12. Sadness

1.9K 263 100
                                    

-Dekat dengan seseorang bukan berarti kita mempunyai status special, kadang menjadi teman dekat lebih baik daripada harus mempunyai status special.- KhansaD

Sabrina menatap langit-langit kamarnya, masih memikirkan keadaan Damar. Damar tadi saat siuman hanya tersenyum, tersenyum ke arah Sabrina dan menyuruh agar Sabrina dan Arzan tidak perlu di rumah sakit. Sabrina memejamkan matanya, lalu matanya terbuka ketika ada getaran diponselnya yang menandakan ada notif pesan baru yang belum ia baca.

Sabrina mengambil ponselnya lalu melihat siapa si pengirim pesan, dan dia adalah Arzan. Mengapa laki-laki ini tak ada hentinya membuat detak jantung Sabrina berdetak melebihi ritmenya?

Arzan: Bina, ikut gue yuk? Sekalian mau ada yang gua omongin sm lo. Gue jemput jam 5 sore, jangan lupa dandan yang cantik :b

Sabrina menaikan sebelah alisnya merasa bingung. Memangnya Della kemana? Apakah Della masih ada di rumah sakit?

Sabrina: Kalau Della liat kita berdua doang gimana?

Tidak lama kemudian Arzan membalas pesannya.

Arzan: Gue udah izin ke Della kok, lo tenang aja. Gue mau ngomong hal serius sama lo. Pokoknya jam 5 sore gue jemput lo.

Sabrina mengembuskan napasnya berat lalu menggigit bibir bawahnya.

Jangan baper lagi Sab. Inget, berhenti mengharapkan orang yang nggak sama sekali mengharapkan diri lo.

Sabrina bangkit dari tempat tidur untuk bergegas make over dirinya yang terlihat seperti gembel yang berada di pinggir jalan. Waktu sudah menunjukan pukul 16.55. Sebentar lagi Arzan akan menjemputnya.

Saat sudah di mobil Arzan, Sabrina merasa canggung, karena sudah lama sekali ia tidak menaiki mobil Arzan dan berada di sampingnya seperti sekarang. Sabrina menengok ke arah Arzan dan menatap wajah Arzan yang sedang serius mengemudi. Saat sedang asik menatap Arzan, tiba-tiba Arzan ikut menatap Sabrina. Seketika mata mereka bertemu, melepas rindu sebagai sahabat, rindu ingin bersama seperti ini lagi...

Arzan memalingkan wajahnya lalu kembali menatap jalanan yang sedang macet. Tanpa disadar Arzan memegang dadanya karena merasakan detak jantung yang sering kali ia rasa ketika berada di dekat Sabrina. Tidak mungkin ia menyukai Sabrina, Sabrina hanyalah seorang sahabatnya plus temen curhatnya yang paling setia mendengarkan curhatannya.

Sabrina mengusap wajahnya lalu menatap ke arah kaca jendela, sedang memikirkan sesuatu untuk memecah keheningan yang berada di dalam mobil Arzan. Akhirnya Sabrina menyalakan radio mobil dan terdengar suara penyiar radio, lalu beberapa menit kemudian terdengar lagu yang kadang Sabrina dengarkan di rumah.

Lagu Just Friend to you, Meghan Trainor. Mungkin di dalam situasi seperti sekarang ini, membuat Sabrina tersindir oleh lagu ini.

"Oh ya Sab," panggil Arzan yang tidak seperti biasanya, biasanya Arzan akan memanggil nama Sabrina dengan 'Bina'. Setelah itu Sabrina menoleh ke arah Arzan yang sesekali melirik ke arahnya.

"Hm?" hanya dehaman.

"Eh tapi nanti aja deh ngomongnya pas udah sampai di tempat tujuan kita," ujarnya sambil tersenyum sangat manis.

"Emangnya kita mau kemana sih, Zan?"

Arzan hanya tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang putih serta lesung pipi nya. Satu kata, manis. Sabrina akhirnya terdiam lagi sambil mendengarkan lagu Meghan Trainor. Beberapa menit kemudian Sabrina dan Arzan sampai di Mal. Sebenernya Sabrina bingung, Arzan mau mengatakan hal penting apa?

Dear Heartbeat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang