dua

5K 668 76
                                    

"calum! mau kemana kamu!" panggil bu rika sambil mengejar calum dari belakang, jelas saja bu rika tertinggal jauh dibelakang calum, calum berbelok lalu menuju ke arah kantin, sesekali kepalanya menengok ke arah belakang,

calum menggigit bibirnya lalu berhenti sebentar, cape juga lari dari ruang BP ke arah kantin batinnya, tubuhnya terbungkuk sedikit, tangannya bertumpu kepada kedua lututnya, belum nafasnya kembali normal, suara bu rika sudah memenuhi seluruh kantin,

"CALUM KAMU LARI SAYA KASIH SURAT PERINGATAN NIH!" bu rika lari-lari sambil membawa spidol dan sesekali membentulkan letak kacamatanya,

bagi calum, surat peringatan juga udah kayak makanan sehari-hari buat dirinya, gimana juga guru-guru gak akan berani ngeluarin SP buat calum, karena calum termasuk anak yang cukup berkembang di sekolah ini, kecuali bandelnya.

calum segera menegakkan tubuhnya dan berlari lagi, belum sampai 5 langkah, dirinya sudah menabrak seseorang yang pasti lebih pendek dari dirinya

"duh, kalau jalan pake mata dong!" kata calum sambil memegangi bibirnya yang sakit, jangan ditanya, calum lari masih dengan kondisi menggigit bibirnya.

"maaf, lagian situ duluan yang nubruk gue, eh loh calum?"

calum menundukkan kepalanya, mendapati tania yang sedang memegang botol minuman,

"maaf maaf, bibir lu-berdarah tuh," tangan tania menunjuk ke arah bibir calum yang berdarah.

"CALUM!"

"sialan" gumam calum, mau gamau calum harus lanjut lari lagi daripada kena ceramah sama guru BP yang satu ini, "lu buat onar la-"

"nanti aja nanyanya, sekarang ikut gue dulu. lu harus tanggung jawab udah buat bibir gue berdarah kaya gini" ucap calum cepat lalu menarik tangan tania

mereka berlari menyusuri lorong sekolah dan mendapati ruang praktikum yang kosong, calum menarik tangan tania dan merunduk ke bawah, bersembunyi dibawah meja praktikum

calum menyenderkan tubuhnya ke tembok, sedangkan tania masih fokus memperhatikan kakak kelasnya yang ada dihadapannya,

"gue gak nyangka lu main chatous" kata tania pada akhirnya,

"bosen sih, lagian lumayan kenalan sama bucans" kata calum sesekali meringis karena bibirnya yang luka

tania mengerutkan dahinya, "bucans?"

"bule cantik, sayang"

"oh, kalau gue sih mending milih ketemu bucap" kata tania, kepalanya menoleh ke arah luar jendela yang mengelilingi separuh dari ruang praktikum, diluar sedang ada bu rika dan beberapa satpam sekolah yang kelihatannya kualahan mencari calum,

"bucap apaan?"

"bule cakep," ujar tania, tania mengembangkan senyumnya

yalord ini mah kelewat manis namanya batin calum, "tania," panggil calum, jari telunjuknya memegang pipi tania

karena tersentak, tania menolehkan kepalanya dan hidung mereka bersentuhan, "maaf," saking dekatnya jarak diantara mereka, tania bisa merasakan hembusan nafas calum,

masih dalam posisi yang sama, calum mulai berani memiringkan kepalanya,

"calum? tania? kalian ngapain?"

tania memalingkan wajahnya dan mendapatkan michael-kakaknya yang sedang berdiri disana,

awalnya raut mukanya membingungkan sampai akhirnya terdapat sebuah senyuman miring diwajahnya, "oh adek udah berani cium-ciuman nih,"

merasa salah tingkah, tania bangkit berdiri dan menciwit perut michael, "apaan sih kak" ujarnya malu-malu

dan entah kenapa calum ikutan malu.

"lum? ngapa lu senyum-senyum sendiri?" goda michael, alisnya terangkat dan tangannya merangkul pundak adiknya, "lain kali kalau mau mesum jangan ditempat kayak gini, dong. untung gue yang liat, bukan orang lain" bisik michael,

michael terkikik ketika melihat raut muka wajah adiknya-merah padam.

"cal, gue saranin lu bolos mata pelajar pa budi aja deh," kata michael, berjalan ke arah pintu keluar, "soalnya bu rika lagi keliling-keliling kelas mastiin lu gak ngumpet" lanjutnya

"termasuk ruang praktikum?" tanya calum, tangannya mengambil kotak rokok yang ada di saku belakang celananya,

michael menganggukkan kepalanya ragu, "mungkin? atau gak mending lu cabut aja, gue liat pa munir, ikut ngeronda bareng bu rika buat cari lu"

pa munir adalah salah satu satpam sekolah yang menjaga pintu belakang, jadi kalau pa munir ikut bu rika buat cari calum, artinya pintu belakang gak ada yang jaga dan calum bisa kabur.

calum menyalakan pematik api sambil menganggukkan kepalanya, "makasih, mike. saran lu bagus juga"

"selamat berjuang, bro"

michael menarik tania keluar dari ruangan, dan michael gak tau kalau calum dan tania saling tersenyum satu sama lain sebelum tania hilang dari pandangan calum

lama? lama.

-

semoga suka ya hihi!

chatous • cth ✔️Where stories live. Discover now