#30

6.9K 224 9
                                    

DIBACA!!

Ehem tes tes satu satu
Masih ada readers?
Masih ya?
Oke sebelumnya maap banget dr kemaren aku telat update..entah itu update Puzzle Love, Together With Me, After Youre Gone ... di karenakan banyak urusan di dunia nyata. Tapi tenang aja, semua cerita di lapakku bakal selesai kok. Mungkin yang aku selesain duluan Puzzle Love sama After Youre Gone. Sebenernya sih diem2 aku udh bikin draftnya di buku, cuma mau copy paste ke wattpad belum sempet😂

Daripada kalian kabur atau pindah ke lapak lain mending kalian bisa tanya2 di IG aku pesulapcinta atau via Line zhofya. Aku orgnya open chat kok, malah kalo dri IG atau Line bisa ku bls cepet.

Wow ternyata panjang ya. Mendingan udahan deh cuap2nya. Dan ... sebelum mengakhiri cuap2nya aku mau kasih tau kalo chapter2 selanjutnya sampai tamat GAK ADA SPOILER. N bakal banyak adegan2 yang bikin meleleh

So, Happy Reading

***

Nada dering panggilan masuk mengusik Ira yang masih terlelap. Dengan malas tangan gadis itu mencari-cari sumber suara. Dan Ira menemukannya di bawah bantal.

''Aku itu bukan nomophobia yang setiap saat ngelirik handphone. Tapi sejak aku jadi dokter, mau gak mau aku harus megang handphone terus. Dan aku sering naroh benda itu di bawah bantal kalo malam. Dengan begitu aku bisa denger kalau ada telepon darurat.''

Itulah salah satu kebiasan Hendra yang Ira ketahui. Menaruh ponsel di bawah bantal. Padahal, Hendra tahu bahaya menaruh ponsel di dekat kepala saat malam hari. Dan Ira harus terbiasa dengan suara nada dering di bawah bantalnya.

Ponsel itu kembali berdering. Ira melirik nama yang tertara di layar ponsel suaminya. Dokter Adrian.

Dokter Adrian? Ada apa pagi-pagi begini nelpon?

''Hallo Dok?''

''Ira?''

''Maaf Dok, Hendra lagi di kamar mandi. Jadi saya yang mengangkat telepon Dokter. Dokter mau bicara sama Hendra nanti Dokter bisa telpon lagi.''

''Tidak perlu, Ira. Saya minta tolong sama kamu, tolong sampaikan ke Hendra kalau hari ini Hendra harus ke rumah sakit karena Hendra sudah bisa di terapi. Saya sudah menghubungi Hendra dari kemarin tapi tidak di angkat.''

''Terima kasih atas infonya, Dok. Nanti saya sampaikan.''

Setelah sambungan telepon terputus Ira menyibak selimut yang menutupi tubuhnya lalu bergegas untuk mandi. Saat Ira bangkit dari ranjang Hendra keluar dari kamar mandi.

''Kamu mau ngapain?'' tanya Hendra.

''Mau mandi.''

''Kamu mau mandi?''

''Iya. Salah emangnya?''

''Ya salah lah. Kamu kan lagi sakit, masa kamu mau mandi.''

''Alva, aku harus mandi karena aku udah dua hari gak mandi. Dan aku mau nganterin kamu ke rumah sakit. Barusan Dokter Adrian telpon kamu terus aku yang angkat, dan Dokter Adrian bilang hari ini kamu terapi.''

''Nggak, Hime. Kalo kamu belum sembuh aku gak mau ke rumah sakit. Aku tau kamu masih sakit. Muka kamu aja masih pucet, mendingan kamu---"

''Udah ya Dokter Sayang. Kali ini aku gak mau denger saran kamu.''

Cup. Satu morning kiss Ira berikan di pipi kiri suaminya lalu masuk ke kamar mandi. Sementara Hendra mematung di tempat. Mimpi apa dia semalam sampai paginya mendapat 'kejutan'. Dan tadi Ira bilang apa? Dokter Sayang?

Lima belas menit kemudian, Ira keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan bathrobe. Ira membuka lemari pakaiannya dan mengambil pakaian miliknya. Lalu tanpa menoleh ke arah Hendra, Ira masuk lagi ke kamar mandi.

Tentu saja Hendra hampir sesak napas melihat Ira yang hanya mengenakan bathrobe tanpa dosa melewatinya. Untuk pertama kalinya Hendra melihat perempuan mengenakan pakaian itu.

Ira keluar dari kamar mandi. Gadis itu kemudian menyisir rambutnya lalu make up sebentar.

''Kita sarapan sebentar, ya. Habis itu kita langsung ke rumah sakit.''

Entah kenapa, Hendra tidak membantah ucapan gadis itu. Seakan sudah terhipnotis dengan pesona Ira pagi ini, Hendra menurut saja saat Ira membawanya ke ruang makan. Setibanya di sana, Ira langsung menyendokkan nasi dan lauknya untuk suaminya dan untuk dirinya. Tanpa ragu Hendra menyantap makanannya. Namun tak lama Hendra merasa tengkuknya gatal setelah mengunyah makanannya.

''Kamu kenapa?'' tanya Ira. Heran melihat gelagat suaminya.

''Ini makanan apa?''

''Lho masa kamu gak tau sih? Itu bakso udang.''

Hendra terbelalak. Pantas saja setelah memakan makanan tadi alerginya kambuh.

''Maaf Hime, aku lupa bilang kalau sebenarnya aku alergi udang.''

''Alergi?'' Ira tergagap, panik, dan bingung harus berbuat apa.

''Kamu punya obatnya?'' tanya Ira kemudian.

''Obatnya ketinggalan di rumah.''

''Apa--" Ira semakin kalut. Di rumahnya pun sepertinya tidak ada obat alergi.

''Kalo obatnya gak di minum apa ada reaksi lain selain gatal-gatal?''

''Kalo aku gak minum obatnya ... aku bakal sesak napas.''

''Oke. Aku antar kamu ke rumah sakit sekarang!''

♡♡♡♡

#30
05 April 2016

Edit
21 September 2016

***

Judul lagu
Tantri ft Arda ~ pelabuhan terakhir

[2] After You're Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang