CHAPTER 2 - [His Darkest Side]

Mulai dari awal
                                    

Sayangnya, ada satu masalah. Ketika Kang So-hee dan Shin Jae-Woo sangat menyayangi Se-hun, ada Hee-ra yang begitu membencinya.

Tentu saja Hee-ra membenci Se-hun bukan tanpa alasan. Sesungguhnya, gadis itu tahu jika Se-hun adalah seorang pembunuh. Hal itu pula yang menjadi satu dari sekian banyak alasan Se-hun untuk tidak melepaskan Hee-ra.

"Park, siapkan kamar utama dengan baik. Nanti malam aku akan membawa wanita itu ke sini," ujar Se-hun tanpa menatap lawan bicaranya.

Sementara itu, Park Young-lee yang sejak tadi berdiri di depannya langsung mengangguk. Lelaki itu bergegas pergi dan menyuruh bawahannya untuk membeli beberapa barang yang sekiranya akan digunakan tuannya malam ini.

Alasan inilah yang membuat Se-hun sangat menyukai Young-lee sebagai orang kepercayaannya. Ia pintar, cekatan dan tidak banyak bicara. Benar-benar karyawan idaman. Tidak seperti Hee-ra, begitu sulit diatur dan keras kepala. Namun, tetap saja, pada akhirnya Se-hun malah jatuh cinta padanya.

.




Jong-in menaruh nampan berisi sup dan lemon tea di depan Hee-ra. Ia menumpu badan dengan kedua lengan di atas meja. "Makanlah, aku tidak mau kau sakit."

Ia paham kesedihan yang mendalam dalam hati Hee-ra masih tersisa. Tapi bukan berarti gadis itu harus mengorbankan jam makan siangnya, bukan? Hee-ra bahkan belum menelan makanan sedikitpun sejak pagi.

"Aku ingin ke studio." Hee-ra mendongakkan wajahn, menatap Jong-in penuh harapan.

Seharusnya Jong-in tidak menuruti kemauan Hee-ra, tapi menolak sama saja dengan membiarkan Hee-ra terus mogok makan.

"Baiklah, tapi kau harus menghabiskan makananmu dan setelah itu kita pergi, setuju?"

Tanpa menunggu balasan Hee-ra, Jong-in langsung menarik kursi dan duduk di samping gadis itu. Ia menyendok sup dan diarahkan ke mulut Hee-ra. "Sepertinya kekasihku ingin disuapi, eh?"

Pipinya memerah, Hee-ra mendengus pelan dan mengambil sendok dari tangan Jong-in. "Aku bisa makan sendiri tahu," balasnya lalu memukul pelan lengan kanan Jong-in yang kemudian disambung tawa keduanya.

Inilah Jong-in, begitu perhatian dan selalu berusaha memperbaiki suasana hati Hee-ra. Sangat jauh berbeda dengan Se-hun yang selalu menekan dan mengancamnya.

Kedekatan mereka berawal saat Hee-ra masuk ke sanggar. Jong-in adalah satu-satunya anggota yang berasal dari Korea Selatan, dan kebetulannya lagi, usia mereka tidak jauh berbeda, otomatis teman pertama Hee-ra adalah Jong-in.

Mereka sering menghabiskan waktu bersama, bahkan tak jarang keduanya saling mengunjungi rumah satu sama lain, sehingga tak aneh kalau orang tua Hee-ra cukup dekat dengan Jong-in. Begitupun sebaliknya, Hee-ra selalu disambut baik oleh paman maupun bibi Jong-in.

Rupanya Hee-ra tak membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan makanannya. Sesuai perkiraan Jong-in, gadisnya pasti kelaparan. Melihat Hee-ra menyantap makanan dengan lahap sudah cukup membuat Jong-in tersenyum senang. Rasanya menyakitkan ketika Jong-in harus melihat Hee-ra diliputi kesedihan. Ia tidak ingin Hee-ra tersiksa.

Jong-in mengusap rambut Hee-ra lembut. "Good girl," ujarnya manis.

Setelah Hee-ra menyelesaikan makanannya, Jong-in segera membantu sang kekasih untuk berjalan menggunakan kruk. Mereka beranjak dari kafetaria kampus menuju ke sanggar.

Well, dilihat dari banyaknya kendaraan yang ada di parkiran, bisa disimpulkan bahwa mereka sudah berkumpul untuk latihan. Tiba-tiba relung hati Hee-ra kembali sakit, teringat bahwa kemarin sore masih bisa menari dengan bebas, sedangkan hari ini? Berjalanpun susah baginya.

Salted Wound [Sehun - OC - Kai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang