6. OLAHRAGA [REPOST] 2

Mulai dari awal
                                    

Jordan merangkul temannya itu iba. "Tenang Nyong. Kalau Mona gak mau sama lo masih banyak cewek. Ntar gue cariin."

"Ah gak usah. Lagian siapa juga yang mau sama Mona. Cewek sok kaya gitu mana ada yang mau"

"Halah kalau Mona bilang suka sama lo juga lo mau," kata Oji.

"Yaiyalah gue mau! Itu lain cerita lagi," katanya sambil terkekeh tengil. "Cowok tuh ibarat kucing. Dikasi ikan meskipun tinggal tulang juga pasti mau."

"Metafora lo," kata Septian melirik Nyong aneh.

"Jelek-jelek gini gue juga pinter kali Bahasa Indonesia kali."

"Ngaku juga kalau lo jelek," kata Bams.

"Ye si Abwang Demen amat bikin gue naik darah."

Sekarang Galaksi melihat Kejora dari kejauhan sedang membawa tumpukan buku-buku. Cewek itu tampak kerepotan sendiri. Jordan dan Nyong sontak saling pandang seakan berkata dalam diam: lo sepemikiran sama gue.

Galaksi sendiri pun tampak cuek. Hanya mengamati cewek itu, tidak berniat membantu. Lagian dia juga tidak ada urusannya dengan cewek itu-- oh kecuali kemarin.

"Eh Kejora katanya Galaksi kangen!" celetuk Nyong membuat Galaksi mengerutkan keningnya. Dari jauh tampak Galaksi hendak memberi perhitungan pada Nyong yang sekarang mengabaikannya.

"Katanya kemarin peluknya kurang kenceng," timpal Jordan.

"Jordan," desis Galaksi seperti bisikan. Hanya Septian yang bisa mendengarnya karena ia berada tepat di samping Galaksi. Wajah cowok itu pun mulai datar sedatar-datarnya.

Tau apa yang dilakukan teman-temannya, Oji ikut nimbrug. "Eh Lak. Bantu napa sih. Katanya lo kangennn," ujarnya dengan nada menggoda. "Ntar kalau Kejora lewat lo malah nyesel lagi."

"Gak usah fitnah woe." kata Galaksi ketika Kejora melewati ketujuh lelaki yang sedang menjadikannya sebagai permainan itu. Cewek itu juga masa bodo dan menatap buku-buku yang sedang ia bawa. Rambut yang diikat satu menjuntai hingga sepunggung itu bergoyang mengikuti gerakannya.

"Lo emang gak peka Lak. Itu Kejora udah kode minta dibantuin." Guntur pun ikut-ikutan. "Gue pengin sih bantu. Tapi sayang gue bukan tipe tikung."

"Tikung apa lo?" tanya Oji.

"Tikung punya temenlah. Ya gak Lak?"

Apa-apaan sih, batin Kejora.

Galaksi hanya diam tidak meladeni Guntur atau teman-temannya yang lain. Saat Kejora melewatinya pun Galaksi hanya memandangnya dan Kejora juga melewatinya seperti biasa. Seolah mereka tidak pernah kenal. Meski kejadian kemarin tidak akan pernah terlupa.

****

Kejora baru saja keluar dari bilik kamar mandi sambil mengikat rambutnya dengan karet rambut pink yang terselip di antara bibirnya. Setelah mengikat rambutnya menjadi ikat satu tinggi. Kejora langsung melipat baju seragamnya sambil melihat pantulan dirinya di kaca besar. Cewek itu sudah lengkap dengan pakaian olahraganya dan juga sepatu Nike hijau tosca-nya.

"RA TUNGGUIN GUEEE!!" teriak Jihan dari bilik kamar mandi sebelah.

"Iya cepetan Han! Kita udah telat banget nih!" balas Kejora berteriak juga. Kini suara krasak-kresek terdengar lalu detik berikutnya Jihan keluar dengan menenteng satu tas kresek ketika Kejora memasukkan baju seragamnya ke dalam tote bag hitam. Di dalam tas kresek itu pasti ada baju seragam Jihan.

"Duh gue takut kita kena hukum," kata Jihan sambil mencuci wajahnya dan membersihkannya dengan handuk kecil yang sengaja ia bawa dari rumah. Gerakannya terlihat tergesa-gesa. Sama dengan Kejora yang kini sedang berjongkok untuk membenarkan tali sepatunya.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang