18

180 20 7
                                    

Please welcome, Special guest in this chapter

*drum roll please*

Rheina a.k.a 606 from Hikarimai 's 'Don't Mind Me'

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

'kenapa dia ada disini..?' tanya Vanderwood, matanya bingung melihat V ada di depan kami.

'aku senang, undangan kami ternyata sampai padamu,' kataku santai, 'lama tidak bertemu, V..'

'undangan!? Undangan apa!?' tanya Vanderwood lagi.

'V! ternyata dia ada dibalik semua ini!' teriakan Yoosung memekakkan telingaku.

'Yoosung.. tenang..' kata Sayuri.

'aku harus kesana! Aku-'

Suara Yoosung menghilang.

'Luciel..? Mika..?' panggil V, 'kalian baik-baik saja?'

Apa dia tidak bisa melihat darah Seven membasahi dressku?

'V, matamu-'

'mataku bukan masalah, Luciel,' potong V.

'jangan panggil aku Luciel!' bentak Seven, 'aku tidak akan pernah menggunakan nama yang kau berikan padaku! bukan Luciel, bukan 707!'

'Saeyoung..' kata Seven akhirnya.

'sayang sekali kau terlambat, V.. pertunjukan pembukanya baru saja selesai..'

Senyum tipis mengembang di bibir V, 'begitukah? Sayang sekali..'

Saeyoung mendengus, 'kenapa kau ada disini!? Tidak mungkin kau datang untuk menjemput kami!'

'kebalikannya, Saeyoung.. aku datang untuk menjemput kalian..' tukas V.

'menjemput..?' aku tertawa kecil, 'mereka ada disini untuk memastikan kami ikut denganmu meski harus menggunakan kekerasan, benar begitu?'

'aku tidak ingin menggunakan kekerasan, Mika,' kata V, 'tapi mereka akan menggunakannya apabila kalian tidak mau bekerja sama..'

'empat belas orang, termasuk V. Yazawa?' suara Kai kembali terdengar.

Jangan!

Aku melempar tatapan membunuh kearah tahi lalat yang menempel di daun telinga Saeyoung.

'kau yakin, Mika?' tanya Sei. aku hanya mengejapkan mataku perlahan, 'pastikan mainanmu siap kapanpun mereka dibutuhkan, Hikaru..'

'sang Penyelamat ingin bertemu kalian, terutama kau, koordinator tamu RFA..' lanjut V.

'begitukah..? suatu kehormatan..' kataku datar, sekilas melihat tangan Saeyoung, pendarahannya belum berhenti.

'kami tidak akan menyakiti kalian..' tambah V.

Aku mengangguk, 'aku mengerti..' aku menjatuhkan kedua pistol yang melingkar di kakiku, 'tidak akan begini ceritanya kalau si bodoh ini tidak terluka..'

'Mika! Yang benar saja!' protes Saeyoung.

Aku menjatuhkan tas mainan yang melingkar di bahu Seven, 'kita tidak punya pilihan, bodoh! Jangankan melawan mereka, berdiri saja kau nyaris tidak bisa!' balasku cepat.

'pilihan yang sangat bijaksana, Mika..' kata V, 'sang Penyelamat pasti senang bertemu denganmu, dengan Saeyoung..'

'hei, apa sekarang aku tidak terlihat!?' protes Vanderwood.

mistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang