"Aku mesti tolong Tan Hong!" demikian nona ini ambil putusan. Akan tetapi ia bingung juga bagaimana ia dapat keluar dari kamarnya selama ayahnya itu belum tidur pules.
Hatinya nona ini terus memukul keras, matanya senantiasa mengawasi ke kamar ayahnya. Ia mengharap-harap supaya ayahnya lekas naik tidur. Lama rasanya ia menantikan, di akhirnya, dapat ia bernapas lega. Ia lihat api di kamar ayahnya telah padam! Ia lantas lompat bangun dari pembaringannya. Tapi mendadak ia ingat bahwa di luar kamar ada orang yang menjaga. Mungkin orang itu tidak berani merintangi padanya tetapi dia bisa membanguni ayahnya. Maka ia mesti berpikir pula. Dengan hati-hati nona ini membanguni budaknya, yang tidur dalam satu kamar dengannya.

"Lekas ambil dua poci arak," ia perintahkan. "Kau bawa dan kasihkan kepada dua pahlawan yang menjaga di taman. Katakan kepada mereka bahwa karena hawa udara dingin, Thaysoe sengaja hadiahkan mereka arak."

Sementara itu nona ini telah masuki obat pules, ke dalam arak itu.

Selama menantikan lebih jauh, hatinya Topuhua terus memukul. Sekarang ia pun kuatirkan kedua pahlawan tidak kena dipedayai. Ia memasang kuping terus. Bahna tegangnya hatinya, ia ingin dapat menahan jalannya sang waktu.

Akhirnya...

Budak perempuan tadi muncul dengan warta yang melegakan hati.

"Mereka minum tanpa curiga, keduanya telah tertidur," demikian berkata budak itu,yang telah sekalian layani kedua pahlawan, supaya ia bisa mendapat kepastian dari hasilnya obat pules.

Topuhua sudah salin pakaian, ia telah mengenakan pakaian untuk jalan malam, maka setelah perintahkan budaknya berdiam di dalam kamarnya, ia segera lari keluar. Dengan hati-hati ia menyelusup di taman bunga, akan akhirnya lompat naik ke atas tembok, akan keluar dari gedungnya.

Ketika itu tepat kentongan berbunyi empat kali. Pada malam itu, juga In Tiong tak dapat tidur tenang. Karena ia sangat bergembira dengan hasil tugasnya itu. Bukankah raja Watzu telah terima baik perdamaian? Maka besok hendak ia berangkat pulang ke negerinya. Ia akan pulang bersama Thaysianghong Kie Tin, kaisar tua yang ditawan musuh itu. Di pintu kota menteri dan raja akan bertemu, untuk berangkat bersama-sama.

Itulah suatu kehormatan besar untuk pihak kerajaan Beng, karena In Tiong sebagai utusan tidak usah pergi pula ke istana raja untuk pamitan. Dia akan pamitan sekalian di luar kota saja.

Malam itu rembulan dan bintang-bintang ada terang sekali, cahayanya permai. Sambil meloneng, In Tiong gadangi si Puteri Malam.

"Melihat indahnya malam ini, besok tentulah udara terang", berpikir cucunya In Tjeng itu. "Musim dingin telah lalu, diganti dengan datangnya musim semi, di waktu begini pulang ke negeri sendiri, bagaimana menyenangkan! Sri Baginda juga tentu sangat gembira!"

In Tiong pun bersyukur dan bergirang karena ia telah tidak membikin gagal tugasnya hingga ia tidak mendatangkan kehinaan untuk negaranya. Perdamaian telah didapat, raja yang tua juga bakal diajak pulang. Di dalam sejarah, hal ini adalah peristiwa yang jarang terjadi.

Akan tetapi dalam kegembiraannya itu, ada satu hal yang membikin In Tiong merasa sedikit tertekan. Itulah yang mengenai ayah dan ibu serta adiknya. Ia berbareng menantikan mereka tetapi mereka masih tidak kunjung datang. Mustahil mereka belum katahui tentang beradanya ia di negeri Watzu ini? Apakah mungkin San Bin tidak dapat ketemui mereka untuk memberitakannya? Karenanya, ia jadi berpikir.

In Tiong telah memikir untuk menanti lebih lama beberapa hari, akan tetapi di luar dugaannya bahwa perundingan perdamaian telah berjalan demikian lancar dengan dilakukannya penandatanganan. Kie Tin pun mendesak untuk lekas-lekas berangkat pulang. Maka itu, cara bagaimana ia dapat menunda keberangkatannya itu?

Kie Tin ingin lekas pulang, karena ia ingin lekas-lekas naik pula atas tahtanya. Ia seperti tidak mempedulikan hal di negerinya sudah ada raja yang baharu, bahwa soal itu mungkin akan menimbulkan kesulitan. Tentu saja karena keinginannya ini, ia tidak mau pikirkan In Tiong ada punya lain urusan atau tidak.

Thian San 2 : Dua Musuh Turunan (Peng Cong Hiap Eng)Where stories live. Discover now