#18

3.5K 173 2
                                    


Ira bangkit ketika Dokter yang menangangi Sarah keluar setelah hampir dua jam berkutat di dalam. Ira sudah sangat menanti kabar dari sahabatnya. Bahkan Ira sampai lupa keluar tadi dia tidak pamit dengan Bik Surti.

"Dok bagaimana keadaan teman saya?"

"Kamu tenang saja. Operasinya berjalan dengan baik. Ibu dam bayinya selamat."

Ira sangat lega mendengarnya. Kini tinggal menunggu kabar dari dua teman cowok itu.

Mudah-mudahan Jojo sama Danu berhasil bawa Joni.

Ira melihat Hendra keluar dari kamar operasi. Perasaan tidak sukanya mulai muncul lagi. Masih terekam jelas apa yang Hendra lakukan di dekat makam Alvi.

"Kamu mau lihat temen kamu?" tanya Hendra. Tapi tidak ada jawaban.

"Sebentar lagi dia dan bayinya di pindahkan ke kamar perawatan. Kamu tunggu saja di sini," kata Hendra. Dia lalu pergi. Dan benar, Sarah beserta bayinya di boyong keluar dari kamar operasi menuju kamar perawatan. Untunglah Ira sudah membereskan administrasinya. Jadi Sarah bisa langsung di rawat intensif.

Ira masuk ke kamar VIP tempat Sarah di rawat. Sarah sendiri belum tahu kalau ada Ira di sana karena masih terpengaruh obat bius.

Ira memperhatikan bayi merah yang berada di dalam box. Kasihan bayi ini. Harusnya di hari pertama dia dilahirnya, orang pertama yang di lihat adalah ayahnya.

"Selamat datang di dunia." Ira menyapa bayi itu.

"I-Ira...."

Ira menoleh. Ternyata Sarah sudah sadar. Ira duduk di tepi branka.

"Makasih Ira, kamu udah bantu banyak. Aku jadi gak enak."

"Sama-sama, Sarah. Kamu gak usah merasa gak enak, kamu kan temen aku. Tapi ... maaf aku belum bisa bawa Joni ke sini."

Mendengar itu, air mata Sarah tiba-tiba melesat keluar. Ira merasa dia salah bicara.

"Maaf Sarah kalo itu bikin kamu sedih. Jojo sama Danu lagi usaha nyari Joni, kamu sabar ya."

"Kalau seandainya Alvi gak ninggalin kita secepat ini, Joni pasti gak akan berubah."

Ira terhenyak. Alvi lagi? Kenapa semua orang menyalahkan kematian suamiku?

"Maaf Ira, aku gak bermaksud menyalahkan kematian Alvi. Kematian Alvi itu udah takdir," kata Sarah yang seolah tahu apa yang Ira pikirkan,

"Tapi yang menjadi masalahnya, Joni sampai sekarang belum bisa menerima takdir itu. Dan bayi itu ... hasil perbuatan Joni yang saat itu masih labil. Walaupun kami sudah menikah, tapi saat melakukan itu kami selalu memakai pengaman lantaran kami masih kuliah. Tapi hari itu, Joni melakukannya tanpa pengaman. Joni melakukannya berulang kali sampai aku hamil ... dan Joni, gak bisa menerima kehamilan aku. Joni mulai berubah, dia mulai kasar sama aku. Bahkan, dia ninggalin aku saat aku udah hamil besar."

Ira masih belum mempercayai yang ia dengar dari mulut Sarah. Betapa berat penderitaan Sarah selama ini. Dalam kondisi seperti ini harusnya Joni ada di sisi istrinya. Apa sifat egois Joni bisa meruntuhkan rasa cintanya pada Sarah?

Seandainya kamu tau, Sarah. Kemarin Joni bikin aku terpuruk lagi seperti tiga tahun yang lalu.

♡♡♡♡

Joni baru saja keluar dari kelasnya. Mata kuliahnya tadi membuat kepalanya penat. Ditambah memikirkan masalah Bestfriend kemarin, membuat kepala Joni serasa mau pecah.

Seandainya kamu di sini, Vi. Pasti gak akan kayak gini. Bestfriend gak akan bubar.

"Itu Joni!" seru Jojo. Dia dan Danu bersembunyi dibalik pohon besar. Dari hasil investigasi mereka dengan Dosen pembimbing Joni, Jojo dan Danu mendapat info kalau hari ini Joni ada kelas. Mereka berdua pun memutuskan menunggu Joni keluar kelas.

[2] After You're Gone [END]Where stories live. Discover now