CHAPTER 9 - [Venice]

Mulai dari awal
                                    

Dua jam sepuluh menit berlalu, keempatnya telah menginjakkan kaki di Venice. Mereka disambut indahnya pemandangan klasik nan tentram. Tanpa sadar, Hee-ra telah meninggalkan hatinya di sini, tempat yang begitu tenang dan memanjakan diri.

Untuk permulaan, mereka menaiki gondola sepanjang grand canal. Gondolier yang semula diam, kini mulai mengeluarkan suara, menyanyikan Con Te Partirò tanpa diminta. Mungkinkah ia bisa mendengarkan suara hati Se-hun yang selalu berharap untuk bersatu dan pergi ke manapun bersama Hee-ra?

Tapi sayang, hal itu sepertinya tak akan bisa terwujud. Hee-ra lebih memilih Jong-in dan tak berniat memberi celah di hatinya sama sekali. Jujur, Se-hun iri. Bahkan sangat iri. Betapa beruntungnya pria yang mendapatkan perhatian dari gadis yang dicintainya. Gadis yang bahkan tak berniat untuk menengok ke arahnya, meskipun mereka duduk bersama. Gadis yang tak pernah bisa dimiliki, walaupun mereka selalu bersama.

Tanpa keduanya sadari, Kang So-hee yang duduk menghadap kedua anaknyapun mampu merasakan adanya ketegangan di antara kedua orang itu. Namun, matanya menangkap sesuatu yang lain, pandangan tulus dan penuh arti dari seorang Oh Se-hun ketika Hee-ra menengok ke arah lain. Pandangan yang seolah berkata bahwa Se-hun begitu mendamba, memancarkan sinar cinta dengan sangat kentara.

Mungkinkah Se-hun memiliki perasaan pada Hee-ra?

Tapi mereka berdua adalah saudara?

Tidak, Kang So-hee harus membuang pikiran itu. Mana mungkin Se-hun mencintai adiknya sendiri? Pasti hanya khayalannya saja!

Namun, sungguh, tatapan anak lelakinya tak bisa berbohong. Meskipun begitu, Kang So-hee berusaha mengelak. Ia tak akan pernah menganggap Se-hun mencintai Hee-ra, karena memang begitulah wajarnya.

Ketika akhirnya gondola berhenti, mereka langsung bergerak menuju The Gritti Palace, a Luxury Collection—tempat mereka menginap selama beberapa hari ke depan—Se-hun berusaha membantu Hee-ra membawa koper ke lobi, dan untunglah gadis itu tidak menolak tawarannya.

Resepsionis hotel menyambut dengan gembira dan segera meminta staff untuk mengantar keluarga tersebut ke kamar mereka. Shin Jae-woo dan Kang So-hee berada di lantai dua, sementara Se-hun dan Hee-ra di lantai tiga. Mereka terpisah karena ruangan yang diinginkan telah di-booking oleh turis lain.

"Ada hal lain yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan setelah meletakkan koper Hee-ra di kamar.

Hee-ra menggeleng. "Untuk saat ini tidak." Ia merogoh saku dan mengeluarkan beberapa lembar uang dalam satuan Lira, lalu memberikannya pada sang pelayan sebagi tip.

Kamar bernuansa klasik nan lembut yang menerpa mata berhasil membuat Hee-ra menahan napas sejenak. Terlalu indah hingga membuatnya tak bisa berkata-kata. Tepat di depan kamarnya, pemandangan kanal beserta gondola yang berlalu-lalang semakin membuat tempat ini istimewa.

 Tepat di depan kamarnya, pemandangan kanal beserta gondola yang berlalu-lalang semakin membuat tempat ini istimewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mungkin suatu hari nanti Hee-ra akan kembai ke Venice seorang diri, tempat yang sempurna untuk menikmati kebebasan, bukan?

Salted Wound [Sehun - OC - Kai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang