Love #9 Permintaan Untuk Ara

2.6K 396 125
                                    

Ara tak menyangka ia benar-benar menuruti maunya Lava

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ara tak menyangka ia benar-benar menuruti maunya Lava. Ia mengakui kalau Lava memang sangat sulit dibantah. Saat ini mobil Lava yang ditumpanginya baru saja memasuki pekarangan rumah lelaki itu. Ara sedikit takjub melihat rumah Lava yang tak terlalu besar tetapi desainnya modern sekali dan terlihat lumayan megah. Ia tak tahu bagaimana mendeskripsikannya.

Ara mulanya sempat menolak ajakan Lava. Tentu saja. Bagaimana bisa ia menerima ajakan yang sangat tiba-tiba itu. Lagipula ia tak tahu kalau ternyata Lava sampai memberitahukan hubungan mereka kepada Ibunya. Bahkan hubungan palsu mereka baru berjalan seminggu lebih. Ini terlalu cepat bagi Ara. Ara semakin yakin kalau Lava memang benar-benar sakit.

Sedangkan menurut Lava sendiri, sudah lewat tiga hari Ara tidak memberikan jawaban apa-apa jadi ia menganggap Ara sudah menerima hubungan ini. Lava sengaja membiarkan Ara yang terus kabur-kaburan dan berpikir Ara butuh waktu sendiri untuk memutuskan. Padahal Ara sendiri lupa kalau ia harus memberikan jawaban pada Lava.

Begitu mereka turun dari mobil, Lava segera menggandeng tangan Ara. Kegugupan gadis itu tampak lucu dimatanya. Belum sempat Ara berusaha melepaskannya Lava sudah menariknya ke pintu masuk rumah. Diketuknya pintu itu sebentar lalu dibukanya.

"Assalamu'alaikum."

Lava segera mengajak Ara masuk ke dalam. Ternyata bagian dalam rumah Lava jauh lebih menakjubkan. Terlihat sangat luas karena sebagian ruangan hanya disekat dengan kaca sebagai dinding pembatasnya. Perabotan yang mengisi rumah itu juga sangat cocok dengan gaya dari rumah itu sendiri. Ara tak henti-hentinya mengagumi rumah itu.

"Eh, Den Lava sudah pulang," ujar seorang wanita paruh baya yang menyambut kedatangan mereka yang entah datang dari mana. Dari penampilannya yang sederhana dan caranya memanggil Lava, Ara yakin kalo wanita itu adalah pembantu rumah tangga di sini.

"Bunda mana, Bi?"

"Ada, Den. Lagi di ruang tengah nonton tv," jawabnya sambil menunjuk ke arah belakang.

Lava tersenyum tipis mendengar jawaban itu, "Yaudah, Bi," ujarnya lalu beralih ke Ara "Yuk, Ra." Lava kembali menarik tangan Ara. Ara kini pasrah dan menuruti saja ke mana Lava membawanya.

"Bun, ini Lava ngajak Ara ke sini. Bunda bilang pengen ketemu," ujar Lava pada seorang wanita cantik yang tengah duduk di sebuah sofa sembari menonton TV. Ara yakin sudah pasti Ibunya Lava.

"Eh, sudah pulang sayang. Sini Ara-nya suruh duduk di sebelah Bunda." Wanita itu menepuk-nepuk kursi di sebelahnya. Lily –Bunda Lava– terlihat senang sekali dengan kedatangan Ara. Ia memang sangat menantikannya.

Ara menuruti perkataan Bunda Lava dan duduk di sebelahnya. "Kenalin Tante. Saya Keiara Alea Dinata. Biasa dipanggil Ara." Ara memperkenalkan diri dengan sopan diiringi dengan senyuman manisnya. Ia merasa sedikit canggung berbicara dengan Ibunya Lava.

"Panggil aja Tante Lily. Kalo mau panggil 'Bunda' kaya Lava juga boleh." Tante Lily balas tersenyum lalu mengelus rambut Ara lembut. Lava senang ternyata Bundanya menyukai Ara dan bisa segera akrab.

ERROR : Love Or Lies [Revisi-Ongoing]Where stories live. Discover now