Love #17 Versi Goodboy

1.8K 246 107
                                    

Ara dan Luna melangkahkan kakinya dengan tempo yang sedikit cepat menyusuri koridor menuju kantin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ara dan Luna melangkahkan kakinya dengan tempo yang sedikit cepat menyusuri koridor menuju kantin. Hari ini kelas mereka terlambat istirahat selama hampir sepuluh menit. Hal itu dikarenakan Pak Yadi memberi mereka PR dengan jumlah yang tidak kira-kira banyaknya.

Selama perjalanan menuju kantin, banyak siswa-siswi yang berbicara dengan sedikit berbisik menyebut-nyebut nama Lava. Ara tak tahu apa masalahnya karena ia tak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan. Sebenarnya bukan hanya sekarang ini. Tadi pagi saat Ara baru saja datang juga terjadi hal yang sama. Sejak pagi ini Ara memang belum ada bertemu Lava sehingga ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Omong-omong soal kejadian di kantin beberapa waktu yang lalu, masalah itu sudah selesai. Lava sudah meminta maaf pada Ara. Ia menyesal dan mengaku salah atas perbuatannya. Tentu saja Ara memaafkan Lava. Semua berjalan seperti semula dan Ara tetap makan siang bersama Lava.

Suasana kantin saat ini tak kalah ramai dari biasanya. Mungkin bisa dibilang amat sangat ramai. Hal seperti ini sudah bisa Ara tebak karena sudah sangat sering terjadi.

Ara tak perlu takut tidak kebagian tempat makan. Meja yang berada di paling tengah kantin sudah seperti milik mereka. Tak ada seorang pun yang berani mendudukinya atau mereka akan langsung berurusan dan menerima pelajaran dari Lava dan teman-temannya.

Ara sontak terdiam dan menghentikan langkahnya begitu sampai di depan meja mereka. Dahinya mengernyit bingung dengan apa yang ia lihat. Apa Ara sedang bermimpi? Tidak. Ara dapat merasakan Luna tengah mencengkeram pergelangan tangannya. Pasti Luna sama kagetnya dengan Ara.

Lava. Ada dengan dirinya? Pasti banyak yang tidak akan percaya dan bertanya-tanya melihat penampilannya saat ini. Ia berpakaian rapi dengan baju seragam yang dikancing seluruhnya kecuali kancing paling atas dan tak lupa dilengkapi dengan dasi berwarna abu-abu. Bajunya dimasukan tanpa ada bagian yang keluar sedikitpun.

Ara juga melihat Lava sudah memasang atribut sekolah seperti Badge Nama, Lokasi Sekolah dan Kelas. Lelaki itu juga mengganti sepatu yang biasa ia gunakan dengan sepatu yang terlihat masih baru yang dominan berwarna hitam dengan sedikit corak putih berbentuk 'checklist'. Rambutnya juga ditata cukup rapi. Apalagi ditambah kacamata yang bertengger di hidungnya menimbulkan kesan berbeda pada diri lelaki itu.

"Ra, ayo duduk. Gue udah tungguin dari tadi."

Ara terdiam cukup lama sampai Lava menegur dirinya. "Eh, iya." Ara lalu duduk di depan Lava masih dengan ekspresi bingungnya. Ia cukup lama menatap Lava tanpa berkedip.

"Udah gue pesenin Nasi Goreng buat lo. Dihabisin ya." Ara mengangguk dan mulai memakan nasi gorengnya dengan sedikit canggung. Pandangan matanya terus saja memperhatikan Lava.

"Astaga, kok ganteng banget?" batin Ara.

Ara segera menggelengkan kepalanya begitu menyadari apa yang baru saja ia pikirkan. Ara akui Lava memang terlihat tampan, tetapi ia merasa tak boleh memujanya seperti ini. Jika berlanjut, hal itu hanya akan melukainya di kemudian hari.

ERROR : Love Or Lies [Revisi-Ongoing]Where stories live. Discover now