enam

3.1K 498 45
                                    

"tania?" panggil calum, segera berlari ke arah sisi mobil, tania yang sedang berdiri didepan pintu pagar rumahnya menolehkan kepalanya

"kenapa?"

tania melirik jam tangannya, sudah pukul sebelas malam dan pasti karen bakal marah kalau tania pulang semalem ini tanpa kabar

tania melirik ke dalam rumah, "mau ngomong?" tanya tania, "kalau gak gue mau masuk" lanjutnya

calum masih mengunyah permen karetnya, "iya. bentar, boleh kan?" tanya nya,

tania menganggukkan kepalanya, "cepet ya. kesian mama nungguin kayaknya"

calum memperdekat jarak diantara mereka, tangan calum menarik tangan tania mendekat, calum memiringkan kepalanya lalu mulai menempelkan bibirnya dengan bibir tania,

cukup lama sebelum calum mulai berani melumat bibir tania, sampai akhirnya tania membalas perlakuan calum,

calum memundurkan langkahnya, terkekeh sebentar, "pipinya merah tuh,"

tania mengecup pelan pipi calum, "permen karet lu nyasar di mulut gue nih" kata tania sambil membuat balon dari permen karet tersebut, "gue masuk ya"

calum menganggukkan kepalanya lalu memarkirkan mobil di perkarangan rumahnya

-

tania menengok ke arah jendela kamarnya dan mendapati calum yang baru masuk ke kamar yang ada di sebrangnya

calum melihat tania

dan pipi mereka sama-sama merah

dan calum adalah first kiss tania

-

"deeeekkk! bangun!!" teriak michael sambil menggedor-gedor pintu kamar tania,

tania menguap lebar lalu melangkahkan kakinya ke depan pintu, "apaan sih tumben ngebangunin"

michael mendorong pundak tania masuk,

"lu tau gak gue nyelamatin nyawa lu dari mama. kalau gak aja gue bilang kalau gue bakalan yang jaga sampe lu pulang, mama udah pasti marah marah sama lu" jelas michael,

"dan kemarin lu..." michael menyatukan jari telunjuk yang kanan dan yang kiri lalu mengetuk-ngetukknya,

tania mengerutkan dahinya, "lu sama calum ciuman depan mobil kan?"

sontak pipi tania memerah, dengan segera tania menjambak rambut michael, "awas lu kalau bilang bilang ke mama!" ancam tania, "gak akan pernah gue traktir mekdi lagi"

"tenang tania," kata michael sambil merogoh handphone yang ada di saku bajunya, "asal lu beliin gue makan siang selama sebulan, foto ini aman kok"

michael menunjukkan layar handphone nya yang menunjukkan foto tania dan calum semalam,

"IYA UDAH KELUAR SANA!"

tania mendorong dorong pundak michael, sampai di depan kamar, tawa michael pecah

"tania! michael! cepat siap siap" teriak karen dari lantai bawah

tania segera masuk ke dalam kamarnya, menoleh ke arah jendela kamar dan mendapatkan calum yang sudah siap dengan seragam sekolahnya, tania tersenyum.

dan kini tania tau kenapa ia selalu tersenyum di pagi hari

-

lauren dan tania melangkahkan kakinya di lorong sekolah, menuju loker mereka yang terletak di ujung lorong,

tania sibuk memperhatian zayn malik, anak kelas 12 yang cakepnya kelewat batas. sampai akhirnya tania menubruk pintu loker yang masih terbuka

tania merintih lalu mengelus jidadnya pelan, "eh tania?" kata seseorang kaget,

"kak ashton?"

"aduh kena pintu loker aku ya" kata ashton sambil mengacak ngacak rambutnya, lalu memasangkan bandana disana,

lauren yang melihat tingkah kakaknya hanya bisa menggelengkan kepalanya, "kesian jidad sahabat gue nih" kata lauren sambil ikut mengusap jidad tania yang memerah

"maaf ya," kata ashton lalu mendekatkan bibirnya dengan kening tania,

"hope you'll feel better" kata ashton lalu menampilkan senyumnya, tania masih tercengang di tempat sampai ia melihat calum yang sedang bersender di ujung lorong sambil menatapnya tajam lalu membalikkan badannya

-


HALOOOOOO

chatous • cth ✔️Where stories live. Discover now