dua puluh tiga

2.4K 415 11
                                    

sudah seminggu sejak kejadian dimana tania dan calum puasa berbicara satu sama lain. dan sekarang tania sedang menatap ke arah jendela kamarnya yang langsung menghadap ke kamar calum

"dek," tania menoleh ke arah michael yang tiba-tiba ada didepan pintu kamarnya, tania mengangkat dagunya. "gue pinjem gitar lu boleh gak?"

tania mengangguk, kembali menatap kamar calum yang gelap. "jangan ngelamun mulu, gabaik." michael mengelus puncak kepala tania.

"lu gak tau rasanya gak ngomong sama pacar lu selama seminggu itu kayak apa." celetuk tania, michael yang tadinya hendak menutup pintu kamar tania mengurungkan niatnya, kembali melangkahkan kakinya ke arah tania.

diam-diam michael mengelus pundak tania. "seenggaknya kalian ngelontarin kata-kata yang sama." michael tersenyum ke arah tania

"maksudnya?"

"calum pelamun, dan dia ngucapin kata yang mirip sama apa yang kamu ucapin." michael menyisir rambut adiknya dengan jarinya. "makannya kalau kangen itu maafan bukannya malah gengsi-gengsian"

tania menatap sinis michael lalu bangkit berdiri. "gimana band abal-abalan lu?" tania meraih handphone nya yang baru selesai di charge.

"enak aja lu ngomongnya." michael meletakkan gitar di samping tempat tidur tania lalu merebahkan tubuhnya. sementara tania yang masih melongo karena tingkah kakaknya yang seenaknya

"kita udah ngeupload video ke youtube." michael memejamkan matanya. tania ikut merebahkan tubuhnya disebelah michael. "terus udah berapa viewers?"

michael menghela nafasnya. "doain aja makin banyak yang liat."

tania menganggukkan kepalanya lalu memiringkan tubuhnya dan memeluk tubuh michael dari samping. "kalau sampe udah terkenal, jangan lupa sama gue ya, kak."

-

tania membuat lipatan pada tangannya lalu menenggelamkan kepalanya. sementara lauren yang masih fokus memperhatikan bu ita, guru matematika yang freak abis. "jadi anak-anak,"

"kita bakalan ngadain kuis hari ini."

lauren menggoyangkan badan tania, namun nihil, tania masih tidur. "kalian boleh buka buku asal gak nanya ke temen kalian."

luke mengangkat tangannya, "kalau kerja sama boleh kan, bu? kita kan harus saling membantu."

bu ita menatap luke lalu membetulkan letak kacamatanya, kemudian menggelengkan kepalanya. saat bu ita membagikan soal, tania masih terlelap.

luke yang memang duduk didepan tania berniat usil. luke memukul kepala tania menggunakan kertas yang dipegangnya. sontak tania bangun dan berteriak.

"tania apaan kamu ini." tegur bu ita yang tampak kaget karena teriakan tania yang menggelegar sambil mengelus-ngelus dadanya. "anu bu,"

"tidur aja kerjaan kamu." bu ita duduk di tempatnya. "kalau mau tidur tuh di uks."

"freak banget deh, bu." ceplos tania gak sengaja. sontak tania menutup mulutnya dan menatap kertas yang sudah terletak di atas mejanya. tania menelan ludahnya. "ini soal macam apaan sih?" keluhnya, memijat kening kepalanya yang mendadak nyut-nyutan

tania melihat ke arah depan dan melihat luke yang sudah menyelesaikan kuis mendadak tersebut. tania menendang bagian kursi belakang luke. "luke psstt lukeee." bisik tania sambil membungkukkan badannya. "luke anjir kopet lu."

"tania." tegur bu ita, tania cengengesan lalu kembali menegakkan badannya.

"kalau mau pacaran jangan disini. ibu gak suka."

tania mengerutkan dahinya. "suruh siapa ngejones mulu." cibir tania kembali menatap kertas nya yang masih bersih tanpa noda.

"semuanya udah selesai?"

"ANJIR BU!" teriak tania, tania menepuk dahinya. "bu yang bener napa sih, baru sepuluh menit juga!"

"yaudah semuanya." bu ita bangkit berdiri,
"ayo kumpulkan."

-

tania berlari sambil memasang jaketnya, dalam hati ia sibuk merutuki bu ita yang rela menahannya karena kertasnya masih kosong

"tuh guru dari dulu demen banget sih nahan gue di kelas." gerutu tania, tangannya merogoh handphone yang ada di dalam tasnya. "gue yakin luke udah ninggalin gue." gumam tania ketika matanya menangkap pukul berapa sekarang.

"secara gue ditahan satu jam yang lalu."

"tapi gue disini masih nungguin lu." tania mendongkak ketika mendengar suara calum. calum tersenyum, sementara tania masih tercengang ditempatnya

"kata michael kamu kangen aku ya." calum mencubit kecil pipi tania. "berarti usaha aku gak sia-sia."

tania segera berhambur ke dalam pelukan calum, calum mencium puncak kepala tania. "aku kangen kamu juga."

"maafin aku."

calum melepaskan pelukannya. "terus buat apa aku disini kalau aku belum maafin kamu?"

-

haaii!! jadi kejadian kuis mendadak tadi memang nyata di kehidupan gue. masa tadi gue lagi tidur, terus temen cowok gue iseng banget mukul kepala gue pake kertas sampe gue bangun dan kaget. akhirnya dengan ngamuk-ngamuk gue ngerjain kuis itu HAHAHA.

chatous • cth ✔️Where stories live. Discover now