dua puluh lima

2.4K 380 0
                                    

"happy birthday sweetheart," calum tersenyum ketika mendengar voice note dari tania. ia baru membukanya ketika ia dan member 5sos lainnya baru sampai di hotel, padahal voice note nya sudah dikirim beberapa jam yang lalu,

"aku kangen kamu pake banget pokoknya. harusnya aku gak setujuin kamu buat jadi artis ya. sekarang pacar aku makin jadi sok sibuk." cuma suara tania yang mampu membuat calum tersenyum lagi

tania terdengar menghela nafas sesaat, "panjang umur! makin sukses! makin bisa bahagiain aku hehe." tania terdiam sesaat, "doain aku cepet lulus biar bisa kuliah sampe selesai terus nikah sama kamu."

"amin." calum mengaminkan wishes dari tania. "ohiya! jangan genit sama tante tante disana. jangan ngehamilin anak orang. jangan makin bandel sama urusan rokok, kalau aku bilang seminggu tiga batang, kamu harus nurut."

calum menghembuskan nafas kesal. "jangan kecewain aku ya"

seandainya tania tau, seandainya.

calum sudah terlanjur membuat tania kecewa,

"cal," ashton menepuk pundak calum, "ngapain ngelamun mulu?"

"biasa, kangen tania" celetuk luke, "padahalkan kita baru berangkat kemarin."

calum mengangkat jari tengahnya ke arah luke, calum mengacak rambutnya lalu berjalan ke arah kamarnya, mengambil gitar yang memang sengaja dibawanya. tangannya mulai iseng memaikan beberapa nada sampai dirinya nekat membuat satu lagu untuk tania

calum tersenyum menatap lirik lagu yang belum jadi tersebut, mengambil handphonenya yang ada diatas nakas

calum: ayo baangunn!!
calum: sekolahhh!!

mengingat perbedaan waktu yang cukup jauh, karena di indonesia sudah pagi, dan calum tau tania harus sekolah.

tania: hai ndut
tania: aku ga sekolah

calum: kenapa
calum: gak boleh males!

tania: sakit

calum: boong

tania: ih gapercaya sama aku
tania: pacar macam apa

calum: dikira aku gatau kalau mama kamu ngesms aku karena kamu males sekolah

tania: aNJIR MAMA

calum: bahasanya
calum: nakal, ya
calum: sekolah gak
calum: kalo aku aja mau nurutin kamu tentang ngebatasin jatah rokok aku
calum: berarti kamu harus nurutin aku buat masuk sekolah

tania: bawel

calum menggelengkan kepalanya lalu memencet tombol video call. muncullah muka bangun tidur tania di layar handphone calum. calum tersenyum sesaat ketika melihat raut wajah tania

"ngapain itu bibirnya ditekuk kayak gitu." calum tertawa ketika tania makin memajukan bibirnya. "sekolah sana. jangan nakal"

tania terpaksa menganggukkan kepalanya lalu mematikan sambungan video call tadi. calum menghela nafas lalu memejamkan matanya, berharap he wakes up with tania beside him

-

"HAAAPPYY BIRTHDAY CALUM, HAPPY BIRTHDAY CALUM! HAPPY BIRTHDAY DEAR CALUM, HAPPY BIRTHDAY TO YOOOU"

suara dari luke yang paling menggelegar ditambah michael yang sekarang loncat-loncat diatas kasurnya dan ashton yang membawa tart.

calum membuka matanya perlahan lalu menegakkan badannya. "stop mike, stop." calum melempari michael dengan guling yang diraihnya

"selamat ulang tahun calon adek ipar," michael memeluk calum lalu menepuk kepala calum. calum sontak menepis lengan michael

"yang serius lu sama adek gua." lanjut michael yang sekarang duduk disebelah calum. ashton mendekatkan tart yang dihiasi beberapa lilin tersebut ke arah calum. "make a wish and blow the candle!"

calum menutup matanya sesaat lalu meniup lilin yang ada dihadapannya. luke masih terdiam di ujung ranjang. calum memiringkan kepalanya sambil mengangkat sebelah alisnya ketika menatap luke. "gak mau ngasih wejangan ke gue?"

"happy birthday, bro." luke menepuk pundak calum beberapa kali. "gak keitung seberapa kali mungkin gue buat lu sama tania berantem, gue sayang sama dia kayak michael sayang ke tania." luke tersenyum ke arah calum. "gue nganggep tania udah kayak adek gue sendiri."

"cuma mau lu sama tania bahagia."

calum tersenyum lalu memeluk luke dan menatap ashton, "gue gak tau mau ngasih wishes apa buat lu."

"oh," ashton mengangkat alisnya. "kapan lu jelek? biar populasi cogan di dunia semakin menipis."

-

"kamu pulang kapan?" suara tania dari sebeang telepon, lagi-lagi mampu untuk membuat calum tersenyum lebar. "lusa" jawab calum

"loh eh kok cepet?"

"jadi kamu lebih seneng aku disini?" calum terkikik, "gapapa sih biar aku liat yang enak-enak mulu setiap hari. kan kamu tepos."

"enaaak aja!" jawab tania tak rela dibilang tepos. "eh iya sih, emang aku tepos, tapi yang penting aku-"

"aku apa?"

"cal, kemarin jenny nanyain kamu." tania mengalihkan topik pembicaraan mereka. calum menggelengkan kepalanya. "kayaknya kita jangan bahas ini sekarang, deh. mending cari topik lain, aku gak mau berantem lagi sama kamu."

"aku nggak ngajak berantem, i just want to tell you. kemarin jenny nuduh aku kalau aku nyembunyiin kamu."

"oke terus?"

"gak ada terus terusan lagi. kok kamu nyebelin sih." sewot tania. tania mengelus dadanya lalu mengatur nafasnya. sadar dirinya sedang dalam masa pms

"mandi, gih." suruh calum. tania berdecak sebal. "terserah kamu. aku ngambek sama kamu."

calum terkikik, "ngambek kok bilang-bilang sama aku?"

"bodo."

"ohiya, cal. tadi kamu belum jawab kenapa kamu pulang cepet."

calum mengeraskan tawanya, "tadi ngambek tapi sekarang malah nanyain aku lagi."

"yaudah aku bisa nanya ke kak mike."

"eh eh," calum menengok ke arah pintu kamarnya dan mendapati michael yang mengode bahwa mereka akan segera berangkat sebentar lagi, calum menganggukkan kepalanya. "kita cuma buat separuh dari project kita disini."

"udah dulu ya, aku harus pergi," calum berdiri sambil meraih ranselnya, "jangan lupa jemput aku di bandara."

-

haaaii!! lama banget ya gak ngepublish. maklum, gue beban banget sama tugas-tugas anak kelas 9:(

chatous • cth ✔️Where stories live. Discover now