Stuck

1.6K 196 11
                                    

Hanbin POV

Hari ini benar-benar melelahkan. Aku memimpin rapat dewan murid selama dua jam lebih tanpa henti.

Bahkan selesai rapat pun, aku masih mengurus beberapa dokumen di ruang guru bersama Nayeon, sekretaris dewan murid kami.

Kami sibuk mengecek setiap map yang sudah disusun rapi oleh para guru.

"Kau benar-benar bekerja keras, Hanbin-ah." Ujar Nayeon sambil menyunggingkan senyum manisnya.

"Tentu saja. Sudah kewajibanku sebagai ketua." Jawabku enteng.

"Mau kubelikan minuman?"

Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah itu, Nayeon pergi dengan muka sumringahnya.

Begitulah sikap kami berdua. Selalu tersenyum satu sama lain jika bersama.

Sama seperti beberapa waktu yang lalu. Ketika aku masih merasakan jantungku berdegup kencang jika berbicara dengannya, atau ketika aku merasakan sensasi terbang ke langit saat dia tersenyum padaku.

Aku dulu menyukainya.

Sangat.

Aku mati-matian menjadi ketua dewan murid agar terlihat keren di matanya.

Hanya saja, aku mulai menyadari seorang temanku juga menyukai Nayeon. Dia adalah Bobby.

Aku tahu ia menyukai Nayeon.

Aku selalu mendengar semua curhatnya tentang Nayeon.

Dan aku hanya bisa tersenyum hambar sambil tertawa bersamanya.

Aku tidak mau mengatakan yang sebenarnya.

Aku takut ia akan menjauhiku.

Aku takut bersaing dengan temanku sendiri.

Dan sejak aku tahu Bobby menyukai Nayeon, perlahan-lahan aku mulai meghilangkan rasa sukaku padanya.

Kurasa itu pilihan yang tepat, mengingat sekarang mereka telah berpacaran.

Nayeon gadis yang manis. Wajar saja banyak pria yang suka padanya. Dan aku, bukanlah tipe orang yang gampang jatuh cinta.

Banyak kenangan indah yang kulakukan bersama Nayeon, rata-rata seperti adegan romansa di drama -drama.

Mungkin karena itulah aku menyukai Nayeon.

Namun gadis itu berbeda.

Ia berbeda dengan Nayeon.

Pertama kali melihatnya, aku merasa aku menyukainya dan ingin melindunginya.

Aku ingin terus menatapnya, meskipun ia kelihatan takut padaku.

Aku marah ketika Junhoe meremehkan gadis itu.

Aku gugup didekatnya dan benar-benar canggung.

Sungguh, berada di dekat orang yang kusukai membuatku kelihatan seperti orang bodoh.

Pintu ruang guru terbuka. Nayeon akhirnya datang membawa 2 cup kopi.

"Gomawo," ujarku. Ia hanya tersenyum dan kembali bekerja.

Sekitar pukul 3 sore, tugas kami selesai dan kami bersiap-siap pulang.

"Mau kuantar?" Tanyaku pada Nayeon.

"Gomawo Hanbin-ah, tapi Bobby sudah menungguku di depan gerbang. Aku duluan!" Jawab Nayeon cepat sembari membawa beberapa map ditangannya.

Midnight Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang