#17

3.6K 168 5
                                    

Malam ini Om Gunawan datang ke rumah Ira. Om Gunawan kaget saat mendengar kabar dari Jojo kalau Ira keluar dari Bestfriend. Padahal sebentar lagi Bestfriend akan tampil di acara ulang tahun Hotel Perdana.

Ira menemui Om-nya dengan wajah sembab dan kelihatan pucat karena tadi sore dia kehujanan di makam Alvi.

"Om kenapa malam-malam ke sini?"

"Om minta sama kamu, kamu jangan keluar dari Bestfriend. Posisi kamu saat ini sangat penting. Kamu bisa kan bantu Om?"

Mendengar kata Bestfriend, Ira teringat kata Joni tadi siang. Setiap kali mengingatnya, hati Ira sakit.

"Maaf Om, keputusan aku udah bulat. Aku akan tetap keluar dari Bestfriend. Percuma kalau aku di pertahankan tapi aku gak di anggap."

"Ira, Om mohon ... kali ini saja kamu nurut sama Om."

"Aku gak bisa, Om."

Ira kemudian pergi ke kamarnya. Om Gunawan menghela napas. Ponselnya berdering, ada telepon dari Nova.

"Hallo Nova, ada apa?"

"Maaf Om sebelumnya. Aku cuma mau bilang aku ... mau berhenti jadi asisten Bestfriend."

"Lho? Kenapa?"

"Aku udah gak betah, Om. Lagian sekarang Bestfriend berantakan, aku gak mau tersangkut masalah. Udah ya Om. Nova cuma mau bilang itu aja."

"Iya tapi--Hallo, hallo!!"

Nova sudah memutus sambungan teleponnya. Pikiran Om Gunawan semakin runyam.

♡♡♡♡

"Ini diminum tehnya."

Marissa memberikan secangkir teh kepada anaknya. Hendra menyesapnya sedikit. Marissa memperhatikan anaknya. Marissa tidak tahu apa yang anaknya pikirkan, kenapa Hendra tiba-tiba keluar dan pulang dengan keadaan basah kuyub. Dan berakhir Hendra demam.

"Makasih Bu."

"Sama-sama. Gimana badan kamu? Udah enakan?"

"Lumayan dari yang semalam, Bu."

"Jadi, kamu sudah bertemu dengan Ira?" Akhirnya Marissa memberanikan diri bertanya itu. Hendra terhenyak.

"Iya, Bu. Dia ... istrinya Alvi, kan?"

"Iya. Ira istrinya Alvi. Dulu, mereka saling mencintai. Ira benar-benar menerima Alvi apa adanya. Ira wanita yang tegar, Ibu kagum dengan kesabarannya. Meski Alvi sudah meninggal, Ira tetap menganggap Alvi sebagai suaminya. Ira yang merawat makam Alvi selama ini. Hatinya tulus dan kuat. Meski dia juga sedih karena kehilangan Alvi, tapi Ira tetap duduk di samping Ibu sambil menguatkan hati Ibu. Ibu tahu, sebenarnya dia hancur. Walau Ira tak pernah mengatakannya, Ibu tahu...."

Hendra tertegun. Tidak tahu harus mengatakan apa.

Ibu benar, di luar dia terlihat kuat. Tapi sebenarnya dia rapuh. Dia butuh Alvi....

"Bu, aku ... mau menjaganya. Aku mau menggantikan posisi Alvi."

Marissa menatap anaknya. Mencerna baik-baik kalimat yang baru saja terlontar. Marissa kelu, tak mampu mengucapkan beberapa kata untuk mewakili perasaannya.

Tapi untungnya ponsel milik Hendra berdering memecahkan keheningan. Hendra segera mengangkat telepon dari Dokter rumah sakit.

[2] After You're Gone [END]Where stories live. Discover now