Shocked

1.4K 166 7
                                    

"Kalian, pulanglah duluan. Aku disini saja," ujar So Hyun, membuka pintu mobil Jungkook dan keluar.

Soojong dan Jungkook langsung berhenti berjalan.

"Maksudnya?"

"Aku mau melihatnya. Terserah apa kata kalian," So Hyun melangkah ke arah berlawanan dan mulai berjalan kecil.

Kedua sahabatnya hanya terdiam dan masuk ke mobil.

"Hati-hati, So Hyun-ah!" Soojong menyempatkan diri melambai pada So Hyun.

Junhoe duduk termenung di sofa rumahnya. Ia masih saja memikirkan cara melihat perempuan yang dikatakan teman-temannya itu. Tadi sore ia pergi ke Gangnam mencari cctv yang dimaksudnya.

Namun, tak satupun toko yang menyediakan barang itu.

Bagaimana bisa Korea yang secanggih ini tidak punya barang idiot yang diinginkannya? Junhoe mengumpat dalam hati.

Pintu rumah Junhoe terbuka. Muncullah keenam sosok temannya, primadona SMA Hanbok.

"June-ah!" Pria mungil bernama Kim Jinhwan itu langsung berlari kecil ke arah Junhoe.

"Aish! Si mesum ini!" Junhoe langsung terusik dengan kehadiran Jinhwan yang tiba-tiba memeluknya.

Pria bergigi kelinci bernama Bobby itu langsung terkekeh melihat tingkah kedua temannya.

"Jadi June-ah, kami dengar di dekat sini ada kedai es krim baru," ujar Yunhyeong, si maskulin grup primadona ini.

"Lalu?"

"Setidaknya pekalah pada kami June-ah, kami sudah lama tidak makan es krim.." Pria berpipi chubby yang tak lain adalah Jung Chanwoo memasang muka memelas.

Junhoe kelihatan sedang berpikir. "Kajja..kutraktir kalian."

Semuanya bersorak.

"Demi poni Daesung Big Bang! Kau memang pria idaman Koo Junhoe!"

"Aku tahu. Berhenti memujiku."

"Kami berjanji akan menemanimu malam ini!"

"June, aku mau menemanimu disini asal es krimku dua porsi!"

"June, apa aku boleh double?"

Dasar teman tak tahu diuntung.

Mereka bertujuh memilih berjalan kaki. Selama berjalan, Bobby dan Chanwoo sudah banyak membeli jajanan pinggir jalan.


Mulai dari ttbeoki, takoyaki (makanan Jepang berupa bola-bola gurita yang digoreng), bahkan permen kapas yang berhadiah stiker anak-anak.

Hanbin hanya geleng-geleng kepala melihat mereka berdua.

Sesampainya di kedai yang mereka tuju, mereka mulai memesan.

"June-ah, apa perempuan itu masih ada?" Yunhyeong memecah keheningan.


June tersedak. Kelima teman mereka menatap mereka bergantian.

"Sepertinya aku melewatkan sesuatu," sahut Bobby, sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

"Bukan. Dia perempuan yang kami lihat ketika itu, Bob." Yunhyeong sepertinya tahu apa maksud Bobby.

Bobby hanya mengangguk-angguk tenang.

Midnight Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang