6. OLAHRAGA [REPOST] 2

Start from the beginning
                                    

"Iya Pak. Iya. Galak banget kaya nama saya," cibir Galaksi.

"GALAKSI!"

"Iya Pak. Iya," katanya cepat.

Guru bertopi putih itu memberinya peringatan lewat tatapannya.

"Kalian berdua lari dulu. Pemanasan keliling lapangan selama sepuluh kali," suruh Pak Nurdin pada Kejora dan Jihan yang langsung mengerti. Lari adalah pemanasan rutin saat olahraga. Jadi hal itu sudah bisa dimengerti oleh keduanya. Akhirnya mereka berdua mulai melakukan pemanasan sementara Pak Nurdin menghimbau pada semuanya, kecuali mereka bertiga untuk segera berdiri karena ada pengambilan nilai permainan bola besar yaitu Volly.

"LAK! Panas Lak di sana mending sini ngadem sama kita-kita," kata Oji di sebelah Nyong yang kini berada di bawah pohon. Melihat Galaksi yang tidak menanggapinya dan hanya diam saja dengan ekspresi seperti ingin membakar Oji hidup-hidup membuat Oji nyengir lebar.

"Lak muka lo jangan kaya orang mau ngajak berantem gitu Lak," kata Oji membuat gelak tawa Nyong terdengar.

"Oji! Nyong!" suara Pak Nurdin membuat keduanya diam. Keduanya seperti anak ayam yang langsung tunduk setelah dibentak demikian.

"Mampus lo," kata Galaksi tanpa suara.

Sekarang kedua perempuan yang tengah lari mengelilingi lapangan sekolah itu melewati Galaksi. Setelah mereka selesai lari sepuluh kali, akhirnya mereka boleh ikut bergabung olahraga dengan yang lain kecuali Galaksi yang masih diam di tempatnya.

"Ih kita nungguin lo banget tau gak Ra, Han!" kata Febbi menghampiri Kejora dan Jihan. "Lama banget deh kalian."

"Iya tadi banyak banget yang harus diperiksa. Kasian tuh guru udah hamil tua. Kenapa gak cuti aja ya?" kata Jihan.

"Tau deh," kata Kejora.

Mungkin ini firasatnya atau bagaimana namun sejak tadi Galaksi memperhatikannya. Sejak ia datang ke lapangan. Sejak ia lari bersama Jihan dan hingga kini dari sekilas pengelihatannya juga Galaksi masih memandangnya. Kejora mencoba menolehkan kepalanya ke kiri secara pelan-pelan dan benar laki-laki itu sedang memandangnya. Kalau begini sih Kejora gak bisa fokus. Dari kemarin hingga sekarang laki-laki itu terus memenuhi kepalanya.

Belum lagi mengingat kejadian di parkiran sekolah yang membuatnya malu setengah mati!

"—Ya kan gue... eh Ra! Ra!"

Kejora kaget karena Jihan menarik tangannya yang membuat tubuhnya yang tak siap langsung tertuju pada Jihan lalu ada bola Volly yang jatuh di dekat bangku lapangan.

"Eh sorry ya," kata Septian.

"Untung aja tuh bola gak kena temen gue," kata Jihan judes. "Kalau kena emangnya lo mau nanggung?"

"Han," kata Kejora menegurnya.

Jihan menghela napas.

"Gue minta maaf ya," kata Septian lalu berlari mengambil bola Volly itu dan melakukan servis tangan bawah dari tempatnya berdiri hingga bola berwarna kuning biru itu melambung tinggi dan di smash oleh Jordan.

"GUE KOK GAK DAPET BOLA?! YE ELAH!" seru Guntur dari kejauhan. "Curang ah lu pada!" katanya ngambek.

"Lo sih jauh-jauh," kata Oji.

"Tau tuh. Pake teriak-teriak lagi," timpal Nyong.

Hanya mereka yang menguasai bola Volly itu. Tidak ada yang berani merebut dan juga meminta. Setelah itu Pak Nurdin menyuruh kelas Kejora dan Galaksi untuk berbaris dan mengambil nilai pada masing-masing murid tentang bola Volly berurut dari nomor absen satu. Mulai dari melakukan passing, smash, dan juga servis. Setelah semuanya mendapat nilai, mereka boleh bermain bebas. Pak Nurdin pun sedang duduk dan sibuk dengan buku nilai yang sedang ia pegang.

GALAKSIWhere stories live. Discover now