Crush

2K 244 15
                                    


Kim So Hyun POV

01.15 AM


Aku hanya menatap kosong ke oppa-ku. Dengan cara apa aku mengelabuinya?Ia terlalu jenius untuk dibodohi.

Tiba-tiba ide yang cukup gila melintas di pikiranku.

Aku meliriknya sekilas dan berkata,"Oppa, bagaimana kalau kita jalan-jalan keluar?"

"Maksudmu??" Ia berhenti makan dan menatapku heran.

"Yah, kita berjalan-jalan sambil makan es krim mungkin? Atau makan jjangmyeon di pinggir jalan. Bagaimana?" tanyaku meyakinkannya.

"Bodoh. Kau mau cari mati, eoh? Appa eomma bisa membunuhku kalau ketahuan." Ia mulai berbicara dengan nada serius.

"Bukan begitu. Aku tau kau juga sedang stres. Mungkin sedikit jalan-jalan menatap langit malam Korea adalah solusi terbaik,"

"Heol, kau pintar mengelabuiku Kim So Hyun." Candanya sambil menunjukkan smirk mautnya.

Aku kembali menatapnya yang sedang berpikir keras.

"Bagaimana?" tanyaku.

Ia kelihatan sedikit bimbang.

"Call!" Tiba-tiba ia bangkit dari tempat duduknya dan merapikan rambutnya yang mulai acak-acakan.

"Ayo, sebelum kita ketahuan!!" Ucapnya semangat.

"Oppa, kau serius?!" Sekarang aku yang mulai takut.

Aku takut kami ketahuan oleh Appa dan Eomma. Mungkin kalau kami ketahuan, aku tidak akan pernah lagi mendengar suara laki-laki itu. Eomma Appa pasti mengawasiku setiap malam.

"Tenanglah, selama kau berdua denganku, kau akan baik-baik saja. Lagian eomma tidak sekejam itu, eoh." Ucapnya.

Kami mulai berjalan berdampingan. Seperti biasa, suasana ini selalu kurasakan tiap hari. Hanya bedanya sekarang, kali ini aku bersama dengan oppa-ku.

Aku menatap oppa-ku yang sepertinya takjub dengan susasana jalanan. Memang, jalanan sekarang kelihatan lebih ramai daripada kemarin.

Kedai soju di pinggir jalan juga penuh. Mayoritas pengisi jalanan malam sekarang adalah para pekerja lembur. Sepertinya semua perusahaan di Seoul sedang mengejar deadline.

Aku meliriknya sekilas, lalu menepuk jidatnya.

Plakk!!

"Ah appo! "

Aku berlari agar ia tidak membalas pukulanku.

Momen kejar-kejaran bersama oppa-ku yang gila ini akhirnya berakhir di minimarket yang biasa kukunjungi. Aku masuk duluan, diikuti oleh oppa-ku.

Penjaga toko yang akhir-akhir ini kuketahui bernama Kim Min Jae, menatap kami heran. Ia mungkin bingung kenapa aku, sianak aneh yang biasanya sendiri ditemani oleh lelaki tampan seperti oppa-ku.

Ah, siapa yang peduli.

Aku menuju ke bagian minuman, sementara oppa-ku pergi ke bagian snack. Ketika melihat-lihat harga-harga minuman kaleng, mataku tertuju pada laki-laki yang sedikit membungkuk di depan kulkas minimarket. Aku rasa ia sedang memilih minuman.

Aku menatap punggung laki-laki itu beberapa menit. Dari pakaiannya, aku tahu bahwa dia adalah anak SMA Hanbok. Ia pasti kaya atau pintar. Postur tubuhnya juga lumayan keren. Mungkin saja ia anak basket di sekolahnya. Kurasa juga ia pulang malam karena mengikuti bimbel.

Yah, seperti yang kalian ketahui, SMA Hanbok memang SMA yang ketat akan persaingan.

Aku memutuskan untuk menunggu lelaki SMA Hanbok itu karena susu kotak tujuanku ada di kulkas yang sedang ia lihat.

Lima menit berlalu dan ia belum juga selesai. Sebenarnya, apa yang dilakukannya hingga lama-lama menatap minuman di kulkas itu?

Aku mulai kesal. Aku memberanikan diri untuk menegurnya.

"Mmm, permisi." Ujarku pelan. Ia menoleh dan sedikit terkejut.

Astaga.

Kurasa kekesalanku yang mulai memuncak itu hilang entah kemana setelah melihat wajahnya.

Lelaki yang kuanggap gila karena menatap minuman di kulkas minimarket ini ternyata sangat tampan. Kuulangi, benar-benar tampan.

Pipinya yang chubby dan mata puppy eyes-nya benar-benar mampu melumpuhkan pikiranku.

"Eh? Kau sudah lama disini?Mm..maaf maaf, aku tidak menyadarinya. Maaf." Ujarnya sedikit tergesa-gesa.

"Tak apa. Aku juga tidak buru-buru," jawabku, namun tentu saja sambil menatap wajah tampannya.

Ia akhirnya mengambil 7 botol kopi kaleng dan menutup pintu kulkas dengan sikunya.

Melihatnya yang kerepotan, aku langsung menyodorkan keranjang belanjaku yang masih kosong kepadanya.

"Eeh..terimakasih, hehe." Ucapnya sedikit gugup, menurutku.

"Silakan," ia mundur dan memberi jalan bagiku.

"Mmm, baiklah. Terimakasih." Ujarku sopan.

Ia langsung pergi entah kemana, sementara aku cepat-cepat mengambil minumanku dan menuju ke kasir.

Aku masih berharap bisa bertemu dia lagi di sana. Namun, yang kutemui hanya oppa-ku yang sedang memegang dua es krim coklat. Ia sedang melirikku yang membawa susu kotak.

"Wae? Aku akan bayar sendiri, tenang saja." Ucapku.

"Tak apa. Letakkan disini. Biar aku yang membayarnya," ujarnya sambil mengarahkan kepalanya ke meja kasir.

Penjaga toko sekaligus kasir itu masih menatap kami berdua heran.

"Ia oppa-ku," sahutku memecah keheningan. Ia mengangguk-angguk sambil tersenyum.

Aku hanya fokus pada lelaki sipenjaga toko ini saat menghitung barang belanjaanku. Setelah oppa-ku membayarnya, kami beriringan keluar dari minimarket sambil memakan es krim.

Aku masih memikirkan lelaki kulkas tadi. Sepertinya aku akan sering bertemu dengannya jika aku bersekolah di Hanbok.

Sial. Padahal aku belum sempat melihat name tag lelaki itu.

Kami mulai berjalan menelusuri trotoar yang masih penuh dengan orang-orang. Aku melirik jam led-ku.

01.50 AM

Yaish.

Sudah waktunya.

Aku mempercepat langkahku. Aku bingung, bagaimana aku bisa mendengar suara lelaki itu jika oppa-ku ada?

Btw, tau siapa 'lelaki kulkas' yang buat So Hyun klepek-klepek?


Jung Chanwoo!! Udah jelas bgt penggambarannya pipi chubby sama puppy eyes-nya, hehe.

Midnight Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang