#25

3.6K 173 6
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya!!

Sekalian komen jg boleeeeeh....

****

''Ayo silahkan masuk!''

Mayang dan Anto duduk di sofa. Tuan dan Nyonya Wijaya juga berada di tempat itu. Tak lama Bik Surti datang membawakan air minum untuk tamu dan majikannya.

''Tumben Pak Anto dan istri datang ke rumah kami. Apa ada sesuatu yang ingin dibicarakan?'' tanya Tuan Wijaya. Tuan Wijaya memang sudah mengenal Anto. Dulu mereka pernah bertemu di bisnis yang sama.

Anto melempar pandangan pada istrinya. Mayang kembali teringat Hendra yang meminta untuk datang menemui orang tua Ira.

''Mama mau kan bantuin aku?''

''Bantuin apa?''

''Mama sama Papa kan orang tua aku. Tolong Mama sama Papa ketemuan sama orang tua Ira.''

''Untuk apa?''

''Untuk ... meminta Ira jadi istri aku, Ma.''

Saat itu juga, Mayang menelepon suaminya yang masih berada di kantor. Mayang tidak ingin menunda keinginan anaknya yang satu ini.

Jika seandainya saya memiliki anak laki-laki lagi selain Angga, saya ingin Ira yang mendampinginya.

Mayang masih ingat kata-kata Marissa. Dan sebentar lagi 'seandainya' itu akan menjadi kenyataan.

''Saya dan istri kemari ingin membicarakan soal anak kita,'' kata Anto.

''Anak?'' seru Nyonya Wijaya.

''Iya Bu Wijaya. Saya lihat anak Ibu dan anak saya sudah lama kenal. Dan anak saya ingin sekali menjadikan anak Ibu dan Pak Wijaya sebagai istri. Saya dan istri saya mewakili anak saya karena dia tidak bisa datang,'' jelas Anto. Tentu saja kedua orang tua Ira kaget mendengar anaknya di lamar secara mendadak.

''Kebetulan anak saya sudah pulang,'' kata Tuan Wijaya begitu melihat  Ira datang.

''Ira, ayo ke sini sebentar.''

Ira menurut saja saat Tuan Wijaya menyuruh bergabung. Ira heran kenapa orang tua Hendra bisa ada di rumahnya.

''Ada apa? Kok aku boleh nimbrung?'' tanya Ira. Posisinya sekarang duduk di samping Papanya.

''Pak Anto dan istrinya ke sini karena mereka ingin melamar kamu sebagai istri anaknya,'' jawab Tuan Wijaya. Jawaban itu membuat Ira terperanjat.

Tangan Ira bergerak mengambil ponselnya yang di taruh di dalam tas. Ira segera mencari nomer seseorang yang dia yakini dalang dari semua ini. Beruntunglah Ira sempat meminta nomer orang itu dari Jojo. Begitu ketemu Ira langsung menekan tombol panggil.

Di rumah, Hendra yang sedang duduk di teras mendengar ponselnya berdering. Hendra segera meraih benda kecil itu dan melihat nama yang tertara di layar. Wajahnya tersenyum. Beruntung sekali Hendra sempat meminta nomor ponsel gadis itu ke Jojo.

''Apa maksud kamu? Ini semua gak lucu! Kamu mau mainin perasaan aku?'' ketus Ira. Tanpa peduli posisinya sekarang ada di mana.

''Siapa yang mau mainin perasaan kamu? Bukannya ini kemauan kamu? Kamu sendiri kan yang bilang kalau kamu mau jadi istri aku. Makanya orang tua aku datang buat ngelamar kamu secara resmi. Nggak ada yang salah kan?''

Lidah Ira mendadak kelu. Tak bisa membalas kata-kata Hendra.

''Sekarang aku yang minta ke kamu ... apa kamu mau nikah sama aku?''

Ira membeku. Pertanyaan itu ... pertanyaan yang sama saat Alvi meminta Ira menjadi istrinya. Kini Ira mendengar untuk kedua kalinya, dari orang yang wajahnya sama dengan yang dulu.

Ira menjatuhkan ponselnya ke sofa. Kedua matanya memandang kedua orang tua Hendra.

''Tante sama Om pasti sudah tau kalau saya pernah menikah....''

Kalimat barusan di dengar Hendra karena Ira belum memutus sambungan.

''Itu tidak menjadi masalah bagi kami. Yang penting kamu perempuan yang baik,'' kata Mayang.

''Apa kamu mau jadi menantu kami?'' tanya Anto. Ira kembali terdiam. Padahal di sana Hendra sudah tidak sabar mendengar jawaban.

''Saya ... mau.''

Mayang dan Anto senang mendengar jawaban Ira. Begitu juga dengan Hendra.

♡♡♡♡

''Yes!! Akhirnya kamu nikah!!'' seru Mita yang sangat senang mendengar kabar baik dari sahabatnya. Kini Mita, Danu, dan Jojo berkumpul di rumah Ira. Joni tidak bisa ikut karena harus mengantarkan Sarah chek up ke Dokter.

''Kemaren Joni dapet anak, terus Danu dapet pacar, sekarang Ira dapet suami,'' gumam Jojo.

''Yee ... ngiri ceritanya?'' sahut Mita.

''Ya iyalah. Aku kan paling belum punya pacar. Gebetan juga gak punya!''

''Sabar Jo. Suatu hari nanti kamu pasti dapet pasangan kok,'' ujar Ira.

''Terus kita di undang ke sini mau ngapain? Apa ada yang perlu di bantu? Kayak misal nyari dekor, cetak undangan, nyari fotografer, atau ... Bestfreind manggung lagi?'' Danu memberondong pertanyaan.

''Bukan semuanya. Kalian bantu do'a aja.''

''HAH??'' Seru Mita, Danu, dan Jojo serempak.

''Kirain di suruh ke sini mau ngapain gitu. Nggak taunya cuma di suruh bantu do'a!!'' umpat Mita.

''Ada-ada aja sih!'' timpal Jojo.

''Kok nggak ada persiapan apa-apa?'' tanya Danu.

''Nggak ah. Soalnya ini pernikahan aku yang kedua, jadi sederhana aja. Nggak perlu meriah kayak dulu,'' ujar Ira. Suasana mendadak hening. Baik Mita, Danu, dan Jojo sudah tau apa yang dirasakan Ira dulu.

''Semoga aja pernikahan ini menjadi pernikahan yang terakhir ya, Ra. Kita sebagai sahabat cuma bisa do'ain aja,'' ujar Mita.

♡♡♡♡

#25
26 Maret 2016

Edit
26 Agustus 2016

***

Chapter Selanjutnya

Karena perasaan itulah Ira berani membelai rambut Hendra. Hingga tanpa sadar karena perbuatan Ira, Hendra membuka matanya. Refleks Ira menghentikannya dan berbalik memunggungi Hendra.

***

Di spoiler sudah membuktikan kalau mereka udah se....(di isi sendiri aja)

Spoiler ini bisa buat chap #26 atau #27, jadi yang keppo di tahan yaaaa....(kayak ada yang keppo aja)

Dan maaf buat pembaca Puzzle Love kalau aku updatenya sering telat sampai kalian bosen nunggunginnya. Maafkan aku yang lagi gak bisa bagi waktu.

[2] After You're Gone [END]Where stories live. Discover now