bonchap (b): keenan dan keagan

3.2K 372 83
                                    

tania

siapa yang bakalan nyangka sih kalau langsung dikasih dua

kalau kalian kesusahan baca nama anak gue yang gue cintai sepenuh hati, salahin calum. masalahnya dia yang ngotot ngasih nama ini

gue masih menatap keenan yang sekarang ada di gendongan gue. "cal," panggil gue tanpa mengalihkan pandangan dari keenan

"cal, kok gak ja-" mulut gue tertutup rapat ketika melihat keagan yang sedang tidur diatas calum yang lagi shirtless

ternyata calum ikut tidur juga. suka lucu. hadu gemesh jadi pengen buat lagi

eh kan

gue mengelus helaian rambut tipis di kepala keenan, "jangan jadi pecicilan kaya papa kamu ya."

-

author

"caaalum jangan macem-macem kamu."

dia merengut kesal. "niat aku kan mau beliin converse buat mereka. liat lucu deh," dia mengambil sepasang sepatu bayi converse. "biar bisa kompakkan sama papa nya gitu kalo lagi pergi."

mali yang duduk diluar store sambil menjaga keenan dan keagan yang ditempatkan di trolley bayi menggelengkan kepalanya. "liat deh kelakuan mama papa kalian."

"nggak nggak." tania menaruh sepatu itu kembali. "kemarin kamu beliin mereka jersey buat bayi yang harganya gak ketulungan,"

calum mengangkat sebelah alisnya. "terus masalahnya sama ini apa?"

"kamu liat dulu dong harganya berapa." gue menegaskan kata per kata yang gue ucapkan

"tania."

tania menolehkan kepalanya ke arah luar, "i can buy anything for my boys."

"iya lupa dah kalau mereka punya papa yang saking tajirnya mau ngebeliin mereka apa aja." sinis tania

calum tersenyum miring, "kalau kamu cemburu bilang aja." calum menoel pipi gue lalu mengambil dua pasang sepatu tadi dan membawanya ke kasir

"hate ya calum!"

-

calum

"taniaaaa," gue merengek kesal. "tania aku haus."

tania mengerang. "kamu kalau haus tinggal kebawah ngambil minum. kenapa harus bangunin aku?"

dia menyalakan lampu nakas disebelahnya. "sana cepetan. jadi suami kok penakut."

"siapa bilang aku haus pengen minum?"

tania mengerutkan dahinya

"nia demi apa aku harus jujus saat ini juga." tania mengangkat alisnya. "ini semua gegara adek aku yang dapet boner."

tania langsung membelakkan matanya. "gamau aku cape seharian ngurusin mereka yang hiperaktif" dia membaringkan badannya kembali lalu membelakangi gue

calum gak pantang menyerah kok orangnya! kalau buat masa depan kenapa enggak, yakan?

gue mengelus perut tania dari belakang, "cal apaan sih."

"tania, kamu tega apa aku harus ngeberesin masalah ini sendiri?"

"ya beresin lah." dia membalikkan badannya menghadap gue. "itukan punya kamu. lagian yang buat dia berdiri tengah malem gini salah siapa?"

"salah kamu."

chatous • cth ✔️Where stories live. Discover now