'Aku bingung, aku menemukan ponsel ini di stasiun kereta bawah tanah, tapi yang ada di ponsel ini hanya aplikasi messenger ini. Aku ingin menemukan pemiliknya, tapi tidak ada daftar telepon atau contact yang tersimpan dalam ponsel ini. Aku terus mengirim pesan melalui aplikasi ini tapi tidak ada balasan. Yang ada hanya alamat dan angka-angka yang kelihatannya penting. Aku ingin pergi kesana sendiri, tapi sekarang ini aku sedang di luar negeri.'

Mencurigakan.

Barusan dia bilang menemukan ponsel di stasiun kereta bawah tanah dan sekarang dia ada di luar negeri?

Ah sudahlah.

'pertama-tama, ini siapa?' balasku singkat.

'Aku? ah, maaf, aku belum memperkenalkan diri. aku hanya.. mahasiswa yang sedang studi ke luar negeri. Rasanya aku tidak perlu memberitahu namaku, nama tidak terlalu penting, kan?'

Aku semakin curiga.

'Lagipula kau tidak akan menemukan apapun tentangku di google,' lanjutnya.

Serius?

Dia bisa sekolah di luar negeri dan namanya tidak ada di google? Ayolah, lelucon macam apa ini?

'Tapi, bisa tolong aku temukan pemilik ponsel ini?'

Hening. Aku enggan membalas pesan itu. terlalu mencurigakan dan rasanya ada yang tidak beres.

'aku tahu kau pasti kaget saat seseorang tiba-tiba muncul dan meminta bantuanmu seperti ini, tapi aku akan sangat berterima kasih andai kau mau menolongku.'

'kenapa aku harus menolongmu?' jawabku asal.

'karena kau adalah satu-satunya petunjuk yang kupunya. Aku terus berusaha menemukan pemilik ponsel ini, tapi sampai sekarang tidak ada petunjuk. Aku hanya ingin menemukan pemilik ponsel ini.'

Hening lagi. aku tidak ingin menjawabnya.

'aku akan membalas kebaikanmu saat aku kembali. Aku janji. Dan setahuku daerah yang tertulis disini adalah daerah yang sangat aman. Daerah berkembang, memang, tapi benar-benar aman. Kau boleh pergi kalau kau merasa tidak aman. Bagaimana?'

'tidak mau. Kau mengerikan.'

'mengerikan? Ah, aku tidak mengerikan,' protesnya, 'aku tahu ini aneh. Aku tahu kau menganggap aku aneh - sejujurnya, aku memang aneh - tapi tolong pertimbangkan. Dua orang yang tidak saling kenal di tempat yang berbeda - rasanya seperti takdir.'

Dan foto seorang lelaki bermata hijau dengan rambut hitam berantakan dalam balutan kaus turtle neck hitam dan kemeja merah kotak-kotak muncul di layar.

'itu fotoku. Mungkin ini akan membuat kecurigaanmu sedikit berkurang?'

Kuperhatikan foto yang muncul di layar ponsel ini. Tampak seperti mahasiswa biasa. aku tidak tertarik pada daun muda.

'aku akan segera kembali. Aku pasti akan membalas kebaikanmu. Kalau kau merasa tidak aman di sana, kau boleh pergi dan menghapus aplikasi ini. Kumohon..'

Aku menghela nafas panjang, orang aneh, kataku dalam hati.

Ia tidak memberitahuku apa yang harus kulakukan disini. Bahkan ia tidak membiarkanku membawa ponselku sendiri dan ia belum memberitahuku kapan aku bisa kembali. Rasanya benar-benar seperti dibuang.

Sudahlah, aku punya terlalu banyak waktu luang untuk kuhabiskan disini. Tidak ada salahnya aku membantu orang ini.

'kalau ada yang mencurigakan, aku pulang,' jawabku akhirnya.

'terima kasih! Ini alamatnya,' orang aneh itu mengirimkan sebuah alamat padaku. kuhubungkan alamat itu dengan aplikasi peta dan ternyata tempat itu tidak jauh dari tempatku berada sekarang. Aku memanggil taksi, cara cepat dan mudah untuk sampai ke tempat yang kutuju.
Beberapa puluh menit kemudian, taksi itu berhenti di lobby apartemen. Pintu otomatis langsung terbuka saat aku melangkah masuk. Tanpa pikir panjang aku menghampiri dua orang gadis yang duduk di meja panjang, dengan pakaian hitam ketat yang tampaknya cukup menyiksa mereka.

mistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang