bukankah ini yang kau inginkan? Kau ingin tahu apa yang mereka sembunyikan, bukan begitu? Sebentar lagi kau akan mendapatkannya..'

'kita tidak tahu apa yang akan V Hyung lakukan pada mereka!' protes Yoosung lagi, 'kenapa kalian bisa begitu tenang!?'

'Yoosung..' panggil Sei, 'Mika ingin mendapatkan semua informasi yang bisa ia dapatkan.. apapun caranya, berapapun harganya.. sekarang ia dalam perjalanan menuju kotak harta yang ia cari.. kalau aku yang ada di posisinya, aku yakin aku akan membiarkan mereka menangkapku dengan senang hati.. lebih mudah masuk dengan membiarkan mereka menangkapmu daripada harus menerobos masuk ke markas mereka.. lagipula 'Sang Penyelamat ingin bertemu'.. mereka tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh pada Saeyoung dan Mika sebelum mereka bertemu dengan sang Penyelamat..' Sei tertawa kecil, 'Izumi dan Nagisa berada tepat di belakang mereka dan mainan Hikaru berada tepat di atas kepala mereka..'

'Hyung.. kau gugup..?' tanya Yoosung.

'calon istriku ada disana, kalau kau jadi aku, apa kau bisa tenang?' Sei balik bertanya.

Calon istri..?

Aku berusaha keras menahan diri untuk tidak tersenyum. Semoga mereka tidak curiga. Semoga mereka tidak curiga.

Wajahku panas.

Mendadak terbersit di benakku, calon istri Sei? berarti namaku akan berubah menjadi Yazawa Mika.. boleh juga, kataku dalam hati.

'... dimana?' suara Saeran.

'kita dalam perjalanan kembali ke Magenta,' jawab V, 'sang Penyelamat ingin bertemu dengan mereka berdua.'

'sepertinya aku benar-benar tidak terlihat, sekarang,' celetuk Vanderwood.

'Diam!' bentak suara yang tidak kukenal.

'Sang Penyelamat? Ingin bertemu Luciel?' Saeran tidak mempercayai apa yang ia dengar.

'ini perintah dari sang Penyelamat,' timpal V.

Entah kenapa aku merasa Saeran tidak puas dengan jawaban yang V berikan.

'V dan adik kembar Saeyoung.. mereka saling kenal,' suara Sei terdengar di telingaku.

'Sang Penyelamat? Entahlah, rasanya seperti.. aliran sesat..?' timpal Kai.

'atau mungkin 'Sang Penyelamat' adalah arwah ketua RFA yang bunuh diri tempo hari,' celetuk Ken.

'Senpai.. tidak lucu..' protes Hiro.

'yeah, tidak lucu, bodoh! Yoosung.. kau tidak apa-apa?' tanya Sayuri.

'tidak apa-apa, Sayuri..' jawab Yoosung, suaranya sedikit berbeda dari Yoosung yang biasa.

Lama kemudian, aku mendengar suara pintu yang terbuka. Suara mesin yang menderu sejak tadi telah tiada. Mereka memaksaku, Seven dan Vanderwood keluar dari kendaraan. Angin yang dingin menerpa wajahku. daerah pegunungan..?

mistakesWhere stories live. Discover now