sepuluh

2.9K 491 42
                                    

tania

gue menunggu calum yang masih sibuk ngobrol dengan salah satu anggota team cheerleader sekolah, bisa dibilang juga; matannya-jenny

calum mengangkat tangannya menandakan gue masih harus nungguin dia. "ih anjir nggak ngerti apa orang kebelet makan"

tania menghentakkan kakinya kesal lalu duduk di kursi yang ada dipinggir lapangan, "laper ya?" tania melihat sebuah plastik berisi batagor dan bumbunya yang ada di hadapannya

tania mendongkakkan kepalanya, segera bangkit berdiri, "eh? buat aku?" tanya mengelus jidadnya bingung

ashton- kakak kelas yang senyumnya manis banget kaya gula batu menganggukkan kepalanya, "iya nih ambil aja, kata lauren kamu anaknya gak tahan laper"

"nungguin calum ya?" gue menganggukkan kepala sambil memakan sepotong batagor yang memang dijual di kantin sekolah, "cape ya punya pacar yang aktif di bidang olahraga"

gue tersedak, sebotol air mineral disodorkan ke arah gue, "makannya kalau lagi makan tuh yang niat"

dan gue tau siapa suara ini. siapa lagi kalau bukan suara calum thomas hood; kakak kelas yang famous nya setengah mati

"baru juga digodain ashton dengan nyebut gue sebagai pacar udah kaget" calum menempelkan handuk bekas keringatnya ke arah kening gue,

"cALUM JOROKNYA KEBIASAAN IH!"

dan saat ini gue tau sejauh mana gue mengenal kepribadian calum. sementara calum tertawa lebar, ashton awkward, "eh, gue duluan aja ya" ashton pamit lalu melangkahkan kakinya menjauh

gue menyerahkan batagor yang masih bersisa beberapa potong lagi ke calum, "nih"

"tania lu jorok banget asli. itu liat gak di plastiknya ludah lu semua" calum menatap plastik itu lalu melirik ke arah gue

gue menaruh plastik itu diatas paha calum, "yaudah sih kalau gak mau, gak masalah" ucap gue acuh

"loh tunggu deh"

"apa" ucap gue sambil memperhatikan anak kelas 11 yang masih tanding basket

"kenapa gue harus jijik karena ini? sedangkan bibir lu udah kayak makanan buat gue" goda calum, dan rasanya gue pengen lari ke tengah lapangan dan ngebiarin diri gue dihantam sama pemain basket

-

"yah yah yah kok ujan sih?" keluh gue, menatap langit yang mendadak mendung dan hujan yang turun deras, gue menoleh ke arah calum

calum melepas hoodie yang melekat di tubuhnya tadi, "pake nih"

gue mengerutkan dahi, "gue kan udah pake jaket juga, cal. kenapa harus pake hoodie lu lagi? nanti lu yang sakit" gue mengembalikan hoodie yang tadi diserahkan calum

"gue bawa motor"

"ya terus masalahnya dimana?"

"kalau naik motor, rok lu segimana?" calum menunjuk rok gue yang diatas lutut, "dan lu pasti tau kalau naik motor, rok lu bakalan ke angkat dan paha lu kemana-mana"

gue mengangkat kedua alis gue, memintanya untuk melanjutkan kalimatnya

"gue cuma gak mau paha lu diliatin cowok lain. rugi ke gue ntar"

calum melepas jaket yang melekat ditubuh gue lalu memelintirkan lengan jaket tersebut pada pinggang gue

tangannya mengambil alih hoodie yang tadi dipegang gue lalu memakaikannya pada tubuh gue, "kok lucu sih pake hoodie gue"

dan selama di jalan, hujan agak reda sampai di lampu merah, ponsel calum bergetar, "nia? bisa tolong ambilin ponsel gue gak?" tanya calum dari arah depan

gue memajukan badan gue ke arah depan karena suaranya yang samar-samar, "tolong ambilin ponsel gue"

"ada dimana?"

"saku celana. cepetan"

ini ya udah nyuruh. maksa lagi.

gue merogoh saku celananya lalu melihat ada sebuah pesan masuk, "cal, ada sms nih"

karena gak mau dibilang stalker, gue tanpa melihat isi pesannya segera me-log off kembali ponsel calum, "bacain" suruhnya

gue mulai membacakan pesan itu

"kamu nyaman gak sama aku?" gue mengucapkan kalimat tersebut bingung

"nyaman" ceplos calum

"kamu sayang gak sama aku?"

"sayang"

"kalau gitu,"

"kalau gitu, nia, sekarang giliran aku yang nanya" calum menepikan motornya di dekat pedagang kaki lima

"kamu nyaman gak sama aku?" calum menatap gue serius

gue menganggukkan kepala gue, "kamu sayang sama aku?" dan lagi gue menganggukkan kepala

"dan aku udah tau apa jawabannya"

gue yang masih agak bingung dengan ini semua makin dibuat kaget ketika satu kalimat meluncur dari mulut calum

"sekarang, kita resmi pacaran"

"ih apaan nih!"

"jadi gak sayang? berarti tadi cum ke hipnotis sama mata aku dong?"

gue mencubit perut calum. "parah nih nembaknya! masa ngejebak juga"

calum terkekeh lalu mengecup puncak kepala gue,

"berhubung kalian pasangan ke 25 yang jadian disini, bapak kasih kalian mi tek-tek gratis"

gue menoleh kaget ke arah bapak pedagang kaki lima ini yang menatap kami, "eh ini seriusan pak?!"

"iya, mari sini masuk" ajak bapak itu

"tempat ini kayaknya sering banget buat tempat jadian orang-orang ya, pak?" tanya calum disaat kita memasuki tenda ini

bapak itu mengangguk, "iya, lumayan. tapi kok tadi masnya gak pake bilang 'kamu mau gak jadi pacar aku?' dulu?"

calum tertawa sebentar, "mainstream, pak"

"sing langgeng, sing jadi jodoh, nanti kalau punya anak, ajak main kesini. bilangin ini bukti ibu bapaknya waktu jadian" kata bapak itu dengan logat jawa yang masih menempel sedikit

"masih anak sma ya?"

gue menganggukkan kepala, "waduh. waktu jaman bapak. istrinya bapak dah saya nikahin, bukan dipacarin lagi"

calum menoleh jail ke arah gue. "kalau gitu saya sama pacar saya bisa nikah dong?"

-

ABAL DAN KUSUDAH GAK PEDULI LAGI

chatous • cth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang