6. Warm and Comfy

Zacznij od początku
                                    

Bogems sibuk bercerita dan sesekali tertawa. Sedangkan kopeco asik berbincang dengan Yuna tentang berbagai macam topik, mulai dari fashion, gosip, sampai drama korea yang lagi seru-serunya The Legend of Blue Sea. Saerhin dan Sofhi? Mereka sudah larut menonton MV Kpop melalui ponsel Saerhin sambil sesekali berteriak dan saling mencubit.

"Itu pasti Bang Tara," ucap Jackson cepat saat mendengar bunyi bel rumah dan langsung berdiri.

Yuna dan yang lainnya pun bersiap-siap untuk kejutan yang telah mereka siapkan. Saerhin segera berlalu membukakan pintu, tidak lupa Yuna mematikan lampu ruang tengah untuk memaksimalkan kejutan yang telah mereka siapkan.

"Lampu ruang tengah putus?" itu suara Wiyata sambil berjalan ke arah ruang tengah diikuti Yerisha dan Tara. 

Dorrrrrrr!!!!!!!

Dorrrrrrr!!!!!!!

Prettttttttt!!!!!!!!

Om telolet om!!!!!!!!!

"WELCOME BACK TO INDONESIA OM WIYATA"

"Yeaahh!"

"Waaah"

"Yuhuuu akhirnya makan-makan."

"Aaaaaaaahh Ayahhh!!!"

Berbagai reaksi terjadi di waktu yang bersamaan. Yoga yang berdiri di dekat sakelar lampu langsung menghidupkan lampu ruang keluarga tersebut. Saat lampu menyala, mereka melihat ke satu arah. Bukan ke arah Wiyata yang harusnya mengeluarkan ekspresi kaget dan bahagia. Wiyata saja ikut mengarahkan pandangannya ke arah yang sama dengan yang lainnya.

Ke arah asal teriakan tadi.

Yerisha dan Juang.

Di pojok sofa dekat pintu, Yerisha sedang merangkul lengan Juang sambil memejamkan matanya. Sedangkan Juang hanya bisa terdiam menatap teman-temannya yang melihat posisi mereka berdua sekarang. Juang pun menepuk tangan Yerisha pelan. Merasa sudah aman, Yerisha membuka perlahan matanya dan melihat sekelilingnya.

"Apa-apaan nih!!" teriak Yerisha lagi dan segera melepaskan genggamannya pada lengan Juang. Yerisha langsung menunduk malu dan berjalan ke samping Cacha.

Hening. Suasana menjadi awkward.

"Jadi mulai nggak nih pestanya, Tara laperr!"

"Ayooo makan!" Saerhin merasakan keadaan menjadi canggung sehingga ia ikut mencairkan suasana.

Yuna pun meminta maaf karena lupa jika Yerisha kagetan. Pesta kecil-kecilan malam itu berlangsung sederhana dan menyenangkan.

"Terima kasih ya buat teman-temannya Tara, Yerisha, sama Saerhin udah ikut nyiapin kejutan ini. Oleh-olehnya ambil aja di atas meja dekat sofa," ucap Wiyata sambil senyum ke arah semuanya.

Karena hari sudah semakin larut dan telah menunjukkan pukul 21.30 WIB, satu per satu teman-teman Yerisha pamit untuk pulang karena rumah mereka yang cukup jauh dari kediaman Yerisha. Di rumah Yerisha masih ada Daya dan Jackson yang merupakan tetangga Yerisha. Mereka berdua membantu Yuna dan Yerisha membereskan ruang keluarga.

Sofhi dan Juang yang ingin pulang segera berpamitan. "Bunda, Om, semuanya. Sofhi sama Bang Juang pamit pulang ya."

"Makasih Om, Bun. Maaf nggak bisa bantu sampai selesai," sambung Juang.

"Enggak apa-apa, ini masih rame yang bantu. Lain kali main ke sini lagi ya," ucap Yuna. "Yerisha anterin nih teman kamu ke depan!" pinta Yuna kepada Yerisha yang masih mengumpulkan sisa-sisa confetti.

Yerisha mengantarkan Sofhi dan Juang hingga ke pagar rumahnya. Hening. Tidak ada suara selama mereka berjalan ke depan kecuali suara hembusan nafas mereka masing-masing.

"Makasih ya Kak Yerisha buat undangan pesta kecil-kecilannya. Om Wiyata baik banget, makasih juga buat oleh-olehnya, Kak," sambil tersenyum bahagia Sofhi mengangkat goodie bag yang berisikan oleh-oleh dari Singapura itu. "Aku jadi kangen papa. Dulu papa juga suka ngasih oleh-oleh gini, apalagi Bang Juangㅡ"

"Sof, buruan!" potong Juang cepat merasa tidak nyaman dengan topik pembicaraan Sofhi.

"Eh, papa kaㅡ"

"Makasih, Yer. Ayo Sof!" kali ini ucapan Yerisha yang dipotong oleh Juang. Raut wajah Juang berubah menjadi dingin.

Yerisha yang menyadari hal itu hanya bisa menganggukkan kepalanya saat motor Juang sudah melaju keluar dari halaman rumah Yerisha. "Makasih juga Kak buat tadi waktu gue kaget!" teriak Yerisha selanjutnya acuh tak acuh apakah teriakannya didengar oleh Juang atau tidak.

"Cie yang dirangkul Kak Yerisha," goda Sofhi yang berada di boncengan Juang.

"Sof, jangan ungkit-ungkit tentang papa sama orang yang nggak kita kenal!" tersirat kedinginan dari nada bicara Juang.

"Tapi itu kan Kak Yer...iya deh," pasrah Sofhi yang melihat tatapan Juang dari kaca spion motornya.

HOMEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz