'dan aku juga tidak mau kau bertukar tempat,' timpalku santai, 'bahaya? Resiko? Katakan itu sebelum kau mengirimku kesini sebelas hari yang lalu,' potongku sebelum Sei sempat berkata-kata, 'pastikan kau pakai wig dan dress ini kalau kau mau bertukar tempat denganku.'

'Akai..' Sei meminta pertolongan Sayuri.

'sudah kubilang mengirim Mika kesini adalah ide bodoh, Yazawa! Sekarang tanggung sendiri akibatnya!' omel Sayuri.

'sudahlah, berhenti bertingkah seperti induk itik, Yazawa..' sela Ken, 'kau tahu persis kemampuannya.. tidak akan ada masalah..'

'tapi-'

'Sei.. tidak akan ada masalah.. mereka masuk ke dalam perangkap kita.. semuanya akan berjalan sesuai rencana.. mereka masuk, kita sergap, lalu kita pulang..' kataku santai, 'benar, kan, Seven?'

'mudah sekali kalian mengatakannya,' omel Sei, 'kemungkinan perhitunganmu salah selalu ada, Mika – kau bahkan tidak tahu berapa banyak yang akan kau hadapi hari ini..'

'bukannya tidak masalah? Sekarang aku punya kau, aku punya Kai, Ken, Sayuri, Hiro.. dan Yoosung.. dan Seven.. semuanya akan baik-baik saja, Sei..'

Sei menghela nafas panjan, 'baiklah.. dengan satu syarat..' kata Sei akhirnya, 'serahkan surat pengunduran dirimu segera setelah kita pulang.'

'APA!?' kataku setengah berteriak.

'Chibi-'

'apa? aku ingin kau berhenti dari-'

'jangan harap!' kataku kesal, aku mengacungkan jari manis tempat cincin itu melingkar, 'bukan surat pengunduran diri yang akan kuberikan, tapi cincin ini!'

'Mika-'

'Apa!? alasan apa lagi!? kau ingin aku berhenti agar seorang sekretaris baru yang cantik, seksi, tinggi, dada besar mengisi posisi itu dan kau punya alasan untuk menghabiskan waktu bersamanya sepanjang hari sementara aku mati bosan di rumah menunggu kau pulang!?'

'apa? aku hanya ingin kau-'

'dan kau bisa bersenang-senang dengan sekretaris barumu yang cantik itu sementara aku sendirian di rumah, memasak makan malam, menunggumu pulang sampai makanan itu dingin-' aku terdiam, 'sepertinya belakangan ini aku terlalu banyak menonton drama. Maaf.'

Rasanya wajahku mendidih. Aku tidak berani menatap Sei.

'kau tidak akan bisa menang, Yazawa.. akui saja..' Kai tertawa kecil.

'Hikaru, jangan lupa hoverboardku,' celetuk Ken.

'jangan hoverboardku..' ratap Kai, 'itu benda kesayanganku.. hoverboardku..'

'ada yang datang,' kata Yoosung, menunjuk kearah salah satu dari banyak monitor yang berada di depan matanya.

'Seven, ayo,' kataku pada Seven. Seven hanya mengangguk dan mengikutiku dengan sebuah tas di punggungnya. Tas yang penuh dengan mainan milik Kai..

*

Ini bukan pertama kalinya, Mika. Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja, kataku pada diriku sendiri. Sei dan yang lainnya menunggu di van. Van itu berada tidak jauh dari tempat ini. andai terjadi sesuatu, mereka akan segera datang. Aku selalu bisa mengandalkan mereka. semuanya akan baik-baik saja, pasti.

Sebuah mobil sport hitam dengan lapisan anti peluru di setiap incinya menunggu kami di pintu masuk bangunan ini. Mobil yang telah Kai modifikasi. Terlalu aman dan terlalu mencolok, pikirku. Konsep 'biasa' dalam otak Kai perlu sedikit perbaikan.

Aku merasa sedikit tidak nyaman.

Apa ada yang kulewatkan?

Apa ada yang sesuatu yang tidak kuperhitungkan?

mistakesWhere stories live. Discover now